Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 1999
18 bakar minyak tanah 20-25 liter. Biaya pelatihan ini ditanggung oleh PP SULUT.
Dari hasil monitoring, kondisi terumbu karang di Blongko berada pada penutupan karang dengan kategori III 75 baik dengan jenis karang
terbanyak adalah karang jari Acropora sp, Montipora sp dan Porites sp. Setelah pelatihan, kegiatan monitoring terumbu karang akan dilaksanakan oleh kelompok
yang telah terbentuk, yaitu Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut.
8.2. Pelatihan monitoring terumbu karang di desa Tumbak
Proses pelaksanaan pelatihan berasal dari rencana penetapan marine sanctuary atau daerah perlindungan laut di desa Tumbak yang memerlukan
tenaga terlatih dalam monitoring terumbu karang. Gagasan ini ditindak-lanjuti oleh petugas lapang PP SULUT dengan mengadakan koordinasi dengan Kepala
Desa Tumbak. Kepala Desa, FEO dan asistennya menginformasikan kepada masyarakat dan memilih calon peserta pelatihan dengan kriteria: 1 memiliki
minat yang sungguh-sungguh, 2 responsif terhadap program yang ditawarkan oleh FEO, dan 3 tingkat pendidikan SLTP atau dinilai mampu mengikuti
materi latihan dengan mudah. Pelatihan monitoring terumbu karang dilaksanakan sebanyak tiga kali dan menghasilkan 35 orang terlatih Tabel-5.
Praktek monitoring terumbu karang pada tiga lokasi, yaitu di belakang Pulau Bentenan, Napo Sihabu dan daerah terumbu karang di depan desa
Tumbak. Ketiga lokasi tersebut merupakan calon kawasan marine sanctuary di desa Tumbak. Pelatihan ini dibiayai oleh PP SULUT,
terutama untuk konsumsi, sewa perahu, bahan bakar dan peralatan monitoring. Setiap kali pelatihan, menempuh jarak
pengamatan di tiga lokasi tersebut sejauh 3 km yang menghabiskan waktu efektif sekitar 4 jam di setiap lokasi.
Dari peserta pelatihan ini direncanakan akan dipilih sebanyak 12 orang peserta untuk mengikuti pelatihan moni-
toring terumbu karang lanjutan yang disebut pelatihan tingkat mahir. Perbedaan antara pelatihan biasa dengan
pelatihan tingkat mahir terletak pada muatan materinya, yaitu selain peserta mengetahui dan memahami persentase
penutupan dari berbagai jenis terumbu karang, dibekali
juga ekosistem terumbu karang biota laut, kehidupan dan jenis-jenis ikan sekitar terumbu karang. Peserta pelatihan tingkat mahir ini dipersiapkan
sebagai pelatihinstruktur pelatihan yang sama di desa Bentenan.
Gambar-4. Pelatihan teknik snorkeling dalam rangka kegiatan monitoring terumbu karang yang melibatkan masyarakat
Foto: Norma Mangampe
1. 2.
3. 10 - 15 Nopember 1997
04 - 10 Maret 1998 11 - 13 Maret 1998
Waktu No
Lama Hari Tabel-4. Waktu pelaksanaan dan peserta pelatihan
monitoring terumbu karang di desa Blongko, Sulawesi Utara.
Asal Peserta Jumlah Peserta
6 7
3 Dusun III
Dusun I Dusun I dan III
13 13
14
Sumber : Kasmidi 1997 dan Kasmidi 1998
Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 1999
19 Menurut para peserta, kegiatan pelatihan ini akan terus dilanjutkan
dengan kegiatan monitoring terumbu karang secara rutin atau kondisional oleh masyarakat dalam rangka mendukung program perlindungan laut di desa
Tumbak. Kegiatan masyarakat difasilitasi oleh Kelompok Pengelola Daerah Perlindungan Laut yang masih dalam proses pembentukan oleh masyarakat.
Sebagian peserta menjelaskan bahwa pelatihan ini cukup baik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam meningkatkan pengetahuan dan
wawasan mengenai kondisi lingkungan terutama terumbu karang, walaupun manfaat ekonomi secara langsung belum dapat dirasakan oleh masyarakat.
Para peserta telah mentransfer pengetahuan atau membagi pengalamannya dari hasil pelatihan ini kepada masyarakat secara lisan dan belum melakukan
alih keterampilannya dalam memonitor terumbu karang melalui praktek langsung di lokasi.
9. PELATIHAN PENGUKURAN GARIS PANTAI
Pengantar Pelatihan pengukuran garis pantai yang dilaksanakan di desa Bentenan dan desa Talise bertujuan agar masyarakat dapat memahami
dinamika garis pantai, menguasai teknik pengukuran pantai dengan metoda horizon dan waterpass, serta mampu menyajikan data perubahan garis pantai
secara praktis, periodik dan kontinyu. Peralatan dan pelatihinstruktur dalam pelatihan ini disediakan oleh PP SULUT sedangkan pesertanya adalah
masyarakat lokal di dua desa tersebut. Pelatih instruktur dalam pelatihan ini adalah 2 dua orang
konsultan teknis yang dikontrak oleh PP SULUT. Peralatan penting yang digunakan adalah staff gauge,
meter roll, kompas kecil juga data pasang surut.
Pelatihan dilaksanakan dengan menerapkan lebih banyak praktek di lapangan. Penyajian materi atau teori
diberikan melalui ceramah dalam kelas. Di dalam kelas, instruktur memberikan penjelasan tentang pengertian,
maksud dan manfaat pengukuran garis pantai serta petunjuk praktis tentang cara pengukuran garis pantai,
cara pengukuran tinggi muka air pasang surut,
pengolahan data hasil pengukuran dan menggambarkan hasilnya dalam bentuk peta garis pantai.
9.1. Pelatihan pengukuran garis pantai bagi masyarakat desa Bentenan
Gagasan PP SULUT tentang pelatihan pengukuran garis pantai diperkenalkan kepada masyarakat oleh FEO dalam pertemuan umum dengan
pejabat pemerintahan desa dan masyarakat. Dalam pertemuan ini kriteria peserta pelatihan ditetapkan, yaitu anggota dari kelompok umur muda dengan
tingkat pendidikan relatif lebih tinggi dari sebagian anggota masyarakat lainnya. Dari pertemuan ini terpilih 10 orang peserta. Selanjutnya FEO
berkonsultasi dengan PP SULUT dan mempersiapkan pelaksanaan pelatihan yaitu biaya, pelatihinstruktur, materi dan peralatan pelatihan. Pelatihan
pengukuran garis pantai telah dilaksanakan sebanyak tiga kali dan menghasilkan 20 orang terlatih dari Dusun III, IV dan V serta 2 orang FEO yang juga
mengikuti pelatihan ini Tabel-6.
Praktek pengukuran garis pantai dilakukan pada 12 titik bench mark secara terpisah dengan interval jarak 300 meter. Lokasi terletak pada tempat-
tempat yang diduga terjadi perubahan garis pantai erosi atau akresi baik yang musiman ataupun jangka panjang, yaitu dari ujung perbatasan desa
Tumbak sampai ujung dusun V Desa Bentenan. Dugaan ini didasarkan 1.
2. 3.
01 - 06 Juni 1998 24 - 29 Agustus 1998
09 - 15 Nopember 1998
Waktu No
Lama Hari Asal Peserta
Jumlah Peserta
7 6
6 Tumbak
2 dari Blongko Tumbak
12 12
11
Sumber : Ulaen 1998
Tabel-5. Waktu pelaksanaan dan peserta pelatihan monitoring terumbu karang di
desa Tumbak, Sulawesi Utara.