Pengukuran Tahunan - Bank Victoria Syariah

69 Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016 7. Kode etika terkait pemberian pembiayaan dipahami oleh seluruh lini organisasi untuk menghindari konlik kepentingan. 8. Pelatihan dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan Strategi manajemen risiko pembiayaan mencerminkan tingkat toleransi risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan expected return terhadap potensi kerugian yang mungkin terjadi, yaitu sebagai berikut: 1. Merumuskan selera risiko risk appetite dan memastikan pertumbuhan dan karakteristik bisnis berjalan konsisten dengan risk appetite Bank. 2. Memastikan rencana pertumbuhan bisnis didukung oleh infrastruktur manajemen risiko yang memadai dan efektif. 3. Mengoptimalkan risiko dengan pendapatan risk- return sesuai kinerja bisnis dan didukung oleh review independen yang memadai. 4. Membantu Direksi meningkatkan fungsi pengawasan dan koordinasi dengan unit kerja pengelola risiko risk taking unit. 5. Mengkomunikasikan strategi risiko pembiayaan untuk dapat dipahami secara jelas dan efektif kepada seluruh staf terkait dan dilakukan evaluasi berkala. Pendelegasian Wewenang Bank menetapkan batas wewenang limit dan Komite Pembiayaan terkait pemberian pembiayaan. Penetapan kewenangan dalam melakukan keputusan pemberian pembiayaan melalui mekanisme dan pemisahan fungsi yang berdasarkan prinsip four eyes principle antara unit yang melakukan usulan, analisis, persetujuan dan administrasi pembiayaan.

II. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah potensi kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan. Risiko pasar pada bank syariah utamanya adalah berupa risiko imbal hasil atau pricing pada portofolio aset dan kewajiban bank. Dalam hal BI rate menjadi indikator atau acuan pricing perbankan nasional mengalami tren peningkatan yang cukup signiikan. Adanya perubahan faktor ekonomi makro tersebut menjadi factor terhadap tekanan perolehan return perbankan syariah pada umumnya. Penerapan strategi pricing imbal hasil, Bank menggunakan BI rate sebagai indikator atau acuan pricing dan mempertimbangkan faktor pesaing serta tren tingkat pricing di pasar. Pengelolaan risiko akibat kemungkinan peningkatan BI Rate menjadi salah satu agenda penting yang dibahas dalam rapat Dewan Komisaris, Direksi dan divisi terkait, dalam menentukan langkah antisipasi mempertahankan bagi hasil bersih yang optimal atas struktur portfolio asset dan kewajiban bank. Selain mempertahankan hasil bersih yang optimal, Bank terus berupaya meningkatkan pendanaan melalui CASA Current Account Giro dan Saving Account Tabungan dan hubungan dengan nasabah yang loyal serta sumber-sumber pendanaan baru.

III. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidak mampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas danatau aset likuid, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Tujuan utama manajemen risiko likuiditas adalah untuk meminimalkan kemungkinan ketidak mampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas. Rasio FDR Salah satu indikator proil risiko likuiditas adalah rasio Financing to Deposit Ratio FDR. Indikator likuiditas lainnya adalah cash ratio, yaitu : 1. Cash ratio 1 : Primary Reserve + Secondary Reserve 30 Giro + 30 Tab. + 10 Deposito 2. Cash ratio 2 : Primary Reserve + Secondary Reserve Dana Pihak Ketiga. Hasil simulasi Bank dalam kondisi dimana FDR tergolong cukup tinggi, Bank dapat menjaga kedua rasio likuiditas tersebut, di atas posisi rasio yang disarankan oleh OJK, sekaligus mendapat perolehan proitabilitas yang memadai. Customer Behavior Dana pihak ketiga Bank pada prinsipnya terbagi dalam 2 jenis, yaitu: 1 Bentuk penyimpanan dana dimana Bank setiap saat berkewajiban menyediakan dana nasabah bilamana nasabah menarik dana. Dalam hal ini seluruh dana pada prinsipnya memiliki proil cash low jatuh tempo 1 hari, seperti produk giro dan tabungan CASA, namun dalam praktek, nasabah CASA tidak menarik seluruh dananya pada hari berikutnya atau dengan kata lain dana CASA efektif jatuh temponya akan lebih dari 1 hari. 2. Bentuk penyimpanan dana dimana proil penarikannya berdasarkan jatuh tempo kontraknya, seperti deposito. Sedangkan nasabah deposito tidak selalu pada saat jatuh tempo kontrak dananya langsung ditarik keluar, namun pada umumnya lebihbanyak diperpanjang pada saat jatuh temponya. Customer Behavior Analysis inti ini adalah memperhitungkan berapa tingkat prosentase dana inti giro, tabungan dan deposito yang bertahan di Bank selama periode tertentu. Metodenya dengan menghitung berapa jumlah nasabah dan nominal dananya yang bertahan terus-menerus tidak terputus mulai dari 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan hingga lebih dari 12 bulan. Selama tahun 2016, hasil analisa customer behavior inti Bank menunjukkan proil pengendapan dana nasabah adalah