Perumusan Masalah Perilaku Konsumen Cookies Cokelat “Waroeng Cokelat” di Kota Bogor

1.2 Perumusan Masalah

Waroeng Cokelat merupakan salah satu UKM unggulan binaan Disperindagkop Kota Bogor dalam industri makanan yang bergerak dalam bidang produksi dan perdagangan produk berbahan baku cokelat. Produk yang dihasilkan dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu candy pralin cokelat dan cookies kue kering cokelat. Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan Waroeng Cokelat, ternyata nilai penjualan cookies cokelat lebih besar dibandingkan dengan penjualan candy cokelat. Hal ini dapat terlihat dari jumlah cokelat batangan sebagai bahan baku yang digunakan dalam pembuatan cookies cokelat lebih besar dibandingkan dengan jumlah cokelat batangan yang digunakan dalam pembuatan permen cokelat dari tahun 2003 hingga 2007 Tabel 2. Tabel 2 Jumlah Cokelat Batangan yang Digunakan Dalam Pembuatan Permen dan Cookies Cokelat Tahun Cokelat Batangan yang Digunakan kg Candy Cokelat Cookies Cokelat 2003 15 62 2004 26 137 2005 50 150 2006 72 167 2007 214 600 Cookies cokelat merupakan produk yang ditawarkan oleh Waroeng Cokelat terutama pada hari raya Idul Fitri. Pada hari raya Idul Fitri tanpa cookies yang menghiasi meja ruang tamu, seakan merupakan pemandangan yang tidak biasa. Kehadiran cookies-cookies itu saat merayakan Idul Fitri, memang sudah menjadi tradisi yang kuat di masyarakat kita, baik untuk menyambut keluarga yang berkunjung maupun untuk dikonsumsi sendiri. Maka, pada hari-hari menjelang datangnya hari besar keagamaan itu, kebutuhan masyarakat terhadap aneka cookies menjadi tinggi. Hal ini kemudian menjadi suatu peluang Waroeng Cokelat untuk memasarkan cookies cokelat pada saat hari raya Idul Fitri. Dari tahun 2003 sampai tahun 2007, penjualan cookies cokelat Waroeng Cokelat terus meningkat. Peningkatan penjualan ini membuktikan bahwa permintaan terhadap produk ini terus meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3. Penjualan pada saat hari raya Idul Fitri memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap jumlah penjualan cookies cokelat tersebut dibandingkan hari-hari selain Idul Fitri. Tabel 3 Perkembangan Penjualan Cookies Cokelat Waroeng Cokelat dari Tahun 2003-2007 Tahun Penjualan Cookies Cokelat Rp Selain Idul Fitri Saat Idul Fitri 2003 - 17.600.000 2004 - 36.000.000 2005 4.480.000 56.000.000 2006 16.800.000 79.200.000 2007 42.000.000 210.000.000 Karakteristik bisnis di bidang cookies memang cenderung siklikal atau musiman. Artinya, produk ini banyak dikonsumsi oleh sebagian masyarakat pada saat hari raya. Oleh sebab itu, pada musim tersebut banyak bermunculan penjual- penjual cookies yang menawarkan cookies mereka ke pasar sehingga menimbulkan persaingan yang ketat di antara pengusaha cookies. Bukan hanya pengusaha yang menjual cookies setiap hari tetapi juga pengusaha makanan jenis lain yang ikut memproduksi cookies. Hal ini terjadi karena pembuatan cookies sangat mudah sehingga dapat ditiru oleh semua orang termasuk juga produk yang dihasilkan oleh Waroeng Cokelat. Cepat atau lambat pihak Waroeng Cokelat percaya bahwa cookies cokelat buatannya akan ditiru oleh pihak lain. Sehingga, meskipun pasarnya sangat besar, untuk berhasil dalam bisnis cookies cokelat Idul Fitri, tetap saja dibutuhkan suatu strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahankan konsumen yang ada saat ini dengan memberikan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen karena konsumen merupakan sasaran perusahaan dalam menjalankan strategi pemasaran. Untuk dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, maka pihak perusahaan perlu melakukan analisis pasar yang selama ini menurut Baga 2006 tidak pernah dilakukan oleh UKM. Salah satu analisis pasar yang dapat dilakukan adalah dengan analisis perilaku konsumen karena menurut Kotler 2005, konsumen saat ini lebih cerdas, lebih sadar harga, dan lebih menuntut kualitas yang akan diperoleh dalam memaksimalkan kepuasannya. Setiap konsumen memiliki karakteristik berbeda yang akan mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Konsumen pun akan membentuk sikap yang berbeda terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat berdasarkan pengalaman yang sudah mereka dapatkan ketika mengkonsumsi produk tersebut. Sikap konsumen mencerminkan rasa suka atau tidak suka terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat. Rasa suka atau tidak suka konsumen akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian selanjutnya. Dari pembelian tersebut konsumen akan merasakan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah, yaitu: 1. Bagaimana karakteristik umum dan proses keputusan pembelian konsumen cookies cokelat Waroeng Cokelat pada saat hari raya Idul Fitri? 2. Bagaimana sikap dan tingkat kepuasan konsumen berdasarkan penilaiannya terhadap terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat? 3. Bagaimana alternatif bauran pemasaran yang sesuai berdasarkan perilaku konsumen cookies cokelat Waroeng Cokelat pada saat hari raya Idul Fitri?

1.3 Tujuan Penelitian