telah ditentukan oleh guru. Siswa dapat berdiskusi untuk meneliti tulisan tersebut. Guru berkeliling untuk memastikan hasil kerja siswa tersebut, kemudian guru akan
memanggil siswa untuk membacakan hasil pekerjaan mereka di depan kelas. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa.
Siswa dapat membenahi hasil pekerjaannya. Selanjutnya siswa mengumpulkan hasil pekerjaan ke meja guru.setelah mengevaluasi kegiatan pembelajaran, siswa
diberi kesempatan untuk bertanya dengan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada kegiatan akhir guru memberikan penguatan kepada siswa, agar siswa lebih matang dalam memahami tulisan argumentasi. Guru juga memberikan refleksi
pembelajaran pada pertemuan kedua. Selanjutnya guru memberikan masukan- masukan agar siswa tidak berhenti menulis. Karena menulis karangan argumentasi
membutuhkan latihan bertahap, agar siswa bisa meningkatkan kemampuan menulis argumentasi.
2.3 Kerangka Berpikir
Kegiatan yang masih enggan dilakukan oleh siswa saat ini adalah menulis. Bagi siswa kegiatan ini tidak memiliki manfaat yang berarti. Terlebih lagi banyak
bermunculan teknologi baru yang semakin memanjakan siswa untuk tidak menulis. Menulis merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara berlanjut atau terus-
menerus. Dengan menulis kita dapat mengubah bunyi yang kita tangkap dengan telinga menjadi lambang-lambang yang kita tulis. Menulis bisa juga sebagai
kegiatan untuk mengasah otak kita untuk mengingat kembali informasi yang telah
diterima sebelumnya. Keterampilan menulis memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Dengan keterampilan menulis dapat menuangkan isi hati dan pikiran
kita, menulis dapat mengasah otak penulisnya, menulis juga dapat mempertajam kemampuan berpikir, dan menulis juga menyehatkan.
Keterampilan menulis merupakan salah keterampilan yang diajarkan dalam Kurikulun Tingkat satuan Pendidikan KTSP tingkat SMA. Keterampilan
tersebut tercantum dalam kompetensi dasar pada kelas X semester 2, yakni menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraph argumentasi.
Dari kompetensi dasar tersebut, keterampilan menulis paragraf argumentasi pada siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran yang
telah dilakukan sebelumnya. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi
guru harus menggunakan metode dan media yang tepat dan menarik bagi siswa. Pemilihan metode dan media ini juga harus disesuaikan untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, diperlukan kondisi pembelajaran yang bisa membuat siswa tertarik dan nyaman dalam belajar.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran kontekstual. Metode ini menuntut siswa untuk sadar lingkungan dan aktif dalam
mencari informasi yang mereka butuhkan. Siswa akan mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan untuk menulis, kemudian mengaitkan informasi tersebut
dengan keadaan nyata sekitar mereka yang nantinya akan menjadi tulisan mereka. Panjang tulisan siswa tidak dibatasi oleh guru, melainkan waktu yang menjadi
penentu banyaknya kata yang siswa tulis. Dengan metode ini siswa juga belajar untuk bekerja sama dengan orang lain yait teman kelompok mereka.
Selain metode yang menarik, media yang tepat juga sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran ini. Media ICT merupakan media dengan tekhnologi
terbaru yang sudah digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran di kelas. Media ini digunakan untuk memaparkan materi dan sebagai media untuk mencari
informasi bagi siswa sebagai sumber menulis. Media ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah menyadari keadaan lingkungan sekitar mereka dan
memudahkan mereka mencari informasi untuk sumber tulisan mereka. Penggunaan metode dan media ini diharapkan mampu memberikan inovasi
lain dalam pembelajaran di kelas. Peneliti juga mengharapkan kemampuan menulis siswa dapat meningkat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian,
pembelajaran menggunakan metode kontekstual dalam media pembelajaran berbasis ICT dapat berjalan lancar. Selain itu, guru juga harus bisa menciptakan
suasana yang menarik bagi siswa. Suasana di dalam kelas sangat berpengaruh tehadap keberhasilan suatu pembelajaran.
Kerangka berpikir tersebut dapat divisualisasikan dengan bagan dibawah ini.
Bagan 1.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Tindakan