metode kontekstual dan media pembelajaran ICT yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
Dengan melakukan refleksi guru dapat mengetahui bahwa perubahan tindakan yang terjadi pada perilaku siswa dari siklus I ke siklus II. Setelah itu guru
akan menganalisis proses pembelajaran, baik dari bentuk tes maupun nontes. Bentuk tes berasal dari hasil menulis karangan argumentasi siswa, sedangkan
bentuk nontes berasal dari proses wawancara, catatan harian siswa dan guru, catatan sosiometri, dan dokumentasi selama proses pembelajaran.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode kontekstual dan menerapkan media
pembelajaran berbasis ICT pada kelas X. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 2 Temanggung, Temanggung Tahun Ajaran 2010 2011
Secara keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri 2 Temanggung berjumlah 98 siswa. Penelitian hanya dilakukan di kelas X-3 yang berjumlah 30 siswa, yang
terdiri atas 13 siswa putra dan 17 siswa putri. Pertimbangan dipilihnya kelas X-3 sebagai fokus subjek penelitian
didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut 1 hasil observasi bersama guru ketika hendak menentukan kelas, dari hasil pengamatan ketika ikut mengajar
bersama guru, ditemukan bahwa kelas X-3 adalah kelas yang keterampilan menulis karangan argumentasi siswanya rendah, 2 hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang menguatkan hasil pengamatan peneliti.
Berdasarkan tingkat keterampilan siswa menulis karangan argumentasi masih rendah, maka perlu dicarikan metode dan media pembelajaran yang sesuai.
Kesulitan yang dihadapi siswa pada umumnya adalah siswa masih kurang tertarik membaca, siswa masih kurang memiliki ide untuk mengarang, siswa masih
mempunyai keterbatasan kosakata, siswa masih kesulitan menggunakan tata bahasa baku, siswa masih sulit membedakan antara jenis paragraf argumentasi dan
eksposisi serta persuasi, siswa masih terpengaruh dengan bahasa pidato dan bahasa penyiar televisi, dan siswa masih sangat terpengaruh oleh bahasa gaul yang
digunakan ketika berkomunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, pemilihan metode dan media adalah salah satu yang dapat mengatasi masalah tersebut.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yakni variabel pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode
kontekstual dan menerapkan pembelajaran berbasis ICT, variabel keterampilan menulis karangan argumentasi, dan variabel perilaku siswa dalam bercerita.
3.3.1 Variabel Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Metode Kontekstual dan Menerapkan Pembelajaran Berbasis
ICT
Variabel bebas dalam pembelajaran ini yang dimaksud yaitu metode kontekstual dengan menerapkan pembelajaran berbasis ICT. Yang dimaksud
dengan menggunakan variable ini yaitu pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan memanfaatkan media ICT dalam memberikan materi dan
sebagai sumber informasi siswa serta mengajarkan siswa bekerja sama dan berlatih menemukan informasi dari suatu sumber.
Melalui variabel ini guru dapat melihat keaktivan siswa dalam mengikuti pembelajaran ini. Hal itu dapat dilihat dari antusias siswa mengikuti proses
pembelajaran. Siswa aktif bekerja sama dengan kelompoknya untuk menulis karangan argumentasi, mereka akan saling bertukar pikiran dan pendapat untuk
menemukan hal yang tepat untuk ditulis dalam karangan mereka. Hal ini juga akan menandakan keberhasilan media ICT sebagai media untuk menyalurka materi dan
sumber informasi mereka. Hal ini juga membuat mereka tidak jenuh berada di dalam kelas dan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran ini.
3.3.2 Variabel Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi
Keterampilan menulis karangan argumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses menulis karagan argumentasi. Kegiatan ini dimulai dengan siswa
memperhatikan materi yang diberikan guru melalui media power point, kemudian mencari informasi dari internet, selanjutnya siswa menulis karangan argumentasi
dari informasi yang mereka temukan. Aspek-aspek yang menjadi patokan siswa menulis karangan argumentasi yaitu banyaknya fakta, pendapat, dan bukti yang ada
dalam karangan; ketepatan fakta, pendapat, dan bukti yang ada dalam karangan tersebut; penguasaan bahasa; penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan;
kerapian tulisan; dan keruntuttan kalimat.
3.3 Indikator Kinerja
Peneliti mengharapkan indikator kinerja dari penelitian melalui metode kontekstual dengan menerapkan media pembelajaran berbasis ICT dalam dua
bentuk, yaitu indikator kuantitatif dan indikator kualitatif. Kedua indikator ini dapat membantu peneliti menganalisis hasil penelitian tersebut. Proses pembelajaran
merupakan hal yang paling berkaitan dengan indikator kinerja. Indikator kuantitaif berupa hasil akhir dari keterampilan menulis karangan
argumentasi siswa melalui metode kontekstual dengan menerapkan media pembelajaran berbasis ICT selama pembelajaran. Hasil tersebut diperolah dari
akumulasi keseluruhan tulisan karangan argumentasi siswa. Dari hasil tersebut ditemukan keberhasilan klasikal sebesar 75 dari seluruh siswa dalam kelas yang
diteliti. Di sisi lain penentu indikator kualitatif yaitu perubahan perilaku siswa selama
proses pembelajaran, siswa menuju ke arah positif atau negatif. Perilaku siswa yang diamati yaitu sikap siswa di dalam kelas seperti keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, kekritisan siswa di dalam kelas, rasa ingin tahu siswa mengikuti pembelajaran, dan kemampuan berbagi siswa. Semua perilaku tersebut akan terlihat
melalui proses observasi, wawancara, sosiometri, dokumentasi, dan catatan harian siswa.
3.4 Instrumen Penelitian