95
Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016
PT BANK VICTORIA SYARIAH Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015
Angka-angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain
PT BANK VICTORIA SYARIAH Notes to Financial Statements
For the Years Ended December 31, 2016 and 2015
Figures are Presented in Rupiah, unless Otherwise Stated
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat
aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan.
Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode
sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
When each major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying
amount of the item of property and equipment as a replacement if the
recognition criteria are satisfied. Such major inspection is capitalized and
amortized over the next major inspection activity.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan
aset tetap diakui dalam laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no
future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gains or loss
arising from de-recognition of property and equipment is included in profit or loss in
the year the item is derecognized.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan
dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The asset’s residual values, if any, useful lives and depreciation method are
reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.
m. Aset Tak berwujud m. Intangible Assets
Aset tak berwujud yang dimiliki oleh Bank berupa perangkat lunak dan lisensi
ATM. Intangible assets held by the Bank
are software and ATM license.
Perangkat lunak, dicatat sebagai aset tak berwujud dan dinyatakan sebesar nilai
tercatat, yaitu sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi.
The software is recorded as an intangible asset and is stated at cost less
accumulated amortisation.
Perangkat lunak diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama
estimasi masa manfaat ekonomis aset yaitu 5 lima tahun.
Software are amortised using straight-line method over the estimated useful life of
the assets, which is 5 five years.
n. Aset Lain-lain
n. Other Assets
Aset lain-lain antara lain terdiri dari setoran jaminan, uang muka, agunan yang diambil
alih “AYDA”, properti terbengkalai dan tagihan lain yang tidak dapat
diklasifikasikan ke pos-pos sebelumnya. Other assets consist of deposit guarantee,
advances, foreclosed assets, abandoned properties and other assets that cannot be
classified to previous accounts.
AYDA diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar
setelah dikurangi biaya untuk menjualnya, maksimum sebesar kewajiban nasabah
pembiayaan. Bank tidak dapat mengakui keuntungan pada saat pengambilalihan
aset. Setelah pengakuan awal, AYDA dicatat sebesar nilai yang lebih rendah
antara nilai tercatat dengan nilai wajarnya setelah dikurangi biaya untuk menjualnya.
AYDA tidak disusutkan. At initial recognition, foreclosed assets are
measured at lower value between carrying amount and its fair value less cost to sell,
at the maximum at the customer’s outstanding amount. Bank cannot
recognise profit
when acquiring the assets. After initial recognition, foreclosed
assets are recognised at lower value between its carrying value and fair value
less cost to sell. Foreclosed assets are not depreciated.
- 19 -
96
Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016
PT BANK VICTORIA SYARIAH Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015
Angka-angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain
PT BANK VICTORIA SYARIAH Notes to Financial Statements
For the Years Ended December 31, 2016 and 2015
Figures are Presented in Rupiah, unless Otherwise Stated
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pelepasan AYDA dihitung sebagai
perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan nilai tercatat dari AYDA
diperhitungkan dalam laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan
pengakuannya. Any gain or loss arising on sales of
foreclosed asset calculated as the difference between the net disposal
proceeds and the carrying amount of the foreclossed asset is included in the profit
or loss in the period such asset is derecognized.
o. Cadangan kerugian penurunan nilai aset
produktif dan aset non-produktif o.
Allowance for impairment losses on earning assets and non-earning assets
Aset produktif terdiri dari giro pada Bank Indonesia dan penempatan pada Bank
Indonesia dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah FASBIS, giro
pada bank lain, penempatan pada bank lain, investasi pada efek-efek, piutang
murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, aset yang
diperoleh untuk ijarah, serta komitmen dan kontinjensi yang berisiko kredit.
Earning assets consist of current accounts with Bank Indonesia, placements with
Bank Indonesia in the form of Bank Indonesia
Sharia Deposit Facilities FASBIS, current accounts with other
banks, placements with other banks,
marketable securities, mudharabah and musyarakah financing, assets acquired for
ijarah, and commitments and
contingencies which carry credit risk. Aset non-produktif adalah aset selain aset
produktif yang memiliki potensi kerugian, dan antara lain terdiri dari rekening antar
kantor, rekening rupa-rupa, agunan yang diambil alih, dan properti terbengkalai.
Non-earning assets are the Bank’s assets other than the earning assets, which have
potential loss, and consists of inter-office accounts, suspense accounts, foreclosed
assets, and abandoned properties.
Cadangan kerugian penurunan nilai – Aset produktif
Allowance for impairment losses – Earning assets
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia PBI, Bank mengklasifikasikan aset
produktif ke dalam satu dari lima kategori dan aset non-produktif
ke dalam satu dari empat kategori. Aset produktif tidak bermasalah
performing diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan
“Dalam Perhatian Khusus”, sedangkan aset produktif bermasalah non-performing
diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu: “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”.
Kategori untuk aset non-produktif terdiri dari “Lancar”, “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan
“Macet”. In accordance with Bank Indonesia
Regulations PBI, the Bank classifies earning assets into one of five categories
and non- earning assets into one of four categories. Performing earning
assets categorised as “Current” and “Special
Mention”, while non-performing earning assets are
categorized into three categories: “Substandard”, “Doubtful”, and
“Loss”. Non-Earning assets are divided into “Current”, “Substandard”, “Doubtful”,
and “Loss”.
Penilaian kualitas aset bank umum berdasarkan prinsip syariah diatur dalam
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SEOJK No.8SEOJK.032015 tanggal 10
Maret 2015 tentang “Penilaian Kualitas Aset bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah”. The assessment of asset quality of
commercial banks under sharia circular letter
is regulated by Otoritas Jasa Keuangan
Regulations SEOJK No.8SEOJK.032015 dated March 10,
2015 regarding “Assessment of the
Quality of Assets of Sharia Commercial Bank and Sharia Business
Unit”.
- 20 -