25 idiom.  Bebas  dari  ambigu  karena  bahasa  ilmiah  memberikan  informasi
keilmuan  yang  jelas,  tanpa  keraguan  akan  makna  dan  terbebas  dari penafsiran makna yang berbeda.
d.  Variasi Bahasa Berdasarkan Tingkat Keformalannya
Berdasarakan  tingkat  keformalannya,  Martin  Joos  dalam  bukunya  The  Five Clock membagi variasi bahasa menjadi lima ragam yaitu:
1  Ragam Beku
Variasi  bahasa  yang  digunakan  paling  formal,  digunakan  pada  situasi khidmat  dan  upacara-upacara  resmi  contoh:  khotbah  jumat,  khotbah
pendeta, upacara kenegaraan dan lain-lain. Disebut ragam beku karena pola dan  kaidahnya  sudah  ditetapkan  secara  mantap  dan  tidak  boleh  diubah.
Dalam  bentuk  tertulis  seperti  Undang-Undang  Dasar,  KUHP,  Akta  Notaris, dan lain-lain.
2  Ragam Resmi
Variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat menyurat,  buku  pelajaran  dan  sebagainya.  Pola  dan  kaidah  ragam  resmi
sudah  ditetapkan  secara  mantap  sebagai  suatu  standar.  Pada  dasarnya ragam    resmi  sama  dengan  ragam  beku  yang  hanya  digunakan  pada
suasana resmi.
3  Ragam Usaha
Variasi bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan di sekolah, rapat- rapat,  pembicaraan  yang  berorintasi  pada  hasil  atau  produksi.  Ragam
bahasa  inilah  yang  paling  operasional.  Wujudnya  berada  di  antara  ragam formal dan ragam santai.
4  Ragam santai
Variasi  bahasa  yang  digunakan  dalam  situasi  yang  tidak  resmi  untuk berbincang-bincang  dengan  keluarga  atau  teman  karib,  pada  waktu
beristirahat.  Ciri  ragam    ini  banyak  menggunakan  bentuk  allegro  yaitu bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan. Kosa katanya banyak dipenuhi
26 leksikal  dialek  dan  unsur  bahasa  daerah.  Struktur    morfologi  dan
sintaksisnya normatif tidak digunakan.
5  Ragam Akrab
Variasi  bahasa  yang  biasa  digunakan  oleh  para penutur  yang  hubungannya sudah  akrab  seperti  anggota  keluarga  atau  antar  teman  yang  sudah  akrab.
Cirri  raga  mini  adalah  penggunaan  bahasa  yang  tidak  lengkap,  pendek- pendek, dan kadang artikulasi yang tidak jelas.
2.  Keterkaitan antara Bahasa dan Dialek
Bahasa  merupakan  bagian  dari  kebudayaan  yang  salah  satu fungsinya sebagai alat menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain.
Dalam  bahasa  ada  1  konsep  verbal  yang  termasuk  dialek  dan  idiolek,  2 konsep  non  verbal  yang  mencakup  body  language  bahasa  tubuh.  Dialek
menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah versi bahasa yang berbeda- beda  menurut  pemakainya  seperti  dari  suatu  daerah  tertentu,  kelompok
sosial tertentu.
Bahasa memiliki banyak variasi seperti idiolek, dimana variasi bahasa bersifat  perseorangan  yang  berkenaan  dengan  warna  suara,  pilihan  kata,
gaya  bahasa,  dan  susunan  kalimat.  Sedangkan  dialek  merupakan  variasi bahasa  dari  sekelompok  penutur  yang  jumlahnya  relatif  berada  pada  suatu
tempat  tertentu.  Dialek  ini  dibagi  atas  dialek  area,  dialek  regional,  dialek
geografi. Penggunaan istilah dialek dan bahasa dalam masyarakat umum sering
kali  bersifat  ambigu,  secara  linguistik  jika  masyarakat  tutur  masih  saling mengerti  maka  alat  komunikasinya  adalah  dua  dialek  dari  bahasa  yang
sama. Namun secara politis meskipun dua masyarakat tutur saling mengerti karena  kedua  alat  komunikasi  verbalnya  mempunyai  kesamaan  sistem  dan
sub-sistem, tetapi keduanya dianggap sebagai bahasa yang berbeda. Contoh Bahasa Indonesia dengan Malaysia dan Brunei.