Other Assets Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan

96 Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016 PT BANK VICTORIA SYARIAH Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 Angka-angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain PT BANK VICTORIA SYARIAH Notes to Financial Statements For the Years Ended December 31, 2016 and 2015 Figures are Presented in Rupiah, unless Otherwise Stated Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pelepasan AYDA dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan nilai tercatat dari AYDA diperhitungkan dalam laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya. Any gain or loss arising on sales of foreclosed asset calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the foreclossed asset is included in the profit or loss in the period such asset is derecognized.

o. Cadangan kerugian penurunan nilai aset

produktif dan aset non-produktif o. Allowance for impairment losses on earning assets and non-earning assets Aset produktif terdiri dari giro pada Bank Indonesia dan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah FASBIS, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, investasi pada efek-efek, piutang murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, aset yang diperoleh untuk ijarah, serta komitmen dan kontinjensi yang berisiko kredit. Earning assets consist of current accounts with Bank Indonesia, placements with Bank Indonesia in the form of Bank Indonesia Sharia Deposit Facilities FASBIS, current accounts with other banks, placements with other banks, marketable securities, mudharabah and musyarakah financing, assets acquired for ijarah, and commitments and contingencies which carry credit risk. Aset non-produktif adalah aset selain aset produktif yang memiliki potensi kerugian, dan antara lain terdiri dari rekening antar kantor, rekening rupa-rupa, agunan yang diambil alih, dan properti terbengkalai. Non-earning assets are the Bank’s assets other than the earning assets, which have potential loss, and consists of inter-office accounts, suspense accounts, foreclosed assets, and abandoned properties. Cadangan kerugian penurunan nilai – Aset produktif Allowance for impairment losses – Earning assets Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia PBI, Bank mengklasifikasikan aset produktif ke dalam satu dari lima kategori dan aset non-produktif ke dalam satu dari empat kategori. Aset produktif tidak bermasalah performing diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan “Dalam Perhatian Khusus”, sedangkan aset produktif bermasalah non-performing diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu: “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Kategori untuk aset non-produktif terdiri dari “Lancar”, “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. In accordance with Bank Indonesia Regulations PBI, the Bank classifies earning assets into one of five categories and non- earning assets into one of four categories. Performing earning assets categorised as “Current” and “Special Mention”, while non-performing earning assets are categorized into three categories: “Substandard”, “Doubtful”, and “Loss”. Non-Earning assets are divided into “Current”, “Substandard”, “Doubtful”, and “Loss”. Penilaian kualitas aset bank umum berdasarkan prinsip syariah diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SEOJK No.8SEOJK.032015 tanggal 10 Maret 2015 tentang “Penilaian Kualitas Aset bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah”. The assessment of asset quality of commercial banks under sharia circular letter is regulated by Otoritas Jasa Keuangan Regulations SEOJK No.8SEOJK.032015 dated March 10, 2015 regarding “Assessment of the Quality of Assets of Sharia Commercial Bank and Sharia Business Unit”. - 20 - 97 Bank Victoria Syariah | Annual Report 2016 PT BANK VICTORIA SYARIAH Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 Angka-angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain PT BANK VICTORIA SYARIAH Notes to Financial Statements For the Years Ended December 31, 2016 and 2015 Figures are Presented in Rupiah, unless Otherwise Stated Cadangan kerugian penurunan nilai atas pembiayaan musyarakah dan mudharabah Allowance for impairment losses on musyarakah and mudharabah financing Pedoman pembentukan pencadangan kerugian aset produktif berupa pembiayaan musyarakah dan mudharabah berdasarkan prinsip syariah diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SEOJK No.8SEOJK.032015 tanggal 10 Maret 2015 tentang “Penilaian Kualitas Aset bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. The guidelines in determining the allowance for impairment losses on earning assets of musyarakah and mudharabah financing under sharia circular letter is regulated by Otoritas Jasa Keuangan Regulations SEOJK No.8SEOJK.032015 dated March 10, 2015 regarding “Assessment of the Quality of Assets of Sharia Commercial Bank and Sharia Business Unit”. Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang murabahah Allowance for impairment losses on murabahah receivables Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa piutang murabahah telah mengalami penurunan nilai. Piutang murabahah mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang yang dapat diestimasi secara andal. At each of the statement of financial position date, the Bank assesses whether there is objective evidence that murabahah receivables are impaired. Murabahah receivables are impaired when objective evidence demonstrates that loss event has occurred after the initial recognition and that the loss event has an impact on the future cash flows that can be estimated reliably. Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: The criteria used by the Bank to determine that there is objective evidence of impairment include: 1. kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; 1. significant financial difficulty of the issuer or obligor; 2. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau marjin; 2. a breach of contract, such as a default or delinquency in margin or principal payments; 3. pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan konsesi pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; 3. the lender, for economic or legal reasons relating to the borrower’s financial difficulty, grants the borrower a concession that the lender would not otherwise consider; 4. terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit; 4. there is a probability that the borrower will enter into bankruptcy; 5. melakukan reorganisasi keuangan lainnya; hilangnya pasa aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau 5. conduct other financial reorganization, the disappearance of an active market for the financial asset because of financial difficulties; or - 21 -