8.2 Harga
Berdasarkan evaluasi pasca pembelian, konsumen menyatakan bahwa jika harga yang ditawarkan naik maka konsumen akan mengurangi jumlah pembelian
cookies cokelat Waroeng Cokelat selanjutnya. Saran yang diberikan oleh
responden kepada Waroeng Cokelat pun banyak yang berkaitan dengan harga. Berdasarkan analisis sikap Fishbein, harga yang ditawarkan oleh Waroeng
Cokelat untuk cookies cokelatnya disikapi netral. Berdasarkan nilai CSI, responden merasa cukup puas dengan harga yang ditawarkan. Harga yang
ditawarkan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 35.000 dengan ukuran toples biasa setengah kilo. Harga yang ditawarkan tidak mungkin untuk diturunkan tetapi
kemungkinan yang terjadi justru akan naik setiap tahunnya mengingat bahan baku yang relatif mahal dan selalu mengalami kenaikan serta dengan memperhitungkan
biaya distribusi. Alternatif yang dapat dilakukan untuk memperbaiki atribut harga yang ditawarkan yaitu dengan memberikan alternatif kemasan yang lebih kecil
seertiukuran toples seperempat kilo karena berdasarkan karakteristik konsumen, konsumen cookies cokelat Waroeng Cokelat termasuk keluarga kecil dengan 3
sampai 4 orang anggota keluarga.
8.3 Promosi
Promosi merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan keunggulan, manfaat, dan lain-lain kepada konsumen dan calon konsumen. Promosi secara
tidak langsung dapat membujuk dan merangsang konsumen untuk mengenal, berminat, dan akhirnya sampai pada keputusan untuk membeli.
Informasi yang paling penting untuk diketahui oleh konsumen adalah jaminan keamanan pangan, cita rasa cookies dan daya tahan produk. Jadi
informasi inilah yang harus diberitahukan kepada konsumen pertama kali oleh tenaga penjual. Jadi, pemilik juga harus menjalin hubungan baik dan
mengkomunikasikan hal-hal yang terkait dengan produk kepada tenaga penjual. Alat promosi yang tepat digunakan oleh Waroeng Cokelat untuk memasarkan
produknya pada saat hari raya Idul Fitri adalah pengujian produk gratis. Pengujian gratis dilakukan untuk memberikan informasi kepada responden mengenai cita
rasa cookies Waroeng Cokelat. Perlu juga ditambahkan informasi mengenai ”Cokelat sebagai Kado Terbaik” dan contoh produknya. Hal ini sangat cocok
dilakukan untuk mereka yang melakukan pembelian untuk dijadikan sebagai hadiah atau bingkisan..
Terkenal tidaknya suatu nama merek tergantung dari besarnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Nama merek disikapi tidak baik oleh responden
berdasarkan analisis sikap Fishbein dan dinilai tidak memberikan kepuasan kepada responden. Namun tingkat kepentingan terhadap atribut ini dinilai rendah
oleh responden sehingga nama merek masuk ke dalam kuadran 3 dalam IPA. Perbaikan atribut ini dapat dilakukan setelah perbaikan atribut yang ada di
kuadran 1. Namun, karena atribut yang masuk ke dalam kuadarn 3 ini adalah nama merek yang tidak terkenal, perbaikan ini dapat dilakukan seiring dengan
perbaikan atribut-atribut yang diprioritaskan. Sebagai produk lokal, dalam jangka panjang pihak perusahaan perlu memperbaiki hal ini karena merek yang kuat
sebuah produk akan memiliki nilai jual yang lebih baik dibandingkan produk tanpa merek. Dengan adanya merek konsumen akan lebih percaya terhadap rasa
dan kualitas yang ditawarkan Merek juga memudahkan konsumen dalam mengingat sebuah produk.
Atribut ini dapat diperbaiki tetapi dalam waktu yang lama karena Waroeng Cokelat tidak perlu mengeluarkan biaya promosi khusus untuk memperkenalkan
mereknya. Hal ini disebabkan untuk produk UKM, berat rasanya untuk mengiklankan produknya di media cetak atau elektronik karena keterbatasan
sumber daya ekonomi yang dimiliki. Perbaikan dapat dilakukan dengan tetap mencantumkan label merek Waroeng Cokelat pada produknya akan membuat
konsumen sadar akan keberadaan merek tersebut. Konsumen yang membeli dan merasa puas akan merekomendasikan merek tersebut kepada teman atau keluarga
mereka sehingga mereka pun menjadi mengenal merek Waroeng Cokelat. Terbukti dari sebaran responden pada proses pengambilan keputusan berdasarkan
pencarian informasi, bahwa temanlah yang paling efektif dari pada sumber informasi.
Selain itu, promosi dapat dilakukan dengan tetap mengikuti pameran- pameran terutama untuk pameran khusus cokelat yang diadakan setiap dua tahun
sekali. Dengan mengikuti pameran cokelat, Waroeng Cokelat dapat diperhitungkan sebagai usaha dalam industri makanan berbahan baku cokelat di
Indonesia. Sebagai binaan Disperindagkop, tentunya pemerintah dapat membantu mempromosikan Waroeng Cokelat sebagai salah satu merek lokal Kota Bogor
dengan memasukkannya ke dalam website pemerintah Kota Bogor kategori industri, produk unggulan, atau UKM unggulan karena dalam Website pemerintah
Kota Bogor belum ada informasi mengenai Waroeng Cokelat.
8.4 Distribusi