18
dam faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar
belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dalam
masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan media massa.
Dari penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar ada dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Sedangkan
untuk faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Keduanya memiliki keterkaitan yang sangat
erat guna mencapai proses pembelajaran yang diharapkan.
2.1.4 Hakikat Pembelajaran
Gagne 1981 dalam Rifa’i dan Anni, 2009: 192 menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang
dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Hampir sama dengan Gagne,
19
Briggs 1992 dalam Rifa’i dan Anni 2009: 193 memberikan definisi pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik
sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Dari dua definisi pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kondisi
yang dirancang sedemikian rupa oleh pembelajar sehingga dapat mempengaruhi peserta didik atau pebelajar dan memudahkan peserta didik berinteraksi dengan
lingkungan.
2.1.5 Aktivitas Belajar Siswa
Sekolah merupakan pusat belajar, artinya sekolah merupakan wahana untuk mengembangkan aktivitas belajar anak. Diedrich dalam Rohmah 2012:
268 membuat suatu daftar yang berisi kegiatan siswa yang antara lain digolongkan sebagai berikut:
1 Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, mengamati pekerjaan
orang lain. 2 Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memebri
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3 Listen Activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan,diskusi, musik dan pidato.
20
4 Writing Activities, seperti : menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5 Drawing Activities, seperti : menggambar, membuat peta, grafik, diagram.
6 Motor Activities, seperti : melakukan percobaan membuat konstruksi, bermain, berkebun, berternak.
7 Mental Activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8 Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Dari beberapa aktivitas belajar yang dikemukakan diatas, aktivitas dalam pembelajaran STAD hampir mencakup seluruh aspek diatas yakni visual activities,
oral activities, listen activities, writing activities, dan mental activities.
Sejalan dengan kegiatan belajar yang digolongkan oleh Diedrich, menurut Susilofy 2010 aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilaksanakan
baik secara jasmani atau rohani selama proses pembelajaran terjadi. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang mengarah pada proses belajar seperti
bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan. Dalam hal kegiatan belajar, Rousseau dalam Rohmah 2012: 264
memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja
21
sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang harus belajar aktif sendiri. Tanpa
ada aktivitas, belajar tidak mungkin terjadi. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Diedrich dan Susilofy
tersebut, penulis menganalisis aktivitas belajar siswa ke dalam beberapa aspek yang diamati yakni sebagai berikut: 1 keaktifan siswa saat penyajian materi
menggunakan media tiga dimensi; 2 kerja sama siswa dalam mengerjakan tugas kelompok; 3 keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok;
4 keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan atau pendapat; 5 ketekunan siswa dalam menyelesaikan kuis yang diberikan guru.
Dengan demikian dapat disimpulkan aktivitas belajar adalah kegiatan- kegiatan yang dilakukan individu siswa dalam proses belajar yang mendukung
proses pembelajaran baik kegiatan yang bersifat fisik maupun yang bersifat mental.
2.1.6 Hasil Belajar