Pemasaran Produk Perilaku Konsumen Cookies Cokelat “Waroeng Cokelat” di Kota Bogor

Cookies cokelat yang dihasilkan hingga tahun 2007 lalu ada empat jenis yaitu kurma cokelat, pindekas cokelat, etnik cokelat, dan marbel cokelat. Untuk tahun 2008 ini, perusahaan mengeluarkan dua jenis baru yaitu Milk Chesee Cokelat dan Dark Chesee Cokelat. Cookeis cokelat dikemas dengan menggunakan toples plastik transparan yang berukuran setengah kilogram. Pemilik Waroeng Cokelat selalu berusaha memberikan jenis-jenis cookies baru yang unik dan menarik. Konsumen cookies cokelat adalah ibu rumah tangga karena cookies cokelat dibuat untuk konsumsi keluarga. Selain kedua produk tersebut, Waroeng Cokelat memiliki produk yang ditujukan untuk acara-acara tertentu seperti souvenir, dan parsel. Souvenir dan parsel dikemas secara khusus sesuai dengan permintaan pelanggan.

5.4 Pemasaran

Pada awalnya, kegiatan pemasaran Waroeng Cokelat dilakukan oleh pihak keluarga pemilik perusahaan. Produk yang dihasilkan lebih banyak dijual di toko Waroeng Cokelat yang terletak yang juga berlokasi di tempat tinggal pemilik perusahaan. Dengan kata lain, Waroeng Coklat menjual dengan cara pasif, yaitu menunggu konsumen untuk datang dan membeli langsung ke Waroeng Cokelat. Pada tahun 2005, Waroeng Cokelat mulai merubah cara distribusinya yaitu dengan menggunakan tenaga penjual untuk memasarkan produknya langsung ke konsumen mendekatkan ke konsumen melalui sistem pesanan. Dengan cara seperti ini, Waroeng Cokelat dapat memperluas daerah pemasarannya hingga ke Jakarta dan Bandung. Tenaga penjualan yang disebut dengan distributor ini memiliki latar belakang pendidikan dan usia yang berbeda. Untuk produk candy cokelat, distributor umumnya merupakan para pelajar atau mahasiswa dari sekolah- sekolah dan perguruan tinggi seperti SMU Negeri 3 Bogor, SMP PGRI 8 Bogor, SMU YKTB, Universitas Kristen Indonesia dan lain-lain. Sedangkan untuk cookies cokelat, distributor mayoritas merupakan pegawai kantor seperti karyawan di Bank BNI, Koperasi Pegawai IPB, Balai Pengolahan Pasca Panen, dan lain-lain. Para distributor ini mendapatkan keuntungan hasil penjualan dari selisih harga pembelian dari Waroeng Cokelat dan penjualan kepada konsumen. Karena para distributor ini sesungguhnya merupakan para penjual independen yang mendapatkan diskon harga pembelian dari Waroeng Cokelat setelah membeli produk dalam batasan jumlah tertentu. VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

6.1 Karakteristik Umum Responden

Karakteristik umum responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan rumah tangga per bulan.

6.2.1 Jenis Kelamin

Sebagian besar responden Waroeng Cokelat berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 86,7 persen. Hal ini karena wanita mendominasi dalam pengambilan keputusan pembelian cookies pada saat hari raya Idul Fitri. Lebih dominannya wanita sebagai konsumen cookies cokelat Waroeng Cokelat membuktikan bahwa target pasar dari Waroeng Cokelat yang merupakan pegawai wanita telah tercapai. Tabel 6 Sebaran Jenis Kelamin Responden Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Jenis Kelamin Jumlah orang Persentase Wanita 26 86,7 Laki-laki 4 13,3 Total 30 100,0

6.2.2 Kedudukan dalam Keluarga

Sebagian besar kedudukan responden dalam keluarga adalah sebagai istri yaitu sebesar 60 persen. Sedangkan responden yang berkedudukan sebagai anak dan suami dalam keluarga yaitu sebesar 26,7 persen dan 13,3 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa istri memegang peranan dalam pembelian cookies pada saat hari raya Idul Fitri. Adanya peran suami dalam pembelian cookies cokelat karena mereka bekerja di kantor yang merupakan tempat pemasaran Waroeng Cokelat dan istri mereka tidak bekerja di tempat yang sama atau hanya sebagai ibu rumah tangga. Tabel 7 Sebaran Kedudukan Responden dalam Keluarga Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Kedudukan dalam Keluarga Jumlah orang Persentase Istri 18 60,0 Suami 4 26,7 Anak wanita 8 13,3 Total 30 100.0

6.2.3 Usia

Pada Tabel 8 terlihat bahwa sebaran usia responden didominasi antara 21 sampai 30 tahun sebanyak 53,3 persen. Sebanyak 26,7 persen responden berusia 31 sampai 40 tahun. Sedangkan responden yang berusia 41 sampai 50 tahun dan diatas 50 tahun masing-masing sebesar 10 persen. Tabel 8 Sebaran Usia Responden Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Usia tahun Jumlah orang Persentase 21 – 30 16 53,3 31 – 40 8 26,7 41 – 50 3 10,0 50 3 10,0 Total 30 100,0

6.2.4 Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh seperti yang terlihat dalam Tabel 9 didominasi oleh pendidikan tingkat SMA atau sederajat yaitu sebanyak 60 persen. Kemudian sebanyak 40 persen memiliki tingkat pendidikan Sarjana. Hal ini memperlihatkan bahwa responden sudah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi konsumen Waroeng Cokelat akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian mereka seperti mencari informasi yang lebih banyak mengenai cookies cokelat yang akan mereka beli. Tabel 9 Sebaran Tingkat Pendidikan Terakhir Responden Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Tingkat Pendidikan Terakhir Jumlah orang Persentase SMAsederajat 18 60,0 Sarjana 12 40,0 Total 30 100,0

6.2.5 Jenis Pekerjaan

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 10, terlihat bahwa sebaran jenis pekerjaan responden adalah sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 53,3 persen. Selanjutnya adalah sebagai PNS 43,3 persen dan honorer 3,3 persen. Ini berarti responden adalah wanita karir yang tidak memiliki waktu banyak untuk membuat cookies sendiri pada saat hari raya Idul Fitri sehingga lebih cenderung untuk membeli. Tabel 10 Sebaran Jenis Pekerjaan Responden Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Pekerjaan Jumlah orang Persentase Karyawan Swasta 16 53,3 PNS 13 43,3 Lainnya, honorer 1 3,3 Total 30 100

6.2.6 Jumlah Anggota Rumah Tangga

Responden cookies cokelat didominasi oleh rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga sebanyak 3-4 orang Tabel 11 yaitu sebesar 76,7 persen. Responden ini merupakan keluarga kecil dengan jumlah anak 1-2 orang. Tabel 11 Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Jumlah Anggota RT orang Jumlah orang Persentase 3 13 43,3 4 10 33,3 5 7 23,3 Total 30 100.0

6.2.7 Pendapatan Rumah Tangga per Bulan

Berdasarkan BPS dalam Devaluasari 2006, pendapatan dapat diktegorikan sebagai rumah tangga berpendapatan rendah, menengah, dan tinggi. Pendapatan rendah yaitu dengan rata-rata pendapatan rumah tangga per bulan kurang dari Rp 2.000.000, pendapatan menengah yaitu antara Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000, dan pendapatan tinggi yaitu yang memiiki pendapatan rumah tangga per bulan lebih dari Rp 5.000.000. Pada Tabel 12 terlihat sebaran jumlah pendapatan rumah tangga per bulan responden didominasi dengan pendapatan menengah yaitu antara Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000 sebesar 70 persen. Ini berarti pendapatan tersebut merupakan pendapatan minimal yang dimiliki oleh rumah tangga pada saat hari raya Idul Fitri karena pada saat hari raya Idul Fitri ada tambahan pendapatan yang disebut dengan Tunjangan Hari Raya THR apalagi sebagian besar responden adalah karyawan swasta. Selanjutnya sebanyak 16,7 persen responden berpendapatan rendah yaitu memiliki pendapatan rumah tangga per bulan sebesar kurang dari Rp 2.000.000 dan 13,3 persen responden berpendapatan tinggi dengan pendatapatan rumah tangga per bulan sebesar lebih dari Rp 5.000.000. Tabel 12 Pendapatan Rumah Tangga Responden Cookies Cokelat Waroeng Cokelat per Bulan Pendapatan per bulan Jumlah orang Persentase Rp 2.000.000 5 16,7 Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000 21 70,0 Rp 5.000.000 4 13,3 Total 30 100,0

6.2.8 Kali Pembelian

Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Pada Hari Raya Idul Fitri Sebagian besar responden yaitu sebanyak 80 persen telah melakukan pembelian dua sampai tiga kali yaitu pada saat hari raya Idul Fitri. Sedangkan sebanyak 20 persen baru melakukan satu kali pembelian yaitu pada hari raya Idul Fitri tahun 2007. Hal ini berarti bahwa responden telah memiliki pengetahuan mengenai cookies cokelat Waroeng Cokelat. Tabel 13 Kali Pembelian Cookies Cokelat Waroeng Cokelat oleh Responden Pada Hari Raya Idul Fitri Kali Pembelian Responden Jumlah orang Persentase 1 6 20,0 2 12 40,0 3 12 40,0 Total 30 100,0

6.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Cookies Saat Hari Raya Proses pengambilan keputusan pembelian responden terhadap produk cookies pada saat hari raya Idul Fitri terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, pasca pembelian.

6.2.1 Pengenalan Kebutuhan

Pada saat hari raya Idul Fitri, responden memiliki kebutuhan untuk menyediakan cookies sebagai pelengkap hari raya. Responden yang sebagian besar adalah wanita karir yang berkedudukan sebagai istri dalam keluarga, memiliki sedikit waktu untuk membuat cookies tersebut sendiri. Hal ini membuat mereka memutuskan melakukan pembelian cookies untuk memenuhi kebutuhannya itu. Untuk jenis cookies cokelat sendiri, sebanyak 63,3 responden menyatakan harus menyediakan cookies cokelat di rumahnya pada saat hari raya dengan alasan keluarga mereka memang penggemar cokelat. Sedangkan sebanyak 36,7 persen responden menyatakan tidak ada keharusan untuk menyediakan cookies cokelat pada saat hari raya Idul Fitri. Responden ini termasuk yang menyukai tetapi bukan penggemar cokelat. Tabel 14 Sebaran Responden Berdasarkan Keharusan Menyediakan Cookies Cokelat Keharusan Menyediakan Cookies Cokelat Jumlah orang Persentase Ya 19 63,3 Tidak 11 36,7 Total 30 100,0 Sebagian besar responden menyatakan cookies cokelat dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi keluarga sebanyak 83,3 persen. Sedangkan sebanyak 10 persen bertujuan untuk dijadikan sebagai bingkisan hari raya. Dan sebanyak 6,7 persen menyatakan tujuan pembelian mereka adalah untuk konsumsi keluarga dan sebagai bingkisan hari raya. Tabel 15 Sebaran Responden Berdasarkan Tujuan Pembelian Cookies Cokelat Tujuan Pembelian Jumlah orang Persentase Konsumsi keluarga 25 83,3 Bingkisan 3 10,0 Keduanya 2 6,7 Total 30 100 Adanya kebutuhan tersebut menimbulkan motivasi responden untuk membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat. Sebanyak 83,3 memilih karena faktor produk itu sendiri yaitu rasa yang enak dan bentuk cookies yang menarik. Hal ini karena sebagian besar konsumen telah memiliki pengetahuan tentang cookies cokelat Waroeng Cokelat. Sebanyak 16,7 persen termotivasi karena hanya ingin memenuhi kebutuhan cookiesnya pada saat hari raya. Sedangkan 20 persen responden termotivasi karena hanya ingin mencoba. Responden ini adalah responden yang baru pertama kali membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat. Tabel 16 Sebaran Responden Berdasarkan Motivasi Pembelian Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Motivasi Pembelian Jumlah orang Persentase Rasa yang enak 15 50,0 Harga yang terjangkau 3 10,0 Warna menarik 2 6,7 Bentuk cookies yang menarik 10 33,3 Memenuhi kebutuhan cookies 5 16,7 Hanya ingin mencoba 6 20,0 Total 41 136,7 Keterangan: jawaban responden lebih dari satu

6.2.2 Pencarian Informasi

Responden kemudian akan melakukan pencarian informasi setelah mengenali kebutuhannya. Responden sebagian besar memperoleh informasi dari teman atau kenalan 86,7 persen. Sedangkan dari anggota keluarga dan tenaga penjual masing-masing adalah 10 persen dan 3,3 persen. Ini berarti sumber informasi yang paling efektif bagi konsumen adalah teman. Sumber informasi tersebut memberikan pengaruh psikologis yang besar kepada responden untuk mencoba cookies cokelat Waroeng Cokelat. Tabel 17 Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Pada Saat Hari Raya Idul Fitri Sumber Informasi Jumlah orang Persentase Anggota keluarga 3 10,0 TemanKenalan 26 86,7 Tenaga penjual 1 3,3 Total 30 100,0 Dari sumber informasi tersebut, informasi yang paling diperlukan oleh responden yang berkaitan dengan cookies cokelat adalah jaminan kemanan 46,67 persen, rasa cookies 33,33 persen, dan daya tahan produk 30 persen Tabel 18. Saat ini banyaknya pemberitaan mengenai adanya bahan tambahan makanan yang dilarang dimasukan ke dalam makanan seperti pewarna tekstil dan minyak babi membuat responden semakin waspada terhadap jaminan keamanan produk label halal, izin Departemen Kesehatan, dan tanggal kadaluarsa. Setelah informasi tersebut diperoleh, hal lain yang ingin diketahui adalah mengenai rasa cookies yang terkait dengan enak tidaknya cookies yang ditawarkan. Baru kemudian mengenai daya tahan dari produknya karena untuk tujuan sebagai bingkisan atau dibawa mudik. Tabel 18 Sebaran Responden Berdasarkan Informasi Utama yang Diperlukan Responden Tentang Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Pada Saat Hari Raya Idul Fitri Informasi Utama Jumlah orang Persentase Rasa cookies 10 33,3 Harga 3 10,0 Jenis cookies 5 16,7 Jaminan keamanan pangan 14 46,7 Daya tahan 9 30,0 Total 41 136,7 Keterangan: jawaban responden lebih dari satu Alat promosi yang paling mempengaruhi responden untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cookies cokelat Waroeng Cokelat setelah mendapat informasi dari sumber informasi adalah pengujian gratis 70 persen. Dengan adanya pengujian gratis sampel yang dibawa oleh tenaga penjual membuat responden mengetahui secara pasti wujud fisik cookies cokelat Waroeng Cokelat dan rasa cookies. Dari informasi yang mereka peroleh dari sumber informasi, membuat mereka ingin mencoba. Dengan adanya pengujian gratis, mereka membentuk kepercayaan yang kuat mengenai wujud fisik dan rasa cookies. Penjelasan dari tenaga penjual menempati urutan kedua yaitu sebesar 13,3 persen dan alat promosi berupa brosur hanya memberikan pengaruh terhadap 10 persen responden. Responden yang mencari informasi melalui tenaga penjual ingin mendapatkan penjelasan yang lebih rinci mengenai produk yang ditawarkan. Responden yang mencari informasi melalui brosur adalah mereka yang ingin membeli berupa bingkisan parsel. Sedangkan foto produk paling kecil memberikan pengaruh yaitu hanya sebesar 6,7 persen. Ini memperlihatkan bahwa foto produk kurang efektif sebagai alat promosi karena konsumen merasa kurang yakin dengan apa yang ditampilkan di dalam foto. Tabel 19 Sebaran Responden Berdasarkan Alat Promosi yang Paling Mempengaruhi Responden Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Pada Saat Hari Raya Idul Fitri Alat Promosi Jumlah orang Persentase Pengujian gratis 21 70,0 Foto produk 2 6,7 Brosurpamflet 3 10,0 Penjelasan tenaga penjual 4 13,3 Total 30 100,0

6.2.3 Evaluasi Alternatif

Setelah responden memiliki informasi yang cukup mengenai hal yang berkaitan produk, responden akan melakukan evaluasi alternatif berdasarkan kriteria yang mereka tentukan. Tahap ini responden menentukan kriteria yang relevan dengan keinginan untuk membuat keputusan pembelian cookies cokelat Waroeng Cokelat. Kriteria umum yang digunakan oleh responden adalah rasa cookies yang enak, rasa cokelat yang terasa, harga yang ditawarkan, warna cookies yang menarik, bentuk cookies yang enak, jenis cookies bervariasi, dan kemasan yang menarik. Rasa yang enak merupakan dasar pertimbangan responden dalam memilih cookies cokelat Waroeng Cokelat sebagai produk yang akan dibeli dengan persentase sebesar 83,3 persen. Pertimbangan lainnya yang juga penting adalah bentuk cookies cokelat Waroeng Cokelat yang unik sebesar 53,3 persen. Rasa cokelat yang terasa yang merupakan rasa khas cookies cokelat menjadi pertimbangan sebesar 40 persen. Sedangkan untuk atribut warna yang menarik merupakan atribut yang dipertimbangkan paling rendah yaitu sebesar 3,3 persen. Warna menjadi atribut yang paling rendah untuk dipertimbangkan karena warna cokelat hanya terdiri dari tiga warna saja yaitu putih, cokelat tua, dan cokelat susu. Tabel 20 Sebaran Responden Berdasarkan Atribut Cookies Cokelat yang Paling Dipertimbangkan Dalam Membeli Pada Saat Hari Raya Idul Fitri Atribut Cookies Cokelat Jumlah orang Persentase Rasa cookies yang enak 25 83,3 Rasa cokelat yang terasa 12 40,0 Harga yang ditawarkan 3 10,0 Warna cookies yang menarik 1 3,3 Bentuk cookies yang unik 16 53,3 Jenis cookies 7 23,3 Kemasan yang menarik 6 20 Total 70 233,3 Keterangan: jawaban responden lebih dari satu

6.2.4 Pembelian

Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Dalam keputusan pembelian responden, sebagian besar responden melakukan pembelian melalui pemesanan dengan waktu memesan cookies cokelat Waroeng Cokelat 4 sampai 2 minggu sebelum hari raya Idul Fitri tiba 66,7 persen. Responden yang memesan 1 sampai kurang dari 1 minggu menjelang hari raya sebanyak 33,3 persen. Hal ini disebabkan oleh dengan pemesanan yang relatif lebih lama menjelang Idul Fitri mereka akan merasa aman dengan persediaan cookies. Setelah melakukan pemesanan, responden dan tenaga penjual mengadakan perjanjian waktu pengiriman cookies yang sudah mereka pesan. Waktu pengiriman cookies biasanya dilakukan 1 minggu sampai beberapa hari menjelang Idul Fitri. Tabel 21 Sebaran Responden Berdasarkan Waktu Pemesanan Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Pada Saat Hari Raya Idul Fitri Waktu Pemesanan Jumlah orang Persentase 4 minggu sebelum hari raya 6 20,0 3 minggu sebelum hari raya 5 16,7 2 minggu sebelum hari raya 9 30,0 1 minggu sebelum hari raya 9 30,0 1 minggu sebelum hari raya 1 3,3 Total 30 100,0 Pada Idul Fitri tahun 2007, Waroeng Cokelat mengeluarkan empat jenis cookies cokelat yaitu marbel cokelat, pindekas cokelat, kurma cokelat, dan etnik cokelat. Berdasarkan data yang diperoleh, ternyata pada tahun tersebut jenis cookies yang paling banyak dibeli oleh konsumen adalah marbel cokelat dengan persentase sebesar 83,3 persen. Selanjutnya jenis cookies cokelat yang juga banyak dibeli responden adaah kurma cokelat sebesar 60 persen. Responden ini memiliki kecenderungan pembelian karena variasi karena marbel cokelat merupakan jenis cookies cokelat yang baru dikeluarkan pada saat itu dengan bentuk yang unik. Tabel 22 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Cookies Cokelat Waroeng Cokelat yang Dibeli Jenis Cookies Cokelat Jumlah orang Persentase Marbel Cokelat 25 83,3 Pindekas Cokelat 8 26,7 Kurma Cokelat 18 60,0 Etnik Cokelat 8 26,7 Total 59 196,7 Keterangan: jawaban responden lebih dari satu Pihak yang paling mempengaruhi keputusan pembelian adalah inisiatif diri sendiri 80 persen. Responden ini hanya bergantung kepada informasi yang didapatnya berdasarkan sumber informasi dan alat promosi. Pengaruh dari atribut yang ada dalam produk itu sendiri yang paling mempengaruhi pengambilan keputusan bukan karena pengaruh dari pihak lain. Pengaruh teman dan anggota keluarga istri hanya 13,3 persen dan 6,7 persen. Tabel 23 Sebaran Responden Berdasarkan Pihak yang paling Mempengaruhi Dalam Pembelian Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Pihak yang Paling Mempengaruhi Jumlah orang Persentase Insisiatif sendiri 24 80,0 Anggota keluarga 2 6,7 Temankenalan 4 13,3 Total 30 100,0

6.2.5 Evaluasi Pasca Pembelian

Sebanyak 60 persen responden akan mengurangi jumlah pembelian selanjutnya bila terjadi kenaikan harga. Ini berarti produk ini sensitif terhadap kenaikan harga. Sedangkan responden yang akan tetap membeli tanpa mengurangi jumlah pembelian sebesar 30 persen. Hanya 10 persen responden yang akan mencari cookies di tempat lain. Tabel 24 Sebaran Responden Berdasarkan Pengaruh Kenaikan Harga Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Respon Responden Terhadap Kenaikan Harga Jumlah orang Persentase Tetap membeli 9 30,0 Mengurangi jumlah pembelian 18 60,0 Mencari ke tempat lain 3 10,0 Total 30 100,0 Setelah melakukan pembelian cookies cokelat Waroeng Cokelat, sebanyak 53,3 persen mungkin akan melakukan pembelian cookies cokelat Waroeng Cokelat pada hari raya Idul Fitri tahun 2008. Responden memilih jawaban dengan alasan kualitas yang ditawarkan tetap serta melihat situasi nanti seperti apa. Sebanyak 26,7 persen responden menyatakan pasti akan membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat pada hari raya Idul Fitri tahun 2008. Hal ini terjadi dengan alasan kemudahan memperoleh dan memiliki rasa yang sudah terjamin. Sedangkan sebanyak 20 responden menyatakan bahwa mereka tidak yakin akan membeli kembali atau tidak dengan alasan daya tahan produk yang dikhawatirkan bermasalah kalau dibawa mudik dan harga yang tidak terjangkau. Tabel 25 Sebaran responden Berdasarkan Kemungkinan Membeli Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Pada Hari Raya Idul Fitri Tahun 2008 Kemungkinan Membeli Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Jumlah orang Persentase Pasti Akan Membeli 8 26,7 Mungkin Akan Membeli 16 53,3 Tidak Yakin 6 20 Total 30 100,0 VII ANALISIS SIKAP FISHBEIN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN

7.1 Analisis Sikap

Fishbein 7.1.1 Nilai Evaluasi Atribut ei Nilai evaluasi atribut menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi resonden. Responden melakukan penilaian terhadap tingkat kepentingan atribut tanpa dikaitkan dengan merek tertentu. Atribut yang akan dipertimbangkan ketika mengevaluasi cookies cokelat adalah warna cookies, bentuk cookies, rasa manis, rasa cokelat, aroma cokelat, cita rasa cookies, harga yang ditawarkan, variasi jenis cookies yang tersedia, kemasan, jaminan keamanan pangan label halal, izin Depkes, dan tanggal kadaluarsa, nama merek, ketepatan waktu pemenuhan pesanan, dan daya tahan produk. Tabel 26 Nilai Evaluasi Atribut Cookies Cokelat No. Atribut Atribut Evaluasi Peringkat ei 10 Jaminan keamanan pangan 4,43 1 6 Cita rasa cookies 4,40 2 13 Daya tahan 4,23 3 2 Bentuk cookies 4,20 4,5 4 Rasa cokelat 4,20 4,5 8 Variasi jenis yang tersedia 4,17 6,5 7 Harga yang ditawarkan 4,17 6,5 12 Ketepatan waktu pemenuhan pesanan 4,13 8,5 9 Kemasan 4,13 8,5 1 Warna 3,97 10,5 5 Aroma cokelat 3,97 10,5 3 Rasa manis 3,57 12 11 Nama merek 3,23 13 Pada tabel nilai evaluasi terhadap atribut cookies cokelat, dapat dilihat bahwa atribut jaminan keamanan pangan 4,43 menjadi atribut yang paling penting dipertimbangkan oleh responden. Diikuti oleh atribut cita rasa cookies 4,40, daya tahan produk 4,23, bentuk cookies 4,20, dan rasa cokelat 4,20. Ini berarti responden lebih mementingkan untuk mempertimbangkan kelima atribut tersebut.

7.1.2 Nilai Kepercayaan Atribut

bi Nilai kepercayaan atribut cookies cokelat menunjukkan nilai kinerja atribut-atribut tersebut dengan melihat merek Waroeng Cokelat. Nilai kepercayaan ini dinilai oleh responden dengan kriteria jika nilainya semakin mendekati angka lima maka atribut tersebut dianggap semakin baik kinerjanya, namun jika nilainya semakin mendekati angka satu maka atribut tersebut dianggap semakin tidak baik tingkat kinerjanya. Berdasarkan pendapat responden yang terdapat dalam Tabel 27, atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat yang kinerjanya dianggap paling baik adalah bentuk cookies 3,87. Cookies cokelat Waroeng Cokelat diangggap memiliki bentuk yang unik dan menarik yang berbeda dengan bentuk cookies yang ditawarkan di pasaran. Tiga atribut lain yang dianggap lebih baik dibanding atribut lainnya adalah rasa cokelat 3,77, dan cita rasa cookies 3,73. Tabel 27 Nilai Kepercayaan Atribut Cookies Cokelat Waroeng Cokelat No. Atribut Atribut Skor Rata-Rata Peringkat 2 Bentuk cookies 3,87 1 4 Rasa cokelat 3,77 2 1 Warna 3,73 3,5 6 Cita rasa cookies 3,73 3,5 3 Rasa manis 3,37 5,5 13 Daya tahan 3,37 5,5 12 Ketepatan waktu pemenuhan pesanan 3,33 7 5 Aroma cokelat 3,30 8 9 Kemasan 3,20 9 8 Variasi jenis yang tersedia 3,00 10 7 Harga 2,90 11 10 Jaminan keamanan pangan 2,73 12 11 Nama merek 2,53 13

7.1.3 Nilai Analisis Sikap

Fishbein Penilaian terhadap tingkat kepentingan dan kinerja atribut cookies cokelat kemudian dimasukan ke dalam rumus Fishbein. Dari rumus tersebut akan diperoleh nilai sikap Fishbein. Pengukuran sikap terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat diperoleh berdasarkan sikap responden cookies cokelat tersebut secara keseluruhan terhadap semua atribut. Dapat saja responden tidak menyukai terhadap sebuah atribut tertentu yang dimiliki oleh cookies cokelat Waroeng Cokelat, namun suka terhadap atribut yang lain sehingga dapat menimbulkan sikap keseluruhan yang berbeda terhadap produk tersebut. Tabel 28 Hasil Perhitungan Analisis Fishbein Cookies Cokelat Waroeng Cokelat No. Atribut Atribut Evaluasi Kepercayaan bi.ei Interpretasi ei bi 2 Bentuk cookies 4,20 3,87 16,40 Suka 6 Cita rasa cookies 4,40 3,73 16,37 Suka 4 Rasa cokelat 4,20 3,77 15,83 Suka 13 Daya tahan 4,23 3,37 14,93 Biasa saja 1 Warna 3,97 3,73 14,87 Biasa saja 12 Ketepatan waktu pemenuhan pesanan 4,13 3,33 13,77 Biasa saja 9 Kemasan 4,13 3,20 13,27 Biasa saja 5 Aroma cokelat 3,97 3,30 13,13 Biasa saja 10 Jaminan keamanan pangan 4,43 2,73 12,57 Biasa saja 8 Variasi jenis yang tersedia 4,17 3,00 12,50 Biasa saja 7 Harga yang ditawarkan 4,17 2,90 12,07 Biasa saja 3 Rasa manis 3,57 3,37 11,97 Biasa saja 11 Nama merek 3,23 2,53 9,73 Tidak suka Total 177,40 Biasa saja Berdasarkan tabulasi data Fishbein didapat bahwa sikap responden terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat adalah netral dengan nilai 177,40 berada dalam selang antara 137,81 dan 200,2. Sikap ini muncul berdasarkan penilaian responden terhadap keseluruhan atribut yang diamati. Ada kesenjangan yang terjadi antara hasil penelitian dengan kenyataan yang ada. Sikap yang didapat dari hasil penelitian ini didapat bahwa sikap responden terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat adalah netral, padahal responden yang didapat adalah responden sebagian besar 80 persen sudah melakukan pembelian sebanyak dua sampai tiga kali. Dengan pembelian yang sudah berulang kali seharusnya nilai sikap yang diberikan responden adalah positif atau menyukai cookies cokelat Waroeng Cokelat. Ini berarti bahwa responden tetap setia membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat karena atribut-atribut tertentu yang membuat sikap responden menyukai produk tersebut yaitu nilai yang didapat berada dalam rentang nilai 15,41 dan 20,2. Atribut-atribut tersebut antara lain bentuk cookies 16,40, cita rasa cookies 16, 37, dan rasa cokelat 15,13. Untuk atribut daya tahan 14,93, warna 14,87, ketepatan waktu pemenuhan pesanan 13,77, kemasan 13,27, aroma cokelat 13,13, jaminan keamanan pangan 12,57, variasi jenis yang tersedia 12,50, harga yang ditawarkan 12,07, dan rasa manis 11,97 disikapi biasa saja oleh responden yaitu berada dalam rentang nilai 10,61 dan 15,4. Dengan kata lain tidak ada keistiewaan yang diberikan oleh masing-masing atribut tersebut. Sedangkan untuk atribut nama merek disikapi negatif atau tidak disukai oleh responden. Atribut tersebut diberi nilai 9,73 berada dalam rentang nilai 5,81 dan 10,6. Sikap responden disebabkan nama merek Waroeng Cokelat tidak terkenal minimal untuk cakupan wilayah Kota Bogor. Nama merek Waroeng Cokelat hanya dikenal oleh konsumen yang terlayani oleh Waroeng Cokelat saja. Ini juga berarti bahwa wilayah pemasaran untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat masih belum luas. Berdasarkan analisis sikap Fishbein, masih banyak atribut yang masih dinilai biasa saja oleh responden. Pihak perusahaan masih harus terus meningkatkan kepercayaan responden terhadap atribut-atribut yang ada agar dapat merubah sikap responden terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat. Perusahaan juga harus tetap mempertahankan atribut yang disukai responden karena atribut- atribut tersebutlah yang membuat responden masih mau membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat.

7.2 Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen

7.2.1 Analisis Tingkat Kepentingan Atribut

Cookies Cokelat Dalam analisis tingkat kepentingan atribut dari cookies cokelat, akan diketahui sejauh mana tingkat kepentingan dinilai oleh responden tanpa melihat merek cookies cokelat. Ada tiga belas atribut yang akan dibahas yaitu atribut warna cookies, bentuk cookies, rasa manis, rasa cokelat, aroma cokelat, cita rasa cookies , harga yang ditawarkan, variasi jenis yang tersedia, kemasan, jaminan keamanan pangan label halal, izin Depkes, dan tanggal kadaluarsa, nama merek, ketepatan waktu pemenuhan pesanan, dan daya tahan produk. a Warna Cookies Berdasarkan Tabel 29, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 56,7 persen menilai atribut warna cookies penting untuk dipertimbangkan, sebanyak 20 persen responden menganggap atribut warna sangat penting, dan 23,3 persen responden menganggap atribut warna cukup penting. Secara keseluruhan skor rata-rata yang diperoleh sebesar 3,97, berarti responden menganggap bahwa responden ini penting karena berada dalam rentang nilai 3,41 dan 4,2. Atribut ini dinilai penting oleh responden karena warna cookies yang menarik perhatian responden untuk mencoba, selain itu responden dapat melihat warna tersebut memakai pewarna buatan atau tidak. Tabel 29 Tingkat Kepentingan Atribut Warna Cookies Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 7 17 6 30 0 0 23,3 56,7 20 100 Skor rata-rata i Y 3,97 b Bentuk Cookies Sebanyak 30 persen responden menganggap atribut bentuk cookies sangat penting untuk dipertimbangkan, sebanyak 60 persen responden menganggap atribut ini penting untuk dipertimbangkan, dan sebanyak 10 persen menganggap atribut ini cukup penting untuk dipertimbangkan. Keseluruhan dari nilai tersebut menghasilkan skor rata-rata sebesar 4,20, ini berarti atribut bentuk cookies dianggap oleh responden sebagai atribut yang penting untuk dipertimbangkan. Atribut ini dianggap penting karena bentuk cookies cokelat yang menarik menjadi daya tarik awal bagi responden untuk mencoba merasakan cookies cokelat. Tabel 30 Tingkat Kepentingan Atribut Bentuk Cookies Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 3 18 9 30 0 0 10 60 30 100 Skor rata-rata i Y 4,20 c Rasa Manis Cokelat sebenarnya memiliki rasa yang pahit. Oleh sebab itu, produsen biasanya menambahkan gula sebagai pemanis dalam produknya. Kebutuhan akan rasa manis pada setiap konsumen berbeda-beda. Ada konsumen yang menyukai rasa manis dan ada juga yang tidak menyukai rasa manis. Untuk cookies cokelat, sebagian besar 50 persen responden menganggap rasa manis cukup penting, hanya 43,3 persen responden yang menganggap bahwa rasa manis itu penting, dan sebanyak 6,7 persen responden menganggap atribut ini sangat penting. Skor rata-rata yang didapat secara keseluruhan memperlihatkan bahwa atribut ini dianggap penting oleh responden yaitu sebesar 3,57. Atribut rasa manis dianggap penting tetapi dengan skor yang mendekati cukup penting karena sebagian responden tidak menyukai rasa manis untuk cokelat tetapi hanya cukup manis. Tabel 31 Tingkat Kepentingan Atribut Rasa Manis Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 15 13 2 30 0 0 50 43,3 6,7 100 Skor rata-rata i Y 3,57 d Rasa Cokelat Dalam Tabel 32, sebanyak 33,3 persen responden menganggap rasa cokelat sebagai atribut yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Sementara itu, sebanyak 53,3 persen responden menganggap atribut rasa cokelat penting untuk dipertimbangkan. Hanya 13,3 persen yang menganggap bahwa atribut rasa cokelat cukup penting untuk dipertimbangkan. Secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata tingkat kepentingan untuk atribut rasa cokelat adalah 4,20 persen, ini berarti atribut ini dianggap penting oleh responden. Atribut rasa cokelat menjadi penting untuk dipertimbangkan oleh responden karena setiap jenis makanan memiliki rasa yang khas. Untuk cookies cokelat tentunya rasa cokelatlah yang seharusnya lebih dominan dibandingkan dengan bahan tambahan lainnya. Tabel 32 Tingkat Kepentingan Atribut Rasa Cokelat Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 4 16 10 30 13,3 53,3 33,3 100 Skor rata-rata i Y 4,20 e Aroma Cokelat Responden yang menganggap aroma cokelat menjadi suatu atribut yang sangat penting untuk dipertimbangkan sebanyak 30 persen. Sebanyak 36,7 persen responden menganggap atribut aroma cokelat sebagai sesuatu yang penting untuk dipertimbangkan, dan sebanyak 33,3 persen responden menganggap atribut ini cukup penting. Skor rata-rata tingkat kepentingan untuk atribut aroma cokelat yang diperoleh sebesar 3,97. Atribut ini dianggap penting karena aroma suatu makanan akan mempengaruhi selera konsumen untuk menyantapnya. Begitu pula dengan cookies cokelat. Aroma cokelat yang sangat terasa akan menggugah selera konsumen untuk mencoba. Tabel 33 Tingkat Kepentingan Atribut Aroma Cokelat Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 10 11 9 30 0 0 33,3 36,7 30 100 Skor rata-rata i Y 3,97 f Cita Rasa Cookies Sebanyak 53,3 persen responden menganggap cita rasa sebagai atribut cookies cokelat yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Responden masih menganggap cita rasa sebagai faktor pertimbangan utama. Sebanyak 33,3 persen responden menganggap bahwa atribut cita rasa cookies penting untuk dipertimbangkan. Hanya 13,3 persen responden yang menganggap bahwa cita rasa cookies cukup penting untuk dipertimbangkan. Secara keseluruhan diperoleh tingkat kepentingan rata-rata sebesar 4,40 untuk atribut cita rasa cookies. Ini berarti atribut ini sangat penting untuk dipertimbangkan karena berada dalam rentang nilai antara 4,21 dan 5. Atribut ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan karena cita rasa cookies yang enak akan membuat responden kembali untuk membeli produk tersebut. Tabel 34 Tingkat Kepentingan Atribut Cita Rasa Cookies Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 4 10 16 30 0 0 13,3 33,3 53,3 100 Skor rata-rata i Y 4,40 g Harga yang Ditawarkan Harga menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian. Terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan rendah. Sebanyak 33,3 persen responden menganggap harga sebagai atribut yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Sebanyak 50 persen responden menganggap harga sebagai atribut yang penting untuk dipertimbangkan. Sebanyak 16,7 persen responden menganggap bahwa aribut harga pada cookies cokelat sebagai sesuatu yang cukup penting untuk dipertimbangkan. Secara keseluruhan, skor rata-rata yang diperoleh sebesar 4,17 persen. Ini berarti atribut harga yang ditawarkan menjadi atribut yang penting untuk dipertimbangkan olah responden. Atribut ini menjadi penting karena sebagian besar responden memiliki pendapatan rumah tangga menengah. Tabel 35 Tingkat Kepentingan Atribut Harga yang Ditawarkan Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 5 15 10 30 0 0 16,7 50 33,3 100 Skor rata-rata i Y 4,17 h Variasi Jenis yang Tersedia Berdasarkan tabulasi data dalam Tabel 36, dapat dilihat sebanyak 33,3 persen responden menganggap atribut variasi jenis yang tersedia menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Sebanyak 50 persen responden menganggap bahwa atribut ini penting sebagai pertimbangan dalam pembelian. Kemudian sebanyak 16,7 persen responden menganggap atribut ini cukup penting untuk menjadi bahan pertimbangan. Skor rata-rata untuk tingkat kepentingan atribut variasi jenis yang tersedia secara keseluruhan adalah 4,17. Ini menunjukkan bahwa atribut ini sebagai atribut yang penting untuk dipertimbangkan dalam pembelian cookies cokelat. Atribut ini menjadi penting karena pada saat hari raya Idul Fitri, konsumen cenderung bosan dengan jenis cookies cokelat yang ada setiap tahunnya. Sehingga mereka menginginkan sesuatu yang berbeda. Dengan adanya jenis cookies yang bervariasi membuat mereka memiliki banyak pilihan. Tabel 36 Tingkat Kepentingan Atribut Variasi Jenis yang Tersedia Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 5 15 10 30 0 0 16,7 50 33,3 100 Skor rata-rata i Y 4,17 i Kemasan Atribut kemasan dianggap sangat penting oleh 23,3 persen responden. Atribut ini juga dianggap penting oleh 66,7 persen responden dan sebanyak 10 persen menganggap bahwa atribut ini menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Skor rata-rata yang diperoleh sebesar 4,13, menunjukkan bahwa atribut kemasan menjadi atribut yang penting untuk dipertimbangkan dalam pembelian cookies cokelat. Kemasan merupakan salah satu atribut produk yang penting karena selain untuk menjaga agar produk tidak mudah rusak, kemasan yang menarik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi responden. Pada saat hari raya Idul Fitri, selain untuk konsumsi keluarga, responden menaruh cookies sebagai hiasan di atas meja sebagai suguhan kepada keluarga atau teman yang berkunjung ke rumah mereka untuk bersilaturahmi. Hal ini juga yang membuat kemasan menjadi penting. Selain itu dalam proses pengambilan keputusan, 16,7 persen responden membeli cookies cokelat untuk dijadikan sebagai bingkisan yang akan diberikan kepada kerabat atau kenalan sehingga kemasan yang menarik juga menjadi penting untuk dipertimbangkan. Tabel 37 Tingkat Kepentingan Atribut Kemasan Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 3 20 7 30 0 0 10 66,7 23,3 100 Skor rata-rata i Y 4,13 j Jaminan Keamanan Pangan Pada Tabel 38 terlihat bahwa atribut jaminan keamanan dianggap sangat penting oleh 50 persen responden. Sebanyak 43,3 persen responden menganggap atribut ini penting untuk dipertimbangkan. Hanya 6,7 persen responden yang menganggap atribut ini cukup penting untuk dipertimbangkan. Secara keseluruhan, skor rata-rata yang diperoleh adalah 4,43 persen, menunjukkan bahwa atribut ini sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pembelian cookies cokelat. Atribut ini menjadi sangat penting karena semakin maraknya informasi mengenai keamanan pangan seperti adanya bahaya bahan tambahan makanan yang dilarang untuk dimasukan ke dalam makanan tetapi tetap digunakan antara lain pewarna tekstil dan minyak yang berasal dari babi. Dengan adanya informasi- informasi tersebut membuat konsumen lebih waspada dalam melakukan pembelian makanan. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih memperhatikan kejelasan mengenai jaminan keamanan pangan berupa label halal, izin Depkes, dan tanggal kadaluarsa. Tabel 38 Tingkat Kepentingan Atribut Jaminan Keamanan Pangan Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 2 13 15 30 0 0 6,7 43,3 50 100 Skor rata-rata i Y 4,43 k Nama Merek Menurut responden, atribut nama merek dinilai cukup penting oleh sebagian besar responden 40 persen. Sebanyak 36,7 persen responden menganggap atribut nama merek penting untuk dipertimbangkan. Hanya 3,3 persen responden yang menganggap bahwa atribut ini sangat penting untuk dipertimbangkan. Skor rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan sebesar 3,23. Ini menunjukkan bahwa atribut nama merek untuk cookies cokelat cukup penting untuk dipertimbangkan karena berada dalam rentang nilai 2,61 dan 3,4. Atibut nama merek cukup penting untuk dipertimbangkan karena nama merek merupakan ciri produk yang dapat dijadikan sebagai pembeda suatu produk. Namun pada hari raya Idul Fitri untuk jenis cookies cookelat masih jarang yang menggunakan merek. Tabel 39 Tingkat Kepentingan Atribut Nama Merek Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 6 12 11 1 30 0 0 40 36,7 3,3 100 Skor rata-rata i Y 3,23 l Ketepatan Waktu Pemenuhan Pesanan Berdasarkan keputusan pembelian yang dilakukan, responden membeli dengan memesan terlebih dahulu dua sampai satu minggu sebelum hari raya Idul Fitri. Pemenuhan pesanan disesuaikan dengan kesepakatan antara tenaga penjual dan konsumen. Berdasarkan data dalam Tabel 40, atribut ketepatan waktu pemenuhan pesanan dianggap sangat penting oleh 23,3 persen responden. Sebanyak 66,7 persen responden menganggap atribut ini penting untuk dipertimbangkan. Hanya 10 persen yang menganggap atribut ini cukup penting untuk dipertimbangkan. Secara keseluruhan, skor rata-rata yang diperoleh untuk tingkat kepentingan atribut ketepatan pemenuhan pesanan adalah 4,13. Ini berarti atribut ini penting untuk dipertimbangkan. Atribut ini menjadi penting karena ketepatan waktu dalam pemenuhan pesanan akan membuat kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan semakin besar. Tabel 40 Tingkat Kepentingan Atribut Ketepatan Waktu Pemenuhan Pesanan Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 3 20 7 30 0 0 10 66,7 23,3 100 Skor rata-rata i Y 4,13 m Daya Tahan Produk Daya tahan produk menilai tahan tidaknya suatu produk dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan hasil tabulasi data dalam Tabel 41, atribut daya tahan produk dianggap sangat penting oleh 30 persen responden dan dianggap penting oleh 63,3 persen responden. Hanya 6,7 persen responden yang menganggap atribut ini cukup penting. Secara keseluruhan, skor rata-rata yang diperoleh sebesar 4,23. Ini menunjukkan bahwa atribut daya tahan produk sangat penting untuk dipertimbangkan. Atribut ini dianggap sangat penting karena Hal ini disebabkan sifat cokelat yang digunakan sebagai bahan baku cookies cokelat berbeda-beda. Jika cokelat yang digunakan adalah cokelat batangan maka cookies akan mudah meleleh pada suhu yang agak panas, terutama apabila cookies cokelat tersebut dibawa dalam perjalanan yang cukup jauh dengan waktu yang lama dibawa mudik saat hari raya Idul Fitri. Tabel 41 Tingkat Kepentingan Atribut Daya Tahan Produk Uraian Tingkat Kepentingan Y Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 2 19 9 30 0 0 6,7 63,3 30 100 Skor rata-rata i Y 4,23

7.2.2 Analisis Tingkat Kinerja Atribut

Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Dalam analisis tingkat kinerja atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat akan diketahui sejauh mana kinerja dari masing-masing atribut telah dirasakan dan dapat memberikan kepuasan kepada responden dengan melihat nama merek Waroeng Cokelat. Kinerja atribut akan semakin baik bila nilai yang diberikan oleh responden semakin besar nilai maksimum sama dengan 5. a Warna Cookies Dalam Tabel 42 dapat dilihat sebanyak 73,3 persen menilai atribut warna cookies untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sudah baik dan sebanyak 26,7 responden menilai bahwa kinerja atribut warna cukup baik. Secara keseluruhan, skor rata-rata tingkat kinerja yang diperoleh sebesar 3,73. Ini berarti kinerja atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat sudah baik karena berada dalam rentang nilai 3,41 dan 4,20. Waroeng Cokelat menggunakan warna alami cokelat sebagai warna cookies nya tanpa ada penambahan zat pewarna. Responden juga menyukai perpaduan atra warna-warna alalami cokelat tersebut dalam cookies cokelatnya. Tabel 42 Tingkat Kinerja Atribut Warna Cookies Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 8 22 0 30 0 0 26,7 73,3 0 100 Skor rata-rata i X 3,73 b Bentuk Cookies Sebanyak 13,3 persen responden sudah menilai bentuk cookies Waroeng Cokelat memiliki kinerja yang sangat baik. Sebanyak 60 persen responden menilai atribut ini memiliki kinerja yang baik dan sebanyak 26,7 responden menilai kinerja dari atribut bentuk cookies untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat cukup baik. Skor rata-rata tingkat kinerja atribut cookies cokelat untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sebesar 3,87. Ini menunjukkan bahwa atribut ini memiliki kinerja yang sudah baik. Kinerja bentuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sudah dianggap baik karena cookies cokelat Waroeng Cokelat mempunyai bentuk yang menarik yang berbeda dari yang ditawarkan di pasaran. Cookies cokelat Waroeng Cokelat dibuat dengan bentuk yang menarik, dibuat dengan cetakan dengan hiasan di atas cookies menggunakan keterampilan tangan para pekerja. Produk handmade inilah yang menjadi keunggulan cookies cokelat Waroeng Cokelat ini. Tabel 43 Tingkat Kinerja Atribut Bentuk Cookies Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 8 18 4 30 0 0 26,7 60 13,3 100 Skor rata-rata i X 3,87 c Rasa Manis Berdasarkan data yang terdapat dalam Tabel 44 menunjukkan sebanyak 26,7 persen menilai kinerja atribut rasa manis untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sudah baik dan sebanyak 63,3 persen responden menilai atribut ini cukup baik dirasakan responden. Secara keseluruhan, skor rata-rata tingkat kinerja atribut ini sebesar 3,37 menunjukkan bahwa atribut ini memiliki kinerja yang cukup baik karena berada dalam rentang nilai 2,61 dan 3,40. Atribut ini dianggap memiliki kinerja yang cukup baik karena cookies cokelat Waroeng Cokelat tidak memakai pemanis buatan. Tabel 44 Tingkat Kinerja Atribut Rasa Manis Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 19 11 0 30 0 0 63,3 26,7 0 100 Skor rata-rata i X 3,37 d Rasa Cokelat Artribut rasa cokelat untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat dinilai sangat baik oleh 6,7 persen responden dan dianggap baik oleh 63,3 responden. Sedangkan sebanyak 30 persen responden menilai atribut ini memilki kinerja yang cukup baik. Secara keseluruhan, skor rata-rata tingkat kinerja atribut rasa cokelat Waroeng Cokelat yang diperoleh sebesar 3,77. Ini menunjukkan bahwa atribut ini sudah memiliki kinerja yang baik. Atribut cokelat untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat dinilai baik karena rasa cokelat yang terasa pada cookies cokelat Waroeng Cokelat merupakan cokelat batangan dengan kualitas yang baik. Tabel 45 Tingkat Kinerja Atribut Rasa Cokelat Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 9 19 2 30 0 0 30 63,3 6,7 100 Skor rata-rata i X 3,77 e Aroma Cokelat Sebanyak 40 responden menilai atribut aroma cokelat untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat memiliki kinerja yang baik. Sedangkan 50 persen responden menilai kinerja dari aroma cokelat untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat cukup baik. Skor rata-rata secara keseluruhan yang diperoleh untuk aroma cokelat untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sebesar 3,30. Ini menunjukkan bahwa atribut ini memiliki kinerja atribut yang cukup baik. Atribut ini dinilai cukup baik oleh responden karena kualitas cokelat yang digunakan sebagai bahan baku memiliki kualitas yang baik sehingga aroma cokelat yang dikeluarkan pun beraroma harum. Tabel 46 Tingkat Kinerja Atribut Aroma Cokelat Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 3 15 12 0 30 0 10 50 40 0 100 Skor rata-rata i X 3,30 f Cita Rasa Cookies Sebanyak 73,3 persen responden menilai bahwa atribut cita rasa cookies Waroeng Cokelat memiliki kinerja yang baik dan 26,7 persen responden menilai kinerja dari atribut ini cukup baik. Skor rata-rata secara keseluruhan untuk atribut cita rasa cookies cokelat Waroeng Cokelat adalah 3,73. Angka ini menunjukkan bahwa atribut ini memiliki kinerja yang baik. Hal ini karena Waroeng Cokelat selalu memperhatikan kualitas bahan baku yang akan digunakan. Tabel 47 Tingkat Kinerja Atribut Cita Rasa Cookies Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 8 22 0 30 0 0 26,7 73,3 0 100 Skor rata-rata i X 3,73 g Harga yang Ditawarkan Sebanyak 70 persen responden menilai kinerja harga yang ditawarkan untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat cukup baik dan hanya 10 persen responden yang menilai kinerja atribut ini untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sudah baik. Skor rata-rata untuk kinerja atribut harga yang ditawarkan oleh cookies cokelat Waroeng Cokelat sebesar 2,90. Ini menunjukkan bahwa atribut harga yang ditawarkan memiliki kinerja yang cukup baik. Atribut ini dinilai cukup baik karena harga yang ditawarkan oleh perusahaan sudah cukup sesuai dan terjangkau. Tabel 48 Tingkat Tingkat Kinerja Atribut Harga yang Ditawarkan Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 6 21 3 0 30 0 20 70 10 0 100 Skor rata-rata i X 2,90 h Variasi Jenis yang Tersedia Sebanyak 23,3 responden menilai bahwa variasi jenis yang tersedia untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sudah baik. Sebanyak 53,3 persen responden menilai atribut ini cukup baik dan sebanyak 23,3 persen responden menilai kinerja atribut ini tidak baik. Secara keseluruhan skor rata-rata tingkat kinerja yang diperoleh untuk atribut variasi jenis yang tersedia untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat adalah 3,00, yang berarti memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini disebabkan setiap tahun selalu ada jenis cookies baru tetapi hanya satu untuk setiap tahunnya sehingga variasi yang ditawarkan baru ada empat jenis pada tahun 2007 yaitu marbel cokelat, pindekas cokelat, etnik cokelat, dan kurma cokelat. Tabel 49 Tingkat Kinerja Atribut Variasi Jenis yang Tersedia Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 7 16 7 0 30 0 23,3 53,3 23,3 0 100 Skor rata-rata i X 3,00 i Kemasan Atribut kemasan untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat dinilai baik oleh 23,3 persen responden dan dinilai cukup baik oleh 73,3 persen responden. Hanya sebanyak 3,3 persen responden yang menilai kinerja atribut ini tidak baik. Secara keseluruhan, skor rata-rata tingkat kinerja atribut kemasan untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat yang diperoleh sebesar 3,20. Ini berarti bahwa atribut ini memiliki kinerja cukup baik. Hal ini dapat terjadi karena kemasan yang digunakan memang seperti kemasan pada umumnya yaitu berupa toples plastik transparan berukuran setengah kilogram hanya bedanya diberi label Waroeng Cokelat. Tabel 50 Tingkat Kinerja Atribut Kemasan Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 1 22 7 0 30 0 3,3 73,3 23,3 0 100 Skor rata-rata i X 3,20 j Jaminan Keamanan Pangan Sebanyak 16,7 persen responden menilai kinerja dari atribut jaminan keamanan pangan label halal, izin Depkes, dan tanggal kadaluarsa untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sudah baik. Sebanyak 40 persen responden menilai atribut ini cukup baik dan 43,3 persen responden menilai atribut ini tidak baik. Secara keseluruhan, skor rata-rata yang diperoleh untuk tingkat kinerja jaminan keamanan pangan sebesar 2,73. Ini menunjukkan bahwa kinerja atribut ini cukup baik. Atribut ini dinilai cukup baik tetapi skornya hampir mendekati tidak baik. Hal ini terjadi karena Hal ini terjadi karena label halal dan izin Depkes dicantumkan sangat kecil dalam label sehingga responden kurang memperhatikan adanya normasi tersebut. Untuk tanggal kadaluarsa sendiri, perusahaan belum mencantumkannya dalam label. Tabel 51 Tingkat Kinerja Atribut Jaminan Keamanan Pangan Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 13 12 5 0 30 0 43,3 40 16,7 0 100 Skor rata-rata i X 2,73 k Nama Merek Atribut nama merek untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat dinilai cukup baik oleh 53,3 persen responden dan dinilai tidak baik oleh 46,7 responden. Secara keseluruhan, skor rata-rata kinerja yang diperoleh untuk atribut nama merek Waroeng Cokelat sebesar 2,53. Ini menunjukkan atribut ini memiliki kinerja yang tidak baik yaitu berada dalam rentang nilai antara 0,81 dan 2,6. Hal ini disebabkan Waroeng Cokelat tidak melakukan promosi yang gencar, promosi dilakukan hanya melalui pameran dan tenaga penjual sehingga nama merek Waroeng Cokelat hanya dikenal oleh konsumen yang terlayani oleh Waroeng Cokelat saja. Tabel 52 Tingkat Kinerja Atribut Nama Merek Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 14 16 0 0 30 0 46,7 53,3 0 0 100 Skor rata-rata i X 2,53 l Ketepatan Waktu Pemenuhan Pesanan Atribut ketepatan waktu pemenuhan pesanan dinilai baik oleh 33,3 persen responden dan diniai cukup baik oleh 66,7 persen responden. Skor rata-rata kinerja yang diperoleh secara keseluruhan untuk atribut ketepatan waktu pemenuhan pesanan cookies cokelat Waroeng Cokelat sebesar 3,33. Ini menunjukkan bahwa atribut ini dinilai cukup baik oleh responden. Hal ini karena mempekerjakan tenaga kerja borongan untuk produksi saat hari raya Idul Fitri. Selain itu, jika waktu yang ditentukan tanggal sekian biasanya pesanan dapat diambil satu sampai dua hari sebelum waktu pemenuhan pesanan. Walaupun berdasarkan pengakuan dari pemilik Waroeng Cokelat, ada saja konsumen yang kecewa karena pesanannya tidak terpenuhi karena keterbatasan kemampuan tenaga kerja dalam memproduksi barang. Tabel 53 Tingkat Kinerja Atribut Ketepatan Waktu Pemenuhan Pesanan Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 20 10 0 30 0 0 66,7 33,3 0 100 Skor rata-rata i X 3,33 m Daya Tahan Produk Sebanyak 36,7 persen responden menilai bahwa atribut daya tahan produk untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sudah baik dan sebanyak 63,3 persen responden menilai bahwa atribut ini dinilai cukup baik. Secara keseluruhan, skor rata-rata kinerja yang diperoleh untuk daya tahan cookies cokelat Waroeng Cokelat sebesar 3,37. Ini berarti kinerja atribut ini dinilai cukup baik. Atribut ini dinilai cukup baik karena produksi dilakukan berdasarkan pesanan, sehingga waktu penyimpanan baik di perusahaan maupun di tenaga penjual tidak lama. Tabel 54 Tingkat Kinerja Atribut Daya Tahan Produk Untuk Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Uraian Tingkat Kinerja X Total 1 2 3 4 5 Jumlah orang 0 0 19 11 0 30 0 0 63,3 36,7 0 100 Skor rata-rata i X 3,37

7.2.3 Indeks Kepuasan Konsumen

Customer Satisfaction Index Pengukuran terhadap indeks kepuasan konsumen diperlukan untuk mengetahui seberapa besar indeks kepuasan konsuemn terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat. Skor rata-rata pada tingkat kepentingan i Y dan skor rata-rata tingkat kinerja i X masing-masing atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat digunakan untuk menghitung indeks kepuasan konsumen baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing atribut.

7.2.3.1 Indeks Kepuasan Konsumen Secara Keseluruhan

Berdasarkan perhitungan indeks kepuasan keseluruhan responden terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat yang dilakukan Tabel 55, diperoleh nilai weighted total WT sebesar 3,31. Nilai ini diperoleh dari penjumlahan weighted score WS, di mana WS diperoleh dari perkalian antara skor rata-rata kinerja dengan weighting factor WF persentase skor rata-rata kepentingan dari total skor rata-rata kepentingan. Angka indeks kepuasan konsumen diperoleh melalui pembagian nilai WT dengan 5 skala maksimum yang digunakan. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai CSI secara keseluruhan untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat sebesar 66,1 persen. Angka ini berada dalam rentang nilai indeks kepuasan antara 60 dan 80 persen. Ini menunjukkan bahwa secara umum responden merasa puas dengan cookies cokelat Waroeng Cokelat berdasarkan semua atribut yang diuji. Walaupun nilai CSI yang didapat berada dalam kategori puas, angka indeks ini masih sangat kecil pada rentang tersebut sehingga perusahaan harus terus meningkatkan kinerja atribut produknya agar dapat meningkatkan kepuasan dari konsumennya. Tabel 55 Perhitungan Customer Satisfaction Index Cookies Cokelat Waroeng Cokelat No. Atribut Skor rata-rata Kepentingan i Y Weighting Factor [WF= i Y 52,8] Skor Rata- Rata Kinerja i X Weighted Score [WS= i X x WF] 1 Warna 3,97 0,08 3,73 0,28 2 Bentuk cookies 4,20 0,08 3,87 0,31 3 Rasa manis 3,57 0,07 3,37 0,23 4 Rasa cokelat 4,20 0,08 3,77 0,30 5 Aroma cokelat 3,97 0,08 3,30 0,25 6 Cita rasa cookies 4,40 0,08 3,73 0,31 7 Harga 4,17 0,08 2,90 0,23 8 Variasi jenis yang tersedia 4,17 0,08 3,00 0,24 9 Kemasan 4,13 0,08 3,20 0,25 10 Jaminan keamanan pangan 4,43 0,08 2,73 0,23 11 Nama merek 3,23 0,06 2,53 0,15 12 Ketepatan waktu pemenuhan pesanan 4,13 0,08 3,33 0,26 13 Daya tahan 4,23 0,08 3,37 0,27 Total 52,8 1,00 WT = 3,31 CSI WT5 x 100 66,11

7.2.3.2 Indeks Kepuasan Konsumen Pada Masing-Masing Atribut

Dalam indeks kepuasan konsumen pada masing-masing atribut akan diperoleh atribut-atribut dengan tingkat kepuasan tertinggi sampai tingkat kepuasan terendah. Hasil perhitungan dan peringkat indeks kepuasan konsumen untuk masing-masing atribut kinerja cookies cokelat Waroeng Cokelat dapat dilihat pada Tabel 56. Tabel tersebut menginformasikan bahwa atribut yang memiliki nilai indeks kepuasan tertinggi adalah cita rasa cookies yaitu 65,65 persen. Atribut inilah yang memberikan konstribusi terbesar dalam kepuasan konsumen secara keseluruhan. Responden sudah merasa puas dengan cita rasa yang diberikan oleh cookies cokelat Waroeng Cokelat. Atribut yang menempati urutan kedua dalam hal kepuasan adalah bentuk cookies 65,02 persen. Perusahaan telah berhasil membuat cookies cokelat Waroeng Cokelat yang dibuat secara handmade mendapat tempat di hati konsumen. Selanjutnya adalah atribut rasa cokelat yang menempati peringkat ketiga dengan indeks kepuasan sebesar 63,34 persen. Perusahaan juga telah berhasil membuat rasa cokelat sebagai rasa khas dari cookies cokelat terasa sehingga membuat konsumen merasa puas dengan atribut tersebut. Sedangkan atribut yang mendapat indeks kepuasan terendah adalah nama merek Waroeng Cokelat yang tidak terkenal sebesar 32,69 persen. Dengan demikian perusahaan harus dapat memperbaiki kinerja dari setiap atribut cookies cokelat yang masih kurang sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari konsumennya. Peningkatan kepuasan konsumen akan membuat konsumen kembali untuk membeli dan dapat dijadikan sebagai alat promosi dalam merekomendasikan cookies cokelat Waroeng cokelat sebagai produk yang baik sehingga akan dapat meningkatkan penjualan. Tabel 56 Indeks Kepuasan Konsumen Pada Masing-masing Atribut Cookies Cokelat Waroeng Cokelat No. Atribut Indeks Kepuasan Peringkat Kategori 6 Cita rasa cookies 65,65 1 Puas 2 Bentuk cookies 65,02 2 Puas 4 Rasa cokelat 63,34 3 Puas 1 Warna 59,23 4 Cukup puas 13 Daya tahan 57,02 5 Cukup puas 12 Ketepatan waktu pemenuhan pesanan 55,01 6 Cukup puas 9 Kemasan 52,86 7 Cukup puas 5 Aroma cokelat 52,40 8 Cukup puas 8 Variasi jenis yang tersedia 50,04 9 Cukup puas 10 Jaminan keamanan pangan 48,38 10 Cukup puas 7 Harga 48,37 11 Cukup puas 3 Rasa manis 48,12 12 Cukup puas 11 Nama merek 32,69 13 Tidak Puas

7.2.4 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Importance Performance

Analysis Berdasarkan nilai indeks kepuasan konsumen baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat, masih jauh dari angka 100 persen. Hal ini terjadi karena Waroeng Cokelat merupakan perusahaan kecil yang masih memiliki segala keterbatasan dalam sumber daya yang dimiliki. Untuk dapat meningkatkan kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan peningkatan kepentingan dan atau peningkatan kinerja. Peningkatan kepentingan sulit dilakukan oleh perusahaan karena tingkat kepentingan akan berbeda bergantung dari kebutuhan masing-masing konsumen, sehingga dalam penelitian ini peningkatan kepuasan akan dilakukan melalui peningkatan kinerja. Peningkatan kinerja pun tidak dapat langsung dilakukan secara bersama- sama mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Untuk itu prioritas atribut yang harus ditingkatkan dapat ditentukan dengan menggunakan diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Diagram kartesius merupakan diagram yang memuat pemetaan atribut-atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat. Pemetaan atribut-atribut ini diperoleh dari pemetaan skor rata- rata tingkat kepentingan i Y dan skor rata-rata tingkat kinerja i X masing- masing atribut. Skor rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja secara keseluruhan dapat dilihat dalam Tabel 57. Tabel 57 Perhitungan Rata-Rata Dari Penilaian Tingkat Kepentingan Dan Tingkat Kinerja Pada Atribut Cookies Cokelat Waroeng Cokelat No. Atribut Skor Rata-Rata Kepentingan Skor Rata-Rata Kinerja 1 Warna 3,97 3,73 2 Bentuk cookies 4,20 3,87 3 Rasa manis 3,57 3,37 4 Rasa cokelat 4,20 3,77 5 Aroma cokelat 3,97 3,30 6 Cita rasa cookies 4,40 3,73 7 Harga 4,17 2,90 8 Variasi jenis yang tersedia 4,17 3,00 9 Kemasan 4,13 3,20 10 Jaminan keamanan pangan 4,43 2,73 11 Nama merek 3,23 2,53 12 Ketepatan waktu pemenuhan pesanan 4,13 3,33 13 Daya tahan 4,23 3,37 Skor rata-rata 4,06 3,29 Skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja secara keseluruhan dijadikan sebagai titik potong X,Y yaitu 3,29;4,06. Titik inilah yang akan membagi diagram menjadi empat kuadran yang menentukan prioritas peningkatan kinerja atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat. Setiap kuadran tersebut yang memuat pemetaan setiap atribut dapat dijelaskan dalam diagram kartesius pada Gambar 5. Gambar 5. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Cookies Cokelat Waroeng Cokelat Hasil analisis berupa posisi masing-masing atribut pada empat kuadran adalah sebagai berikut : a Kuadran 1 Prioritas Utama Atribut-atribut yang berada dalam kuadaran 1 dianggap penting oleh responden tetapi pada kenyataannya kinerja atribut-atribut tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan responden. Hal ini berarti tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah. Dengan demikian, variabel ini harus menjadi prioritas utama bagi Waroeng Cokelat untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk cookies cokelat pada saat Idul Fitri. Atribut-atribut yang masuk ke dalam kuadran ini adalah jaminan kemanan pangan, harga yang ditawarkan, variasi jenis cookies cokelat yang tersedia, dan kemasan. Tingkat Kinerja T in g k a t K e p e n ti n g a n 4.00 3.75 3.50 3.25 3.00 2.75 2.50 4.4 4.2 4.0 3.8 3.6 3.4 3.2 3.29 4.06 Daya T ahan Pr oduk Ketepatan Wak tu Pesanan Nama Merek War oeng Cokelat Jaminan Keamanan Pangan Kemasan Var iasi Jenis Cook ies yang T er sedia Har ga yang D itaw ar k an Cita Rasa Cook ies Ar oma Cok elat Rasa Cok elat Rasa Manis Bentuk Cook ies War na Cook ies Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kiner ja

1. Jaminan Kemanan Pangan

Atribut jaminan keamanan pangan dinilai menjadi atribut yang paling penting dalam tingkat kepentingan. Namun kinerja yang diberikan masih rendah. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, saat ini konsumen sudah semakin cerdas dan selektif dalam memilih produk makanan yang akan dibelinya terkait dalam masalah jaminan keamanan pangan yang menyangkut label halal, izin Depkes, dan tanggal kadaluarsa. Pelaksanaannya, perusahaan masih belum dapat memenuhi keinginan konsumen tersebut. Pencantuman label halal dan izin Depkes yang kecil dalam label membuat konsumen kurang menyadari dan memperhatikan hal tersebut. Selain itu, tidak adanya tanggal kadaluarsa juga membuat penilaian terhadap kinerja atribut ini menjadi rendah.

2. Harga yang Ditawarkan

Atribut harga yang ditawarkan merupakan atribut yang dianggap penting oleh konsumen. Konsumen menganggap bahwa harga yang ditawarkan haruslah sesuai dengan kualitas yang diberikan. Adanya penilaian bahwa harga yang ditawarkan kurang baik oleh responden disebabkan oleh bila dibandingkan dengan cookies biasa, harga cookies cokelat akan menjadi mahal karena harga cokelat sebagai bahan baku yang digunakan pun relatif lebih mahal dibandingkan harga bahan baku yang digunakan untuk membuat cookies biasa.

3. Variasi Jenis cookies cokelat yang Tersedia

Atribut variasi jenis cookies yang tersedia menjadi atribut yang penting untuk dipertimbangkan oleh konsumen. Menurut Kotler 2005 untuk produk cookies, perilaku konsumen cookies adalah membeli karena mencari variasi, konsumen memiliki beberapa keyakinan terhadap cookies, mereka memilih merek tanpa melakukan banyak evaluasi, terbukti berdasarkan penelitian sikap yang ditunjukkan positif oleh responden hanya untuk atribut cita rasa, bentuk, dan rasa cokelat. Setiap tahunnya pada saat hari raya Idul Fitri selalu ada kebutuhan untuk menyediakan cookies di rumah mereka, sehingga kemungkinan mereka untuk merasa bosan dan ingin mencari jenis cookies yang berbeda pasti ada. Jika perusahaan tidak mampu menawarkan suatu jenis baru kepada konsumen kemungkinan konsumen untuk berpindah ke tempat lain sangat besar. Responden menilai bahwa jenis cookies cokelat yang ditawarkan masih kurang bervariasi. Jenis cookies cokelat yang ditawarkan hingga Idul Fitri 2007 baru ada empat jenis yaitu marbel cokelat, pindekas cokelat, etnik cokelat, dan kurma cokelat.

4. Kemasan

Kemasan yang digunakan akan memberikan kesan pertama produk kepada pembeli yang mampu menarik atau menolak pembeli. Untuk produk makanan, kemasan juga sering dijadikan sebagai senjata utama oleh perusahaan. Pada umumnya pembeli mau membayar lebih untuk produk yang bergaya berpenampilan menarik. Kinerja dari atribut kemasan cookies cokelat Waroeng Cokelat dianggap masih kurang oleh konsumen padahal tingkat kepentingan terhadap atribut ini dianggap penting. Untuk dapat meningkatkan kepuasan konsumen terhadap atribut ini, perusahaan hendaknya membuat kemasan yang lebih menarik. Menurut responden, kemasan saat ini tidak ada bedanya dengan kemasan yang beredar di pasaran padahal cookies cokelat Waroeng Cokelat selangkah lebih maju karena telah menggunakan merek. b Kuadran 2 Pertahankan Prestasi Kuadran II diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat kinerja berarti tingkat kepentingan dari suatu atribut cookies cokelat Waroeng Cokelat dianggap oleh penting oleh konsumen dan kinerja yang diberikan oleh atribut tersebut telah memuaskan sehingga dianggap baik. Dengan demikian variabel ini harus dipertahankan kinerjanya oleh Waroeng Cokelat. Atribut-atribut yang masuk ke dalam kuadran ini adalah cita rasa cookies, rasa cokelat, bentuk cookies, daya tahan produk, dan ketepatan waktu pemenuhan pesanan. Perusahaan harus dapat mempertahankan keunggulan dari kelima atribut tersebut agar tetap mempertahankan kepuasan konsumen terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat. Dengan mempertahankan kepuasan konsumen, konsumen akan melakukan pembelian ulang sehingga dapat meningkatkan penjualan dan konsumen yang puas tersebut dapat dijadikan sebagai alat promosi yang dapat merekomendasikan cookies cokelat Waroeng Cokelat kepada teman atau keluarga mereka. c Kuadran 3 Prioritas Rendah Atribut-atribut yang ada dalam kuadran ini memiliki tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang dianggap rendah oleh konsumen cookies cokelat Waroeng Cokelat. Maka atribut tersebut harus diperbaiki kinerjanya setelah Waroeng Cokelat memperbaiki kinerja atribut yang terdapat pada kuadran 1. Atribut-atribut yang berada dalam kuadran 3 adalah nama merek. Terkenal tidaknya suatu nama merek tergantung dari besarnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Nama merek Waroeng Cokelat dinilai kurang terkenal oleh konsumen namun konsumen tidak mempermasalahkan hal tersebut karena atribut ini dianggap kurang penting oleh mereka. Namun, sebagai produk lokal, dalam jangka panjang pihak perusahaan perlu memperbaiki hal ini karena merek yang kuat sebuah produk akan memiliki nilai jual yang lebih baik dibandingkan produk tanpa merek. Dengan adanya merek konsumen akan lebih percaya terhadap rasa dan kualitas yang ditawarkan Merek juga memudahkan konsumen dalam mengingat sebuah produk. Dengan nama dan simbol yang mudah diingat, maka konsumen menjadi lebih tertarik membuat pilihan ke Waroeng Cokelat sehingga akan meningkatkan penjualan. d Kuadran 4 Berlebihan Atribut-atribut pada kuadran ini jika dilihat dari kepentingan responden berada pada tingkat kepentingan yang rendah, tetapi dilihat dari kinerjanya responden menilai bahwa kinerja atribut tersebut berada pada tingkat yang berlebihan. Dengan demikian, lebih baik dikurangi kinerjanya dan dialokasikan ke atribut lain yang membutuhkan perhatian lebih. Atribut-atribut yang masuk ke dalam kuadran ini adalah rasa manis, aroma cokelat, dan warna cokelat. VIII BAURAN PEMASARAN Berdasarkan pembahasan tentang karakteristik responden, proses pengambilan keputusan pembelian cookies cokelat Waroeng Cokelat, analisis sikap dan tingkat kepuasan responden terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat pada sub bab sebelumnya, maka dapat dihasilkan empat bauran pemasaran. Bauran pemasaran tersebut terdiri atas produk, harga, promosi, dan distribusi untuk cookies cokelat Waroeng Cokelat pada saat hari raya Idul Fitri.

8.1 Produk

Dalam Kotler 2005 dijelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Secara keseluruhan, konsumen masih memiliki sikap netral terhadap produk tetapi sudah merasa puas dengan atribut yang ada saat ini. Walaupun merasa puas, skor yang diperoleh sangat kecil dalam rentang nilainya. Sikap yang masih netral dan rasa puas yang masih kecil membuat pihak perusahaan perlu melakukan peningkatan dan perbaikan atribut agar dapat memperbaki sikap dan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat secara keseluruhan. Selain itu, peningkatan dan perbaikan kualitas produk juga diperlukan karena pembelian konsumen dilakukan berdasarkan inisiatif sendiri akibat pengaruh dari produk itu sendiri. Berdasarkan proses keputusan pemebelian konsumen, motivasi pembelian dan atribut yang paling dipertimbangkan ketika membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat adalah rasanya yang enak, bentuk cookiesnya yang menarik, dan rasa cokelatnya yang terasa. Analisis sikap Fishbein juga memberikan hasil yang serupa, atribut bentuk cookies, cita rasa cookies, dan rasa cokelat cookies cokelat Waroeng Cokelat yang membentuk sikap suka konsumen sehingga konsumen mau membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat kembali. Begitupun pada analisis indeks kepuasan konsumen, didapat ketiga atribut tersebut memberikan kepuasan paling besar kepada responden. Ketiga atribut tersebut juga masuk ke dalam kuadran 2 dalam analisis IPA. Sehingga atribut cita rasa, rasa cokelat, dan bentuk cookies harus dipertahankan dengan cara menjaga kualitas bahan baku yang digunakan dan menciptakan bentuk-bentuk yang menarik perhatian konsumen agar sikap dan kepuasan konsumen tetap dapat dipertahankan. Selain ketiga atribut tersebut, atribut lain yang perlu dipertahankan adalah daya tahan produk dan ketepatan waktu pemenuhan pesanan. Kedua atribut ini dalam analisis Fishbein memiliki sikap netral dan dalam analisis CSI termasuk kategori cukup puas. Namun skor yang diperoleh terbilang besar dalam rentang nilai tersebut sehingga kedua atribut ini masuk ke dalam atribut yang perlu dipertahankan kuadran 2 dalam IPA. Kedua atribut ini dapat dipertahankan dengan cara membuat produk yang disesuaikan dengan waktu pesanan seperti yang selama ini sudah dilakukan untuk meminimalkan waktu penyimpanan baik di perusahaan maupun di tenaga penjual. Pihak perusahaan juga perlu melakukan perbaikan untuk atribut-atribut yang dianggap masih belum memenuhi keinginan konsumen selain mempertahankan atribut-atribut yang sudah dianggap baik. Berdasarkan IPA atribut yang harus diperbaiki adalah jaminan keamanan pangan, dan variasi jenis cookies cokelat yang ditawarkan, dan kemasan. Atribut ini juga disikapi netral berdasarkan analisis Fishbein dan dinilai cukup puas oleh konsumen berdasarkan indeks kepuasan. Saran yang diberikan konsumen kepada Waroeng Cokelat juga sebagian besar terkait dengan variasi jenis, dan kemasan. Konsumen saat ini lebih sadar akan kesehatan apalagi dengan tingkat pendidikan responden yang tebilang baik. Atribut jaminan keamanan pangan yang dapat diperbaiki dengan memperbesar label yang ada sehingga cukup ruang untuk mencantumkan label halal, izin Depkes, dan tanggal kadaluarsa yang jelas. Sedangkan untuk tanggal kadaluarsa yang selama ini belum dicantumkan agar dicantumkan ke dalam label. Dengan tidak adanya tanggal kaduarsa yang jelas dapat membuat kepuasan konsumen menjadi sangat rendah jika sewaktu-waktu ternyata cookies yang dibelinya sudah rusak padahal harapannya terhadap daya simpan produk tersebut tinggi. Selain itu, konsumen juga akan merasakan ketidakpuasan jika terjadi hal seperti itu mengingat uang yang sudah mereka keluarkan untuk membeli cookies tersebut. Jadi saat ini pencantuman tanggal kadaluarsa menjadi sangat penting. Atribut variasi dianggap penting oleh konsumen, dan inilah salah satu alasan tersirat yang dikemukakan responden. Mereka membeli untuk mencari variasi lain karena bosan dengan yang sudah ada. Ini terbukti dari jenis cookies yang dibeli responden sebagian besar adalah marbel cokelat dan kurma cokelat yang merupakan jenis baru yang dikeluarkan oleh Waroeng Cokelat pada saat itu. Untuk menghindari perpindahan konsumen karena variasi, perusahaan harus terus menciptakan suatu jenis baru setiap tahunnya yang sesuai dengan keinginan konsumen seperti bentuk yang menarik, rasa cokelat yang terasa dan memiliki cita rasa yang enak. Hal ini juga dapat digunakan untuk menarik kembali konsumen yang hilang atau konsumen baru. Seperti yang telah diakukan untuk Idul Fitri tahun 2008 ini, Waroeng Cokelat mengeluarkan jenis cookies baru yaitu Milk Chesee Cokelat dan Dark Chesee Cokelat. Kemasan adalah salah satu dari bagian atribut yang penting bagi konsumen. Menurut konsumen, kemasan dapat menggunakan bentuk-bentuk lain seperti kotak, hati, oval, dan lain-lain serta penyusunan cookies ke dalam toples harus lebih rapi dan teratur. Penyusunan yang rapi dan teratur ini perlu dilakukan karena perusahaan ingin menggunakan kemasan yang transparan agar menonjolkan bentuk cookiesnya yang menarik. Dengan menggunakan kemasan yang transparan, penyusunan cookies yang rapi dan teratur akan menambah penampilan kemasan menjadi lebih cantik. Selanjutnya atribut aroma cokelat, rasa manis dan warna cookies hanya disikapi netral dan dinilai cukup memberikan kepuasan kepada responden. Namun atribut ini masuk ke dalam kuadran 4 dalam IPA. Ini berarti ketiga atribut tersebut dirasa berlebihan. Sebaiknya peningkatan untuk atribut ini dialihkan untuk peningkatkan atribut lain yang lebih berpengaruh kepada kepuasan konsumen. Selain hal yang terkait mengenai atribut produk, strategi produk juga dapat dilakukan dengan menawarkan produk kepada pasar yang tepat. Pada karakteristik responden, ditemukan bahwa ada konsumen laki-laki yang membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat padahal target utama adalah seorang ibu rumah tangga wanita. Adanya konsumen laki-laki dapat menjadi pasar tersendiri yaitu menawarkan produk yang didesain sebgai bingkisan karean konsumen laki-laki biasanya membeli dengan tujuan untuk dijadikan sebagai gift pemberian.

8.2 Harga