67
Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016
KERANGKA MANAJEMEN RISIKO
Substansi dari proses manajemen risiko adalah mengurangi dan mengendalikan mitigation risiko pada setiap aktivitas
operasional Bank dan dapat meningkatkan kepedulian atau kesadaran awareness terhadap risiko yang berdasarkan
prinsip kehati-hatian serta prinsip Syariah.
Secara umum kerangka manajemen risiko Bank mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Meningkatkan Budaya Risiko Risk Culture
Budaya risiko merupakan interaksi dari visi dan misi, praktek-praktek, nilai-nilai dan sikap manajemen dalam
proses operasional Bank yang mana tujuannya agar setiap personil Bank memiliki kepedulian awareness
terhadap risiko dalam menjalankan fungsi operasional masing-masing.
2. Meningkatkan Sinergi dan Proaktif
Sinergi dan perilaku proaktif antar lini organisasi sangat diperlukan untuk dapat melakukan deteksi dini
terhadap kemungkinan risiko yang timbul sehingga visi dan misi Bank dapat tercapai.
3. Penilaian Risiko
Risiko yang dapat dideteksi secara dini menjadikan proses manajemen risiko lebih efektif dan eisien yang mana
dapat menghasilkan proil risiko yang rendah aman.
TATA KELOLA MANAJEMEN RISIKO
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas efektivitas penerapan manajemen risiko. Oleh karena itu
Dewan Komisaris dan Direksi wajib memahami risiko-risiko yang dihadapi Bank, menyampaikan strategi dan arahan
yang jelas serta melakukan pengawasan agar Bank dapat memitigasi risiko sehingga setiap lini organisasi memiliki
budaya manajemen risiko. Untuk melaksanakan pengawasannya, Dewan Komisaris
membentuk komite independen, yaitu: Komite Pemantau Risiko, Komite Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing komite tersebut adalah antara lain mencakup hal sebagai berikut:
1. Komite Pemantau Risiko: melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko Bank dan penerapan kebijakan dimaksud dan
melakukan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Manajemen Risiko.
2. Komite Audit: melakukan evaluasi kebijakan dan pelaksanaan audit intern dalam rangka menilai kecukupan pengendalian
intern, kecukupan proses pelaporan keuangan, melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka
efektivitas pelaksanaan audit ekstern serta memberikan rekomendasi penunjukan Kantor Akuntan Publik.
3. Komite Remunerasi dan Nominasi: melakukan evaluasi kebijakan dan kesesuaian pelaksanaan remunerasi bagi
Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan karyawan secara keseluruhan.
- Penetapan strategi untuk mencapai kualitas penerapan manajemen risiko yang handal dan berkesinambungan
- Peningkatan kesadaran risiko risk awareness. - Pelaksanaan supervisi oversight yang dilakukan
Dewan Komisaris. - Peningkatan pemahaman atas konsep three lines of
defence dengan lebih baik, yaitu: seluruh divisi bisnis dan divisi pendukung memahami fungsi sebagai irst
line of defence risk owner , Divisi Manajemen Risiko dan
Divisi Kepatuhan memahami fungsi sebagai second line of defence
yang juga berperan memberikan independent assurance
atas penerapan manajemen risiko dan Satuan Kerja Audit Intern SKAI memahami fungsi sebagai third
line of defence sehingga hasil sinergi antar lini organisasi tersebut dapat menghasilkan proil risiko secara bankwide
yang komprehensif.
Penerapan manajemen risiko Bank Victoria Syariah mencakup 10 sepuluh jenis risiko, yaitu: Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko
Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Strategik, Risiko Kepatuhan, Risiko Reputasi, Risiko Imbal Hasil dan Risiko Investasi.
FOKUS MANAJEMEN RISIKO PADA TAHUN 2016
Tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia di tahun 2016 tidak terlepas dari dinamika perkembangan ekonomi dan keuangan
global serta kondisi ekonomi Indonesia yang sedang mengalami pelemahan, maka Bank menerapkan kebijakan manajemen
risiko yang fokus untuk melakukan konsolidasi internal dalam rangka memperkuat infrastruktur dan peningkatan kualitas
penerapan manajemen risiko pada fungsi-fungsi kerja terkait risiko kredit, likuiditas dan operasional.
Bank melakukan monitoring intensif terhadap parameter risk appetite yang telah ditetapkan di awal tahun 2016 dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian serta prinsip Syariah.
Dan hasil penilaian proil risiko Bank untuk 2 tahun terakhir relatif stabil yang dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel perkembangan proil risiko Bank Victoria Syariah :
PROFIL RISIKO
PROFIL RISIKO TRIWULAN IV - 2015
PERINGKAT RISIKO
INHERN PERINGKAT
RISIKO INHERN
RISIKO KOMPOSIT
RISIKO KOMPOSIT
SISTEM PENGENDALIAN
RISIKOKPMR SISTEM
PENGENDALIAN RISIKOKPMR
PROFIL RISIKO TRIWULAN IV - 2016
Risiko Kredit
Risiko Pasar
Risiko Likuiditas
Risik Operasional
Risiko Hukum
Risiko Stratejik
Risiko Kepatuhan
Risiko Reputasi
Risiko Imbal
Hasil Risiko
Investasi Moderate
Low to Moderate
Moderate Low to
Moderate Low to
Moderate Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Moderate to High
Low to Moderate
Moderate Low to
Moderate Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Moderate Low to
Moderate Low to
Moderate Moderate
to High Low to
Moderate Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Moderate Low to
Moderate Low to
Moderate Moderate
to High Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Low to Moderate
Moderate Low to
Moderate Fair
Satisfactory Fair
Fair Satisfactory
Fair Satisfactory
Satisfactory Fair
Fair Satisfactory
Satisfactory Satisfactory
Satisfactory Satisfactory
Satisfactory Satisfactory
Satisfactory Satisfactory
Satisfactory
68
Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi membentuk komite: Komite Manajemen Risiko, Komite Aset dan
Liabilitas ALCO, Komite Pembiayaan, Komite Teknologi Sistem Informasi dan Pengembangan Produk, dan Komite.
Sumber Daya Insani
Sumber Daya Insani ditetapkan pada setiap jenjang jabatan dengan memperhatikan kecukupan kuantitas dan
kompetensinya.Peningkatan kompetensi dan pengembangan aspek integritas personil maupun pimpinan dilakukan secara
berkesinambungan untuk menjamin efektivitas proses manajemen risiko.
Strategi
Perumusan strategi manajemen risiko disesuaikan dengan strategi bisnis dengan memperhatikan tingkat risiko
yang akan diambil, toleransi risiko, dan mengendalikan eksposur risiko dengan efektif sesuai kebijakannya. Bank
melakukan review strategi manajemen risiko secara berkala dengan memperhatikan dampak terhadap
kinerja keuangan.
Risk Appetite dan Toleransi Risiko
Direksi dalam memberikan arahan strategi dan sasaran bisnis Bank mencakup tingkat risiko yang akan diambil risk
appetite dan batas toleransinya serta mempertimbangkan kemampuan Bank.
Kebijakan Penetapan Limit
Kebijakan penetapan limit risiko disesuaikan dengan risk appetite
, toleransi risiko, strategi bisnis, kemampuan Sumber Daya Insani dan kepatuhan terhadap ketentuan
internal dan eksternal yang berlaku. Penetapan limit diusulkan oleh Divisi terkait melalui Komite Manajemen Risiko untuk
direkomendasikan dan mendapatkan persetujuan Direksi. Dan selanjutnya Limit di review secara berkala.
PROSES MANAJEMEN RISIKO 1. Identiikasi
Memiliki metode atau sistem untuk melakukan identiikasi risiko pada seluruh produk dan aktivitas
bisnis Bank. Proses identiikasi risiko dilakukan mulai dengan mengkaji dan menilai sumber-sumber risiko
pada produk dan aktivitas baru dan memastikan proses manajemenrisiko telah dijalankan. Proses identiikasi
risiko antara lain didasarkan pada pengalaman Bank maupun bank-bank lain dan menganalisa proses bisnis
suatu produkatau aktivitas.
2. Pengukuran
Sistem pengukuran risiko digunakan sebagai salah satu acuan untuk pengendalian risiko. Metode pengukuran
risiko dilakukan secara kuantitatif danatau kualitatif berdasarkan pedoman Otoritas Jasa Keuangan OJK.
Selanjutnya metode pengukuran risiko di evaluasi secara berkala.
3. Pemantauan
Bank memiliki prosedur pemantauan terhadap antara lain: besarnya eksposur dan toleransi risiko,
kepatuhan terhadap limit internal dan konsistensi pelaksanaan
Penerapan Manajemen
Risiko. Pemantauan dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko
dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen dalam rangka memitigasi risiko.
4. Pengendalian
Sistem pengendalian risiko mengacu pada kebijakan dan prosedur yang ada. Proses pengendalian risiko
disesuaikan dengan eksposur risiko, risk appetite dan toleransi risiko serta kebijakan penetapan limit Bank.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO
Sistem informasi manajemen risiko merupakan bagian dari sistem informasi manajemen Bank. Sistem informasi
manajemen risiko digunakan untuk mendukung pelaksanaan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian risiko serta dalam rangka proses pengambilan keputusan oleh Direksi. Sistem informasi manajemen risiko di
review secara berkala.
JENIS-JENIS RISIKO I. Risiko Kredit
1. Risiko Pembiayaan adalah akibat kegagalan nasabahdebitur dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank sesuai dengan
yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan. 2. Counterparty risk
merupakan risiko yang timbul karena Counterparty tidak dapat melunasi kewajibannya kepada Bank.
3. Concentration risk merupakan risiko pembiayaan akibat pemberian pembiayaan dalam jumlah yang tinggi pada
sejumlah kecil nasabah atau pada segmen tertentu atau eksposur pembiayaan tertentu. Penetapan limit
konsentrasi akan menjaga portofolio terdiversiikasi dan meminimumkan kerugian Bank.
4. Issues risk merupakan risiko yang timbul karena penerbit suatu surat berharga tidak dapat melunasi sejumlah
nilai surat berharga yang dimiliki Bank.
Budaya Risiko Pembiayaan
Budaya risiko pembiayaan merupakan interaksi dari visi dan misi, praktek-praktek, nilai-nilai dan sikap manajemen
dalam proses pembiayaan, mencakup hal sebagai berikut: 1. Kebijakan pembiayaan dievaluasi secara berkala dan
dipahami oleh seluruh lini organisasi. 2. Manajemen secara berkala melakukan penilaian
terhadap konsistensi praktek pembiayaan terhadap risk appetite dan kebijakan pembiayaan.
3. Kualitas pembiayaan menjadi fokus yang dikomunikasikan kepada seluruh tingkatan organisasi Bank.
4. Selektif dalam pengajuan bisnis baru. 5. Akuntabilitas yang jelas bagi setiap lini organisasi yang
terlibat dalam pengelolaan risiko pembiayaan. 6. Reward and punishment yang obyektif terhadap
prestasi dan kelalaian.