fakta dan penguat dalam karangan argumentasi. Mereka belum menguasai fakta dan penguat, sehingga hasil pekerjaan siswa menulis karangan argumentasi masih
belum maksimal dan belum mencapai target yang ditentukan.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Setelah melihat hasil tes dan nontes dari siklus I dari penelitian menulis karangan argumentasi menggunakan metode kontekstual dengan menerapkan
media pembelajaran berbasis ICT dapat dikatakan belum mencapai hasil yang maksimal. Hasil tes menulis karangan argumentasi siswa pada kondisi awal rata-
rata nilai siswa adalah 68,1 dan setelah dilakukan tindakan penelitian menulis karangan argumentasi menggunakan metode kontekstual dengan menerapkan
media pembelajaran berbasis ICT rata-rata kelas meningkat menjadi 70,8. Hasil ini menunjukkan kenaikan rata-rata kelas sebesar 2,7 dari nilai pada kondisi awal. Pada
kondisi awal hanya 6 siswa yang dapat mencapi kategori nilai baik, sedangkan pada siklus I ini siswa yang mencapai kategori baik meningkat menjadi 7 orang.
Mesikpun belum menunjukkan hasil yang signifikan, namun sudah ada peningkatan pada siklus I ini.
Data nontes siklus I berupa keaktivan, kekritisan, rasa ingin tahu, dan kemampuan berbagi. Keempat pendidikan karakter tersebut didapat dari hasil
observasi, catatan harian guru, catatan harian siswa, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto.
Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar siswa masih belum aktif. Mereka kurang bisa berkonsentrasi dalam pelajaran yang diberikan oleh guru. Ada yang
suka melamun dengan melihat ke luar jendela, ada yang sibuk dengan kaca, dan juga ada yang suka mengobrol. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran
belum mencapai hasil yang diharapkan. Hasil sosiometri menunjukkan bahwa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak siswa yang pasif dan berbuat ulah
dalam satu kelompoknya. Siswa tersebut harus diberi perhatian dan penjelasan agar mereka menjadi aktif dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga harus
memberikan arahan atau motivasi kepada mereka. Berdasarkan hasil dokumentasi foto menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang berperilaku negatif. Hal ini
dapat dilihat pada foto ketika pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan metode kontekstual dengan menerapkan media pembelajaran
berbasis ICT berlangsung. Siswa masih sibuk berbicara dengan teman pada saat guru memberikan penjelasan. Oleh karena itu, guru harus memberikan pengarahan
pada siswa agar siswa bisa bersikap positif. Pendidikan karakter yang kedua, yaitu kekritisan siswa. Berdasarkan hasil
observasi, sebagian siswa sudah memperhatikan penjelasan guru tentang materi argumentasi. Siswa juga berani untuk mengemukakan pendapat mereka ketika guru
menanyai mereka, siswa juga tak malu untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Kekritisan siswa terlihat ketika siswa sedang berdiskusi dengan
kelompok untuk menyusun informasi yang diperoleh menjadi tulisan argumentasi. Pendidikan karakter yang ketiga, yaitu rasa ingin tahu siswa. Pendidikan
karakter siswa kali ini ditunjukkan ketika siswa memiliki rasa ingin tahu untuk memecahkan maslah yang mereka hadapi, seperti siswa menanyakan materi yang
belum jelas, selalu mencari informasi yang tepat untuk digunakan sebagai bahan
tulisa dalam karangan argumentasi mereka, dan siswa mencari tahu aspek yang diperhatikan dalam menulis karangan argumentasi. Pada siklus I, sebagian siswa
sudah memiliki rasa ingin tahu yang besar. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang yang masih malu dan tidak berani unjuk di depan teman-teman mereka.
Pendidikan karakter yang keempat, yaitu kemampuan berbagi siswa. Pada siklus I, kemampuan berbagi siswa terlihat ketika melakukan kegiatan diskusi baik
dengan teman sebangku maupun berkelompok. Siswa akan belajar untuk membagi kemampuan yang mereka dan saling melengkapi ilmu yang mereka peroleh.
Dengan demikian kemampuan berbagi ini sangat bermanfaan bagi siswa. Ketika berkelompok siswa akan berbagi baik ketika berpendapat, mencari sumber tulisan
di internet, maupun ketika menyusun karangan argumentasi. Sedangkan ketika sedang bersama teman sebangku, siswa akan berbagi kemampuan untuk
menganalisis karangan argumentasi milik teman mereka. Pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan metode
kontekstual dengan menrapkan media pembelajaran berbasis ICT berdasarkan hasil dokumentasi foto pada saat diskusi, siswa masih belum bisa berbagi dengan baik.
Kebanyakan siswa memanfaatkan saat berdiskusi dengan mengobrol di luar pelajaran dengan teman sekelompok. Berdasarkan hasil catatan harian siswa dan
wawancara, beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam membedakan penguata fakta atau buki dalam karangan argumentasi. Hal ini disebabkan oleh
siswa masih bingung dan kurang latihan dalam menulis karangan argumentasi. Selain itu, sebagian siswa juga mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan dan
tanda baca yang baik dan benar. Hal ini disebabkan oleh guru tidak pernah memberi
materi tentang menyunting, sehingga pengetahuan siswa tentang penggunaan ejaan dan tanda baca sangat sedikit. Kesulitan siswa dalam pengembangan kalimat, siswa
masih sangat kurang dalam mengembangkan kalimat karangan argumentasi. Guru harus lebih mengasah kemampuan menulis siswa dan guru juga harus memberikan
materi penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar. Hasil refleksi baik hasil tes dan nontes pada siklus I belum mencapai hasil
yang maksimal. Hasil refleksi tersebut sebagai acuan untuk memperbaiki hasil pada siklus II, sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal. Target yang akan dicapai
adalah siswa dapat menulis karangan argumentasi dengan baik dan benar, yaitu dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 75 atau mencapai ketuntatasan
klasikal, yaitu siswa yang mendapat nilai 75 berjumlah 65 dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan metode
kontekstual dengan menerapkan pembelajaran berbasis ICT. Selain itu, target yang akan dicapai peneliti, yaitu mengubah perilaku siswa dari negatif ke arah yang
positif dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Perubahan perilaku tersebut dapat dilihat dengan siswa yang masih pasif dalam mengungkapkan
pendapatnya dan bertanya kepada guru dapat menjadi siswa yang lebih aktif., siswa yang belum bisa bersikap kritis menjadi siswa yang kritis, dan lebih bisa berbagi.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I, siklus ini juga merupakan perbaikan dari siklus I. Pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan
metode kontekstual dengan menerapkan media pembelajaran berbasis ICT pada