Siapa yang merencanakan dan memprakarsai early actions? Early

Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 1999 memerlukan waktu yang lebih lama. Siapa pencetus prakarsa early actions tidak menjadi penting dalam pelaksanaan kegiatan ini. Yang lebih penting adalah bahwa masyarakat merasa memiliki kegiatan tersebut. Hal ini merupakan kunci keberhasilan suatu early actions. 4. Bagaimana early actions dipilih atau ditentukan? Early actions dipilih berdasarkan sejumlah kriteria yang telah ditentukan dengan jelas. Di Sulawesi Utara, kriteria early actions adalah kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan masalah setempat yang berkaitan dengan pengelolaan wilayah pesisir; kegiatan yang dilaksanakan dalam jangka waktu pendek beberapa bulan; kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dimana masyarakat memberikan kontribusi, baik tenaga, waktu, material maupun finansial; kegiatan yang melibatkan partisipasi dan dukungan masyarakat luas, bukan kelompok tertentu saja. Di Sulawesi Utara, semua kegiatan early actions, baik yang diprakarsai oleh masyarakat maupun oleh proyek, usulannya selalu dikonsultasikan dengan masyarakat setempat. 5. Kegiatan early actions apa saja yang dipilih? Di Sulawesi Utara, kegiatan early actions yang dilaksanakan adalah penanaman mangrove, pengambilan bintang laut berduri atau Crown of Thorns CoT, pelatihan pengawasan terumbu karang, pelatihan pengawasan garis pantai, pembangunan pusat informasi masyarakat dan sarana MCK mandi, cuci, kakus pada lokasi- lokasi tertentu. 6. Bagaimana kegiatan early actions dilaksanakan? Bagaimana kegiatan tersebut didanai? Masyarakat setempat atau Proyek Pesisir melalui petugas lapangnya field extension officer bekerjasama dengan masyarakat setempat melaksanakan kegiatan early actions. Masyarakat mempunyai kontribusi besar dalam semua kegiatan early actions, terutama dalam bentuk curahan tenaga kerja, penyediaan bahanmaterial atau penggunaan peralatan yang diperlukan bagi kegiatan early actions, misalnya perahu. Pada saat sumberdaya yang diperlukan untuk kegiatan early actions tidak tersedia di tengah masyarakat atau lokasi setempat, maka pengadaan sumberdaya tersebut sebagian besar diupayakan oleh Proyek Pesisir. Pada akhir-akhir ini, Bappeda Tingkat I Propinsi Sulawesi Utara telah memberikan kontribusi berupa dana yang diperlukan untuk kegiatan early actions. Dana bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat untuk dikelola dan digunakan masyarakat dalam pelaksanaan early actions. Penggunaan dana tersebut dilaporkan masyarakat kepada Proyek Pesisir. 7. Bagaimana keberhasilan early actions dinilai? Walaupun saat ini terlalu dini untuk menilai efektivitas dan mengkaji keberlanjutan kegiatan early actions, hasil antara intermediate results yang ingin diperoleh dari kegiatan early actions sudah tercapai. Misalnya dengan terbentuknya kelompok- kelompok pemonitor lingkungan. Penilaian efektivitas kegiatan early actions terutama harus dilihat dari tujuan khususnya, seberapa jauh masyarakat mengetahui atau mengenal Proyek Pesisir, seberapa jauh masyarakat memberikan dukungan kepada pelaksanaan Proyek Pesisir, dan seberapa jauh early actions berfungsi sebagai cara untuk menguji-coba strategi pengeloaan pesisir yang akan diterapkan oleh Proyek Pesisir. Namun, kriteria keberhasilan tersebut sangat sulit diukur. Beberapa pelajaran yang mungkin dapat diambil dari pengalaman pelaksanaan kegiatan early actions: 8. Walaupun early actions telah terbukti sebagai suatu cara yang bermanfaat dalam memulai proyek pengelolaan wilayah pesisir di Sulawesi Utara, namun terlalu banyak kegiatan early actions dapat mengalihkan perhatian dari upaya perencanaan dan pengelolaan yang utama dan komprehensif. 9. Early actions telah menunjukkan hasil-hasil nyata dan telah mendorong masyarakat setempat dalam mendukung kegiatan-kegiatan jangka panjang, walaupun masyarakat belum atau tidak dapat melihat hasil early actions dalam waktu yang singkat. ix Pelajaran dari Pengalaman Proyek Pesisir 1997 - 1999 10. Keberhasilan early actions ditentukan oleh dua hal, yaitu dukungan masyarakat dan kelayakan teknis kegiatan yang diajukan. Salah satu contoh adalah kegagalan upaya penanaman mangrove yang diprakarsai oleh masyarakat di Bentenan. 11. Beberapa jenis kegiatan early actions, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, seperti sarana MCK, pusat informasi dan pengadaan air bersih, memerlukan tatanan penyelenggaraan yang dapat memastikan kelangsungan kerjasama masyarakat dalam penggunaan dan pemeliharaan infrasturktur yang dibangun tersebut. Ada kumpulan pengalaman dan teori yang luas tentang cara merancang suatu lembaga yang dapat menjamin kelangsungan kerjasama masyarakat secara kolektif, seperti penggunaan dan pemeliharaan infrastruktur oleh masyarakat. 12. Beberapa kegiatan early actions harus didahului dengan kegiatan pendidikan umum bagi masyarakat luas untuk memastikan mereka memahami proyek dan kemudian memberikan dukungan. PROVINCIAL WORKING GROUPS

1. Apakah yang dimaksud dengan

provincial working group? Provincial working group PWG adalah kelompok atau panitia khusus yang para anggotanya umumnya adalah staf instansi-instansi pemerintahan yang memiliki tanggungjawab hukum di wilayah pesisir. 2. Apa peran dan tanggungjawab PWG? PWG dibentuk dalam rangka: a memberikan arahan kebijakan dan membantu kelancaran pelaksanaan Proyek Pesisir; b mengkoordinasikan proyek dan membantu pemerintah daerah melalui proyek di tingkat propinsi; c meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sumberdaya pesisir terpadu integrated coastal manage- ment di kalangan instansi-instansi pemerintahan, dan dalam beberapa kasus mencakup juga kalangan pengusaha swasta dan lembaga swadaya masyarakat; dan d membina komunikasi dan pemahaman antar staf instansi pemerintahan dan para stakeholder lainnya. Nama lembaga PWG ini berbeda- beda di setiap propinsi lokasi proyek: Provincial Working Group PWG - Sulawesi Utara, Provincial Task Force dan Provincial Steering Committee PTF dan PSC - Kalimantan Timur dan Provicial Advisory CommitteeProvincial Steering Committee PACPSC-Lampung. 3. Bagaimana anggota PWG dipilih? Komposisi anggota PWG berbeda di antara masing-masing propinsi lokasi Proyek Pesisir, tetapi di setiap lokasi ada wakil-wakil dari instansi-instansi pemerintahan terkait dan setiap PWG diketuai oleh perwakilan dari Bappeda Tingkat I Propinsi. Di Sulawesi Utara dan Kalimantan Timur, para Manajer Program Lapangan Field Program Manager-FPM danatau para penasihat teknis Technical Ad- visor-TA dan perwakilan BAPPEDA menentukan anggota PWG berdasarkan instansi-instansi yang mereka anggap perlu atau relevan untuk terlibat dalam kelompok ini. Sementara itu, di Lampung FPM bekerjasama dengan wakil-wakil stakeholder untuk menentukan siapa yang seharusnya dilibatkan. 4. Kegiatan apa yang telah dilakukan oleh PWG? PWG telah terlibat dalam sejumlah kegiatan Proyek Pesisir. Di Sulawesi Utara, PWG terlibat dalam proses pemilihan desa lokasi proyek, studi tour untuk perbandingan, pelatihan lokakarya, penyusunan profil desa lokasi proyek, dan juga peninjauan terhadap kegiatan tahun pertama dan anggaran Proyek Pesisir. Kelompok ini juga membantu Proyek Pesisir dalam penyusunan laporan Proyek Pesisir kepada Gubernur dan Bupati. Di Kalimantan Timur, PWG berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan. Sedangkan di Lampung, walaupun kelompok ini secara formal baru akan mulai melakukan pertemuan, anggotanya sudah terlibat dalam beberapa kegiatan Proyek Pesisir, seperti pelatihan, pembuatan profile pesisir Propinsi Lampung dan proses pembentukan PWG. 5. Sejauh mana PWG berperan efektif ? Di Sulawesi Utara kelompok ini melakukan pertemuan bulanan dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan x