Kerangka pembelajaran Uraian Materi 1. Pendekatan Saintifik
116 2 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi 3 Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder 4 Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
5 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
6 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek checklist, skala rentang rating scale, catatan anekdotal anecdotal record, catatan berkala, dan alat mekanikal
mechanical device. Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor-faktor yang akan diobservasi. Skala
rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.
b. Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep,
prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke
tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui
kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan
peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
117 Kriteria pertanyaan yang baik
Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau
penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses
interaksi Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami
kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tabel 2: . Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif Tingkatan
Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih rendah
Pengetahuan knowledge
Apa... Siapa...
Kapan... Di mana...
Sebutkan... Jodohkan...
pasangkan... Persamaan kata...
Golongkan... Berilah nama...
Dll. Pemahaman
comprehensio n
Terangkahlah... Bedakanlah...
Terjemahkanlah... Simpulkan...
Bandingkan... Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan application
Gunakanlah... Tunjukkanlah...
Buatlah... Demonstrasikanlah.
Carilah hubungan... Tulislah contoh...
Siapkanlah... Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih tinggi
Analisis analysis
Analisislah... Kemukakan
bukti- bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan- alasan…
Sintesis synthesis
Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Su sunlah…
Rancanglah...
Tulislah… Bagaimana kita dapat
memecahkan… Apa
yang terjadi
seaindainya… Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
Kembangkan… Evaluasi
Berilah pendapat…
Berilah alasa n…
118 Tingkatan
Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
evaluation Alternatif
mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah...
c. Mengumpulkan informasi Eksperimen Mencoba Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek
yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi
kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
d. Mengasosiasi Mengolah informasi Melakukan analisis data dengan menghubungkan beberapa variabel untuk
memahami fakta atau fenomena yang berhubungan dengan keunikan, kesamaan, dan keberagaman budaya, agama, religikepercayaan, tradisi,
dan bahasa. Memberikan contoh pemanfaatan ilmu antropologi dengan mengkaitkan antara konsep-konsep dasar antropologi dengan berbagai
fenomena budaya yang terjadi dalam masyarakat setempat. Kegiatan ini menghasilkan kesimpulan yang diperoleh melalui kajian terhadap fakta yang
didukung oleh konsep-konsep para ahli yang relevan. f. Mengomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Selama proses pembelajaran, guru secara konsisten mengomunikasikan atau mentransmisikan pengetahuan, informasi, atau aneka pesan baru
kepada peserta didiknya. Kegiatan mengomunikasikan merupakan proses yang kompleks. Proses transmisi atau penyampaian pesan yang salah
menyebabkan komunikasi tidak akan berjalan efektif.
119 Pada
konteks pembelajaran
dengan pendekatan
saintifik, mengomunikasikan mengandung beberapa makna, antara lain: 1
mengomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau pendapat; 2 berbagi sharing informasi; 3 memperagakan sesuatu; 4 menampilkan hasil
karya; dan 5 membangun jejaring. Mengomunikasikan juga mengandung makna: 1 melatih keberanian, 2 melatih keterampilan berkomunikasi, 3
memasarkan ide, 4 mengembangkan sikap saling memberi-menerima informasi, 5 menghayati atau memaknai fenemomena, 6 menghargai
pendapatkarya sendiri dan orang lain, dan 7 berinteraksi antarsejawat atau dengan pihak lain.
Seperti dijelaskan di atas, salah satu esensi mengomunikasikan adalah membangun
jejaring. Selama
proses pembelajaran,
kegiatan mengomunikasikan ini antara lain dapat dilakukan melalui model
pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah.
Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi
yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.