Penelitian Mengenai Perilaku Konsumen

ingatan dan iklan atau rekomendasi, loyal terhadap merek tertentu dalam hal ini merek Silverqueen, membeli secara mendadak, serta lebih memilih membeli cokelat di swalayan. Kurniawan 2004 meneliti mengenai Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Penghasil Bahan Baku Cokelat Dengan Metode Economic Value Added EVA Studi Kasus di PT Cahaya Kalbar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh krisis ekonomi terhadap kondisi umum keuangan perusahaan dan menganalisis pengaruh krisis ekonomi terhadap EVA yang dihasilkan perusahaan. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa krisis ekonomi yang terjadi pada semester kedua tahun 1997 memberikan pengaruh terhadap kondisi umum keuangan perusahaan. Pada saat memasuki periode krisis ekonomi, laba yang dihasilkan perusahaan mulai mengalami penurunan yang drastis, terutama untuk laba sebelum pajak, laba sebelum hak minoritas, dan laba bersih yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 35,9 persen dibandingkan periode sebelum krisis ekonomi. Sedangkan dari hasil analisis pengaruh krisis ekonomi terhadap EVA perusahaan didapatkan bahwa pada masa periode krisis, nilai tambah perusahaan bernilai negatif hingga mencapai 2.429,5 persen.

2.4.2 Penelitian Mengenai Perilaku Konsumen

Laila 2008 menganalisis mengenai Proses Keputusan Pembelian dan Evaluasi Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pembelian Roti Tawar Merek Le Gitt di Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perilaku konsumen terhadap tahap-tahap proses keputusan pembelian roti Le Gitt dan menganalisis tingkat kepuasan terhadap pembelian roti Le Gitt dengan tujuan meningkatkan kualitas roti Le Gitt yang sesuai dengan harapan konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah analisis tabulasi deksriptif untuk mengidentifikasi profil pelanggan serta Importance Performance Analysis untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Dari hasil analisis deskriptif diketahui bahwa responden yang mengkonsumsi roti Le Gitt semuanya adalah wanita dan sebagian besar telah menikah dengan latar belakang pendidikan Sarjana, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berpendapatan rumah tangga di atas Rp 5 juta. Dari hasil analisis tingkat kepuasan menggunakan IPA diperoleh hasil bahwa atribut warna roti dan harga merupakan prioritas utama yang harus ditingkatkan. Atribut yang harus dipertahankan adalah rasa, kelembutan roti, pencantuman izin Depkes pada kemasan, pencantuman tanda halal pada kemasan, pencantuman tanggal kadaluarsa, serta kemudahan dalam memperoleh produk. Saran yang diberikan untuk pihak perusahaan adalah meningkatkan atribut-atribut yang masih harus ditingkatkan, yaitu warna dan harga roti serta mempertahankan atribut-atribut yang harus dipertahankan. Selain itu perusahaan juga sebaiknya mencantumkan tingkat komposisi pada kemasan agar konsumen mengetahui kandungan gizi roti. Arfianto 2007 melakukan penelitian mengenai Perilaku Konsumen Terhadap Keberadaan Biskuit Merek Pengikut di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen biskuit di Kecamatan Bogor Tengah, menganalisis proses keputusan pembelian terhadap biskuit, mengukur persepsi konsumen terhadap merek bskuit OREO dan RODEO, menganalisis keunggulan bersaing kedua merek biskuit, preferensi konsumen terhadap biskuit serta tingkat kepuasan konsumen terhadap kedua merek bskuit tersebut, serta menganalisis korelasi antara karakteristik responden dengan sikap responden terhadap biskuit. Alat yang digunakan adalah Cochran Test, Deskriptive Analysis, Analisis Multiatribut Fishbein, Perceive Analysis, Analisis Tingkat Kesenjangan Gap, dan Uji Chi Square. Hasil yang diperoleh terlihat bahwa kinerja biskuit OREO menunjukkan angka yang positif pada atribut rasa, kemasan, label halal, dan teksturkesegaran. Atribut yang mempunyai nilai kualitas persepsi tertinggi adalah label halal. Untuk biskuit RODEO, hanya atribut valume dan harga biskuit yang bernilai positif. RODEO mempunyai keunggulan bersaing dalam hal harga. Untuk OREO mempunyai keunggulan bersaing dalam hal label halal, kemasan, rasa, dan teksturkesegaran. Yanuarti 2007 menganalisis mengenai Perilaku Konsumen Produk Dodol Picnic dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran pada PT Herlinah Cipta Pratama. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik umum dan proses keputusan pembelian konsumen dodol Picnic, menganalisis penilaian konsumen terhadap atribut dodol Picnic, menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja, atribut produk dodol Picnic, dan menyusun rekomendasi kebijakan pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dodol Picnic. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan tabulasi deskriptif, model sikap multiatribut Fishbein, dan Importance Performance Analysis IPA. Responden dodol Picnic sebagian besar adalah wanita, berumur antara 30-39 tahun, sebagian besar berstatus sudah menikah. Mayoritas responden Suku Sunda, berpendidikan sarjana, mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dengan pendapatan antara Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000. Hasil analisis sikap multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa responden memberikan nilai yang tinggi pada atribut label halal, kejelasan tanggal kadaluarsa, merek, izin Depkes, dan rasa. Responden memberikan nilai yang rendah pada atribut harga. Hasil IPA menunjukkan bahwa atribut dodol Picnic yang masuk pada kuadran I adalah atribut isi. Rekomendasi kebijakan pemasaran, untuk produk diperlukan perbaikan atribut isi dengan cara menambah jumlah isi dodol Picnic per kemasan. Pinem 2006 melakukan penelitian mengeni Sikap dan Harapan Konsumen Terhadap Air Minum Beroksigen dengan Kasus Supermarket di Kota Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik konsumen air minum beroksigen, menganalisis bauran pemasaran air minum beroksigen, serta membuat alternatif strategi pemasaran melalui kinerja perusahaan dan harapan konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen air minum beroksigen dan menganalisis bauran pemasaran serta Importance Permorfance Analysis IPA untuk menganalisis kinerja perusahaan dan harapan konsumen. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa karakteristik terbanyak konsumen air minum beroksigen adalah wanita 71 persen, berstatus menikah 60 persen, pegawai swasta 76 persen, tingkat pendidikan sarjana 57 persen, berpendapatan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 26 persen, berusia 21 – 30 tahun 61 persen, serta merupakan suku Sunda 40 persen. Berdasarkan hasil IPA terhadap dua merek yaitu Cleo dan Super O2 didapatkan bahwa Cleo harus meningkatkan kinerja atribut kesegaran, komposisi, harga, dan harga promosi; mempertahankan prestasi ukuran kemasan, badan izin Depkes, tanggal kadaluwarsa, dan ketersediaan produk; serta memprioritaskan rendah atribut cara meminum, pencantuman kode produksi, rasa, aroma, dan iklan. Sedangkan merek super O2 harus meningkatkan kinerja atribut logo halal, harga, kejernihan, dan ketersediaan produk; mempertahankan prestasi kesegaran, warna label, badan izin Depkes, tanggal kadaluwarsa, kode produksi, dan komposisi; serta memprioritaskan rendah atribut cara meminum dan harga promosi Sahertian 2006 menganalisis tentang Sikap Konsumen dan Rentang Harga Pada Keputusan Pembelian Beras Organik Amani. Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis karakteristik serta keputusan pembelian konsumen beras organik Amani, menganalisis sikap reponden terhadap atribut beras organik Amani dibandingkan beras merek lain, menganalisis rentang harga beras organik Amani yang wajar menurut responden, serta implikasi manajerial bagi PT Amani Mastra dalam pemasaran produk beras organik berdasarkan respon responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deksriptif untuk menganalisis karakteristik dan proses keputusan pembelian beras organik secara umum, analisis Fishbein untuk menganalisis sikap konsumen terhadap produk beras organik, dan analisis sensitivitas harga untuk melihat rentang harga yang wajar terhadap produk beras organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen beras organik Amani adalah orang berusia 31-41 tahun, memiliki jumlah penghuni rumah tangga sebanyak 3-4 orang, berpengeluaran Rp 3,5 juta hingga Rp 5,5 juta, berpengeluaran beras organik per bulan sebesar Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu, tingkat pendidikan sarjana, pekerjaan ibu rumah tangga, dan berasal dari suku Jawa. Selain itu, dalam membeli beras organik, konsumen beralasan bahwa beras organik baik untuk kesehatan, mendapat informasi dari tema atau kerabat, mengutamakan variable kualitas produk, rasa, aroma, dan daya tahan dalam membeli beras organik, membeli secara rutin dan direncanakan sebanyak 4-5 kali sebulan dan berminat melakukan pembelian kembali. Dalam analisis sikap Fishbein ditunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai beras organik Amani dibandingkan dengan beras impor dan beras lokal dengan interpretasi penilaian konsumen baik pada ketiga jenis beras tersebut. Dan hasil analisis sensitivitas harga menunjukkan bahwa harga tingkat terendah MEP untuk beras organik Amani sebesar Rp 7.899, tingkat murah IPP sebesar Rp 8.525, tingkat harga optimum sebesar Rp 9.124 dan harga tertinggi MEP sebesar Rp 9.850, hingga tingkat harga wajar bagi konsumen sebesar Rp 8.525 sampai dengan Rp 9.124. Berdasarkan pada studi penelitian terdahulu tentang cokelat, penelitian mengenai cokelat masih sangat sedikit. Namun penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap produk sudah banyak dilakukan. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumen terhadap produk, penelitian ini memiliki persamaan dalam penggunaan alat analisis yaitu menggunakan Analisa Multiatribut Fishbein dan Importance Performance Analysis IPA. Perbedaannya dengan penelitian terdahulu adalah adanya penambahan alat analisis Customer Satisfaction Index CSI untuk mengukur kepuasan pelanggan dan dilakukan pada objek yang berbeda yaitu Cookies Cokelat Waroeng Cokelat sehingga hasil dan manfaat yang diperoleh juga akan berbeda. III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis