Pelaksanaan Rapat Dewan Pengawas Syariah

59 Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016 kepentingan sendiri, keluarga ataupun kepentingan pihak luar lainnya. g. Menjual atau memasarkan produk keuangan lain yang sejenisnya selain produk Bank. h. Memiliki hubungan keluarga dalam tingkat pertama secara horizontal atau vertical dengan karyawan lainnya. i. Terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan suatu organisasi dan atau individu yang memungkinkan terjadinya benturan kepentingan. Dalam hal terjadi benturan kepentingan, maka penanganan benturan kepentingan mencakup: 1. Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif dilarang mengambil tindakan yang dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan Bank . 2. Benturan kepentingan wajib diungkapkan dalam setiap keputusan. 3. Pengungkapan dan pencatatan transaksi yang menimbulkan benturan kepentingan wajib diadministrasikan dan didokumentasikan dalam risalah rapat maupun dokumen lainnya yang terkait. Selama tahun 2016, tidak terdapat transaksi maupun kejadian dalam bentuk apapun yang menyebabkan timbulnya benturan kepentingan di Bank Victoria Syariah. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BANK Seiring dengan kompleksitas kegiatan usaha Bank yang semakin berkembang, sehingga dapat berdampak terhadap eksposur risiko yang dihadapi Bank maka diperlukan upaya untuk melakukan mitigasi risiko kegiatan usaha Bank yang salah satunya adalah melalui langkah yang bersifat ex-ante dengan mematuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku. Fungsi Kepatuhan diperlukan sebagai fungsi yang melakukan langkah-langkah tersebut sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 132PBI2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Direktur Kepatuhan Bank Syariah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan Fungsi Kepatuhan di Bank Victoria Syariah, dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang juga membawahi fungsi penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT dan Sekretaris Perusahaan. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan berdasarkan Kebijakan Kepatuhan Bank adalah membantu Direktur Kepatuhan dalam melakukan hal-hal sebagai berikut: • Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan guna memastikan Kepatuhan Bank dalam mematuhi seluruh peraturan internal dan eksternal serta peraturan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati- hatian termasuk Prinsip Syariah. • Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku secara umum dan syariah. • Memantau dan menjaga Kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bank Indonesia. • Membuat laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan kepada Bank Indonesia setiap semester serta laporan berkala pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan Komisaris. • Membuat laporan lainnya kepada pihak internal dan atau eksternal. • Memastikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan dan prosedur program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT sesuai ketentuan yang berlaku . Selama tahun 2016, penerapan Fungsi Kepatuhan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai berikut: a. Melakukan monitoring dalam pelaksanaan ketentuan prinsip kehati-hatian seperti Kewajiban Penyediaan Modal MinimumCapital Adequacy Ratio CAR, Batas Maksimum Penyaluran Dana BMPD, Non Performing Financing NPF , Penyisihan Penghapusan Aktiva PPA dan Giro Wajib Minimum GWM. b. Menyampaikan Opini Kepatuhan kepada unit kerja terkait dan kantor-kantor cabang mengenai rancangan kebijakan dan ketentuan, pelaksanaan operasional, dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan aspek general compliance maupun aspek syariah terhadap 23 tiga puluh tiga kebijakanprosedur Bank . c. Melakukan kajian kepatuhan terhadap usulan pembiayaan dengan limit usulan ≥ Rp. 2,5 Milyar dengan menerbitkan Compliance Financing Review terhadap 68 enam puluh delapan usulan pembiayaan. d. Melakukan sharing information atau sosialisasi baik secara langsung maupun melalui media e-mail atas ketentuan maupun perundang-undangan yang baru maupun yang telah berlaku kepada unit kerja di Kantor Pusat maupun kantor cabang sebagai bentuk peningkatan Budaya Kepatuhan. e. Melakukan review atas Buku Pedoman Operasional Bank atas pelaksanaan kegiatan unit kerja serta produk-produk baru dari pembiayaan danatau penghimpunan dana. f. Melakukan reminder kepada seluruh unit kerja terkait penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bank Indonesia atau otoritas lainnya secara tepat waktu dan pelaksanaan aktivitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g. Melakukan monitoring pemenuhan komitmen Bank kepada Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan target date, baik komitmen yang bersifat jawaban temuan hasil pemeriksaan maupun komitmen yang tertera dalam Rencana Bisnis Bank. 60 Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016 h. Memastikan kelengkapan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank antara lain dengan melakukan inventarisir terhadap pelaksanaan rapat komite sesuai dengan ketentuan dan memastikan segala unsur dalam indikator penilaian GCG. i. Berperan aktifberpartisipasi dalam rapat-rapat antar DivisiUnit Kerja. j. Berkoordinasi secara rutin dengan Dewan Pengawas Syariah terkait dengan peningkatan penerapan fungsi Kepatuhan terhadap Prinsip Syariah, termasuk menjadi liason oicer unit kerja dengan DPS. k. Berkoordinasi dengan Satuan Kerja Audit Internal dan Divisi Manajemen Risiko dalam monitoring pelaksanaan pengendalian internal dan mitigasi risiko Kepatuhan Bank. l. Menyampaikan laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan secara semesteran kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui surat nomor 092DIR- OJKJKTVII2016 tanggal 28 Juli 2016 dan nomor 016 DIR-BVISI2017 tanggal 18 Januari 2017. m. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan secara bulanan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Terkait dengan pelaksanaan penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT, hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2016 antara lain sebagai berikut: a. Melakukan monitoring terhadap kelengkapan dan pengkinian data nasabah. b. Melakukan pemantauan dan analisa transaksi berdasarkan proil dan karakteristik nasabah. c. Melakukan pemantauan penerapan pengelompokan nasabah berdasarkan risiko yang dilakukan di seluruh kantor cabang. d. Melakukan pemantauan terhadap transaksi nasabah yang sesuai dalam katagori transaksi pelaporan ke PPATK. e. Mengadakan pelatihan APU dan PPT kepada seluruh karyawan Bank Victoria Syariah secara umum maupun pelatihan secara khusus kepada petugas yang berhubungan langsung dengan penerapan program tersebut. f. Melakukan monitoring kesesuaian data nasabah dan melakukan koordinasi kepada seluruh Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu atas permintaan pelaporan data nasabah maupun pemblokiran atas nasabah yang diindikasikan terlibat dalam tindakan pidana penipuan, korupsi dan lainnya sebagaimana permintaan dari pihak ekseternal seperti Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Kantor Pajak, dan lain sebagainya. SEKRETARIS PERUSAHAAN Fungsi dan Tugas-Tugas Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan memiliki fungsi dan tugas antara lain: 1 Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi: a. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web Bank Victoria Syariah. b. Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu. c. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham. d. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan atau Dewan Komisaris. e. Pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi danatau Dewan Komisaris. f. Sebagai penghubung antara Bank Victoria Syariah dengan pemegang saham, OJK, dan pemangku kepentingan lain. 2 Menyiapkan Daftar Khusus yang berkaitan dengan anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan keluarganya baik yang ada dalam Bank maupun ailiasinya, mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan Bank. 3 Membuat daftar pemegang saham termasuk kepemilikan saham 5 atau lebih. Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan di tahun 2016 Beberapa tugas yang telah dilaksanakan oleh Sekretaris Perusahaan di tahun 2016, antara lain: 1 Mengelola dan menyimpan Daftar Khusus yaitu daftar berkaitan dengan anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan keluarganya baik yang ada dalam Bank maupun ailaisinya, mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan Bank Victoria Syariah. 2 Menyimpan dan mengelola Daftar Pemegang Saham termasuk kepemilikan saham 5 atau lebih serta Daftar Pemegang Waran secara bulanan. 3 Menghadiri pelaksanaan Rapat Direksi sebanyak 14 empat belas kali dan Rapat gabungan antara Dewan Komisaris dan Direksi sebanyak 12 dua belas kali serta membuat minuta hasil Rapat Direksi dan Rapat Gabungan antara Dewan Komisaris serta Direksi. 4 Membantu Direksi dalam menyelenggarakan RUPS Tahunan yang telah diselenggarakan pada tanggal 04 Mei 2016 dan RUPS Luar Biasa masing-masing tanggal 04 Mei 2016, 29 Juni 2016 dan 08 September 2016. Proil Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan sesuai Surat Penunjukan Direksi Bank Victoria Syariah No 238DIR-SKJKTXI2016. Struktur Sekretaris Perusahaan Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Perusahaan Bank bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan. SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL SKAI Fungsi Audit Intern pada Bank Victoria Syariah sangat penting karena peranan yang diharapkan dari fungsi tersebut untuk membantu semua tingkatan manajemen dalam mengamankan kegiatan operasional Bank Victoria Syariah yang melibatkan dana masyarakat. Di samping 61 Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016 itu, menyadari kedudukan yang strategis dari perbankan dalam perekonomian, Audit Intern Bank Victoria Syariah diharapkan juga mampu menjaga perkembangan Bank Victoria Syariah ke arah yang dapat menunjang program pembangunan Pemerintah. Guna mewujudkan hal tersebut, Bank Victoria Syariah membentuk Satuan Kerja Audit Intern SKAI sebagai pelaksana fungsi audit intern.

A. Struktur Dan Kedudukan SKAI

Guna mendukung kinerja SKAI agar senantiasa dalam tingkat optimal, Bank Victoria Syariah memberikan SKAI wewenang, kedudukan dan tanggung jawab dalam organisasi sedemikian rupa sehingga dapat dan mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan ukuran-ukuran standar pekerjaan yang dituntut oleh profesinya. Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Divisi SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Direksi Bank Victoria Syariah dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada OJK. Independensi Kepala Divisi SKAI bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Untuk mendukung independensi dan menjamin kelancaran audit serta wewenang dalam memantau tindak lanjut, maka Kepala Divisi SKAI dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris untuk menginformasikan berbagai hal yang berhubungan dengan audit. Pemberian informasi tersebut harus dilaporkan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan. Proil Kepala Divisi SKAI M. Fajar Hermawan ditunjuk sebagai Kepala Divisi SKAI berdasarkan Surat Penunjukan Direksi Bank Victoria Syariah No.013ADirINTJKTII.2016 tanggal 17 Maret 2016.

M. Fajar Hermawan

Lahir di Jakarta 22 Januari 1970. Lulus dari Akademi Pimpinan Perusahaan jurusan Marketing Manajemen pada tahun 1993. Mengawali karir pada Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1993 sebagai Staf Operasional Cabang Cipulir. Kurun waktu dari tahun 1995 - 1996 masih di dunia perbankan sebagai Staf Operasional di Bank Sinergy dan Bank Ratu. Pada tahun 1998 hijrah ke Bank Mega dengan posisi terakhir pada tahun 2005 sebagai Auditor SKAI Kantor Pusat. Pada tahun 2011 pada Bank Capital sebagai Staf Sistem dan Prosedur dan pada tahun 2013 mulai bergabung pada PT Bank Victoria International Tbk. sebagai Kepala Bagian Sistem dan Prosedur dan selanjutnya dimutasikan pada PT Bank Victoria Syariah pada tahun 2015 sebagai Pjs. Kepala Divsi SKAI.

B. Wewenang dan Tanggung Jawab SKAI

Misi, wewenang dan tanggung jawab SKAI telah dirumuskan dalam Piagam Audit Intern Internal Audit Charter yang telah ditetapkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris. Dalam hal ini Bank Victoria Syariah memberikan SKAI wewenang, kedudukan dan tanggung jawab dalam organisasi sedemikian rupa sehingga dapat dan mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan ukuran-ukuran standar pekerjaan yang dituntut oleh profesinya. SKAI mempunyai wewenang untuk melakukan akses terhadap catatan, karyawan, sumber daya dan dana, serta aset Bank Victoria Syariah lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan audit. SKAI bertugas dan bertanggung jawab dalam membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam menjabarkan secara operasional perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan hasil audit.

C. Visi dan Misi SKAI

Visi SKAI adalah menjadi strategic business partner dalam hal layanan audit intern berbasis manajemen risiko dengan menerapkan prinsip tata kelola yang baik good corporate governance. Misi SKAI adalah menempatkan fungsi SKAI di atas berbagai kepentingan untuk memastikan terwujudnya Bank Victoria Syariah yang sehat dan berkembang secara wajar.

D. Pelaksanaan Kegiatan di Tahun 2016

Aktivitas yang telah dilakukan SKAI selama tahun 2016, antara lain: 1. Melakukan post audit monitoring atas temuan SKAI serta menyampaikannya ke Auditee Divisi maupun Cabang untuk segera ditindaklanjuti sesuai komitmen. 2. Audit Umum dan Audit Khusus a. Melaksanakan audit umum terhadap seluruh unit kerja, baik Divisi di Kantor Pusat maupun cabang-cabang, sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam rencana kerja audit intern tahunan. b. Melaksanakan audit khusus sesuai instruksi dari Direksi dan Komite Audit. 3. Audit dan Independent Review Bidang Teknologi Informasi. 4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada karyawan tentang penguatan sistem pengendalian intern dan antifraud awareness melalui forum training, sosialisasi maupun pada saat pembahasan hasil audit exit meeting audit. Dalam ini SKAI mengembangkan peran consultative kepada auditee melalui komunikasi yang efektif dalam membahas temuan audit, sehingga auditee dapat memahami risiko-risiko dari deisiensi penyimpangan yang terjadi. 5. Berperan aktif dalam menunjang terciptanya sistem pengendalian intern Bank Victoria Syariah dan pelaksanaan pengawasan GCG, antara lain: a. Bersinergi dengan Internal Control yang ditempatkan di cabang- cabang sebagai bagian 62 Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016 dari pilar early warning system. b. Menjadi fasilitator liaison oicer pelaksanaan audit ekstern oleh OJK. 6. Membantu Dewan Pengawas Syariah DPS dalam mengawasi penerapan kepatuhan aspek-aspek syariah pada operasional Bank Victoria Syariah dengan cara melaporkan temuan-temuan audit yang berkaitan dengan syariah.

E. Penerapan Manajemen Risiko Anti-Fraud

Untuk mendukung efektiitas penerapan strategi anti fraud, Bank telah membentuk unit atau fungsi yang menangani implementasi strategi anti fraud sesuai karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank, dalam hal ini satuan kerja anti fraud dibawah SKAI. Strategi anti-fraud yang diterapkan di Bank Victoria Syariah didasarkan pada 4 empat pilar, sebagai berikut:

1. Pencegahan

Memuat perangkat-perangkat dalam rangka mengurangi potensi risiko terjadinya fraud, yang paling kurang mencakup anti-fraud awareness, identiikasi kerawanan, dan know your employee.

2. Deteksi

Memuat perangkat-perangkat dalam rangka mengidentiikasi dan menemukan kejadian fraud dalam kegiatan usaha Bank Victoria Syariah, yang mencakup paling kurang kebijakan dan mekanisme whistleblowing, surprise audit, dan surveillance system.

3. Investigasi, pelaporan, dan sanksi

Memuat perangkat-perangkat dalam rangka menggali informasi, sistem pelaporan, dan pengenaan sanksi atas kejadian fraud dalam kegiatan usaha Bank Victoria Syariah, yang paling kurang mencakup standar investigasi, mekanisme pelaporan, dan pengenaan sanksi.

4. Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut

Memuat perangkat-perangkat dalam rangka memantau dan mengevaluasi kejadian Fraud serta tindak lanjut yang diperlukan, berdasarkan hasil evaluasi yang paling kurang mencakup pemantauan dan evaluasi atas kejadian fraud serta mekanisme tindak lanjut. PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN Kepercayaan seluruh stakeholders merupakan kunci pertumbuhan dan keberhasilan bisnis bank. Untuk menjaga kepercayaan stakeholders tersebut, Satuan Kerja Audit Intern SKAI menjalankan fungsi audit intern dengan memegang teguh integritas dan independensi. SKAI merupakan elemen strategis Bank Victoria Syariah yang membantu manajemen dalam menyelenggarakan operasional bank yang sehat dan prudent, serta mendukung terciptanya pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan sustainable growth , dengan cara melakukan fungsi pemeriksaan dan evaluasi terhadap efektivitas sistem pengendalian intern, pelaksanaan manajemen risiko, dan penerapan tata-kelola perusahaan baik Good-Corporate Governance. Visi SKAI adalah menjadi strategic business partner dalam hal layanan audit intern berbasis manajemen risiko dengan menerapkan prinsip tata kelola yang baik good corporate governance . Misi SKAI adalah menempatkan fungsi SKAI di atas berbagai kepentingan untuk memastikan terwujudnya Bank Victoria Syariah yang sehat, berkembang secara wajar. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, SKAI Bank Victoria Syariah telah mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 16 PBI1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan Compliance Director Dalam rangka menjaga integritas dan independensi SKAI, Bank Victoria Syariah telah menetapkan bahwa secara struktural SKAI berada langsung di bawah Direktur Utama dan dapat berkomunikasi dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit sebagaimana telah dinyatakan dalam Piagam Audit Intern Internal Audit Charter.

a. Pelaksanaan Kegiatan SKAI

Selama tahun 2016, SKAI Bank Victoria Syariah telah melaksanakan fungsi pokok audit intern, antara lain: 1. Melakukan post audit monitoring atas temuan SKAI serta menyampaikannya ke Auditee untuk segera ditindaklanjuti sesuai komitmen. 2. Audit Umum dan Audit Khusus. • Melaksanakan audit umum terhadap seluruh unit kerja, baik Divisi di Kantor Pusat maupun Cabang- cabang, sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam rencana kerja audit intern tahunan. • Melaksanakan audit khusus sesuai instruksi dari Direksi dan Komite Audit. 3. Audit dan Independent Review Bidang Teknologi Informasi Melaksanakan audit dan memberikan independent review di bidang Teknologi Informasi sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor: 915PBI2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, antara lain: • Security audit dan pemeriksaan intern atas BI-RTGS • Security audit dan pemeriksaan intern atas SKNBI • Audit atas Core Banking System - Financing Core Module • Audit atas Tata Kelola Teknologi Informasi • Audit atas Business Continuity Plan BCP • Independent Review atas Produk yang terkait denganTeknologi Informasi TI 4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada pegawai tentang penguatan sistem pengendalian intern dan antifraud awareness melalui forum training, sosialisasi maupun pada saat pembahasan hasil audit exit meeting audit. Dalam ini SKAI mengembangkan peran consultative kepada auditee melalui komunikasi yang efektif dalam membahas temuan audit, sehingga auditee dapat memahami risiko-risiko dari deisiensi penyimpangan yang terjadi. 5. Berperan aktif dalam menunjang terciptanya sistem pengendalian intern Bank Victoria Syariah dan 63 Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016 pelaksanaan pengawasan GCG, antara lain: • Bersinergi dengan Unit Kerja Internal Control IC yang ditempatkan di cabang-cabang sebagai bagian dari pilar early warning system. • Menjadi fasilitator liaison oicer pelaksanaan audit ektern oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK. 6. Melakukan penyempurnaan atas Internal Audit Rating IAR sebagai bahan nilai score atas hasil audit yang telah dilakukan SKAI pada Auditee Divisi maupun Cabang. 7. Melakukan penyempurnaan atas Internal Audit Rating IAR sebagai bahan nilai score atas hasil audit yang telah dilakukan SKAI pada Auditee Divisi maupun Cabang. 8. Membantu Dewan Pengawas Syariah DPS dalam mengawasi penerapan kepatuhan aspek-aspek syariah pada operasional Bank Victoria Syariah dengan cara melaporkan temuan-temuan audit yang berkaitan dengan syariah.

b. Kaji Ulang Pelaksanaan Audit SKAI

Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 16PBI1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan Compliance Director dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum SPFAIB, SKAI Bank Victoria Syariah diharuskan menyampaikan laporan hasil kaji ulang review pihak independen yang memuat pendapat tentang hasil kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB. SKAI Bank Victoria Syariah telah melakukan kaji ulang 3 tahunan yang dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik Sudin dan Rekan periode 2014 sd 2016. PENGENDALIAN INTERNAL Bisnis Bank yang semakin canggih membutuhkan tingkat kehati-hatian yang semakin tinggi, oleh karena itu Bank sangat mengandalkan sistem pengendalian internal. Pengendalian Internal berfungsi sebagai ”second line of defense” yang independen dalam melaksanakan kontrol secara harian yang sudah ”built in”dalam setiap proses operasional Bank dalam rangka mendukung pencapaian Tata Kelola Perusahaan yang Baik GCG sesuai Visi dan Misi Bank. Aktivitas pengendalian internal Internal Control Bank telah sejalan dengan Surat Edaran Bank Indonesia SE BI No.522 DPNP, Tanggal 29 September 2003 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bank Umum, yang mana tugas dan tanggung jawab utama Unit Kerja Pengendalian Internal antara lain mencakup : a. Melakukan pemeriksaan terhadap aktivitas operasional Bank secara independen untuk memastikan transaksi telah sesuai Peraturan Otoritas, Kebijakan dan Prosedur Internal Bank serta Prinsip Syariah. b. Melakukan pemantauan terhadap kualitas dan administrasi pembiayaan. c. Melakukan penilaian kualitas penerapan manajemen risiko di cabang-cabang. Bank mendorong kesadaran dari setiap lini dalam organisasi untuk peduli pada pengendaliaan internal awareness yang mana hal ini bisa menciptakan zero defect dan menghilangkan potensi fraud. Dan selama tahun 2016 Unit Kerja Pengendaliaan Internal telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut : 1. Melaporkan hasil pemeriksaan setiap bulan terhadap : a. Bidang Operasional: i. Aktivitas cash count, stock opname, review dan monitoring pembukaan rekening dan transaksi harian. ii. Monitoring tindak lanjut atas hasil pemeriksaan sebelumnya, antara lain pelaksanaan dual control, pengelolaan user ID, pemenuhan prosedur terkait APU-PPT, kelengkapan dan maintenance infrastuktur pendukung, pengarsipan dan pengembangan karyawan. b. Bidang Pembiayaan: i. Melakukan monitoring terhadap pemenuhan dokumen. ii. Mempertimbangkan posisi NPF menjadi “Boom Factor” dalam penilaian cabang. 2. Melaporkan hasil tindak lanjut komitmen cabang- cabang terhadap hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan, Kantor Akuntan Publik dan Satuan Kerja Audit Internal. Laporan dan Keterbukaan Informasi Laporan dan Keterbukaan informasi Bank kepada OJK, Lembaga –Lembaga lainnya dan masyarakat adalah : 1. Laporan Tahunan 2. Laporan Keuangan Publikasi Audited 3. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan 4. Laporan GCG PERKARA PENTING YANG DIHADAPI BANK VICTORIA SYARIAH 1. Kasus PT Hanusa Persada KPO : Perkara perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 675Pdt.G2016 PN.JKT.SEL. Register gugatan tanggal 29 September 2016. PT Hanusa Perkasa merupakan Nasabah Debitur BVS. Pihak-pihak yang terkait dalam perkara ini adalah Perintis Gunawan Penggugat, Agus Adriansyah Tergugat, BVS Turut Tergugat I, dan Pemerintah RI cq. Kantor BPN cq Kanwil BPN Prop. Jabar cq. Kantor BPN Kab. Karawang Tergugat II. Pokok gugatan ini adalah Wanprestasi. Alasan pengajuan gugatan ini yaitu karena adanya surat pencabutan kuasa dari Tergugat yang ditujukan kepada Penggugat sehingga Penggugat tidak dapat lagi melakukan tindakan hukum atas tanah dan bangunan yang dibelinya dari Tergugat dimana Penggugat sudah membayar Uang Muka pembelian tanah sebesar Rp 6.000.000.000,- dimana tanah tersebut merupakan jaminan pembiayaan atas nama PT Hanusa Perkasa. Hingga tanggal Surat Pernyataan ini perkara ini masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.