23
situasi problematik, yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya.
25
Menurut Depdiknas mengatakan bahwa metode problem solving adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dipercaya sebagai vehicle
kendaraanalat untuk mengembangkan higher order thinking skills. Melalui proses problem solving, para siswa akan mampu menjadi
pemikir yang handal dan mandiri.
26
Metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk
dianalisis, dibandingkan, dan disimpulkan dalam usaha mencari jawabannya oleh peserta didik.
27
Metode pemecahan masalah ini memiliki kelebihan yaitu dapat membuat situasi pengajaran disekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya yang berkaitan dengan dunia kerja.
28
Metode pemecahan masalah problem solving merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk
memperhatikan, menela’ah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk
memecahkan masalah. Dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai mencari data samapi menarik
kesimpulan.
29
Metode problem solving metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode
25
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, h.18
26
Drs. Lukmanul Hakim MPd, Perencanaan Pembelajaran, Bandung:CV Wacana Prima, 2009 hal. 49
27
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Perspektif Islam Tentang Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf, 2009, cet.1, hal.187
28
Abuddin Nata, Prsefktif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: 2009 Kencana Prenada Media Group, h.178
29
Syaful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, h.91
24
berpikir, sebab problem solving belajar memecahkan masalah.
30
Pada tingkat ini, siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah,
memberikan rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematic, mempergunakan berbagai kaidah yang telah
dikuasainya. Jadi yang dimaksud dengan Problem Solving dalam penelitian ini
adalah hasil suatu masalah yang melahirkan banyak jawaban yang dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara realistik.
Lawson, 1991:53
2. Teknik Metode Problem Solving
Dalam pemecahan problem-problem baru yang dihadapi diperlukan kesanggupan untuk berpikir. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya sekolah
turut bertanggung jawab mempersiapkan siswa dengan menggunakan metode problem solving dalam mengajarkan berbagai mata pelajaran.
Metode ini memusatkan pada murid. Jadi berbeda dengan metode ceramah yang mengutamakan Guru.
Metode ini telah mendorong anak untuk berpikir secara sistematis dengan menghadapkannya pada problem-problem. Jika anak-anak telah
terlatih dengan metode ini, mereka diharapkan dapat menggunakannya dalam situasi-situasi problematis dalam hidupnya.
Keunggulan Metode Problem Solving
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk
men yelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
30
Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd. Strategi Belajar Mengajar, Micro Teaching, PT. Ciputat Press, 2005, cet.1, hal.62
25
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dunia kerja.
31
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan dalam Metode Problem Solving
Pemecahkan Masalah Ilmiah
Menurut John Dewey, pada pokoknya langkah-langkah yang harus dicapai dalam memecahkan masalah sebagai berikut:
a. Menyadari adanya masalah: problem, kesulitan, sesuatu yang
menimbulkan tanda tanya dalam pikiran kita yang biasanya kita hadapi sehingga kita merasa bimbang.
b. Memahami hakekat masalah dengan jelas; ketegasan dan kejelasan
rumusan problem merupakan syarat untuk memecahkan masalah secara efisien.
c. Mengajukan hipotesis yaitu dugaan mengenai jawaban suatu
masalah, tanpa bukti-bukti yang nyata. d.
Mengumpulkan data: untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis e.
Analisis dan sintesis data: bahan yang dikumpulkan harus ditinjau dan dianalisa secara kritis dan melihat hubungannya dengan
pemecahan masalahnya. f.
Mengambil kesimpulan: berdasarkan data telah dikumpulkan dan dianalisis secara kritis dapat diuji kebenaran hipotesis.
g. Mencoba dan menerapkan kesimpulan: kebenaran kesimpulan bukan
hanya berupa hasil pemikiran melainkan pula harus dibuktikan kebenaran di dalam perbuatan.
h. Mengevaluasi seluruh proses pemecahan masalah.
32
Menurut Ahmad Sabri, dalam bukunya Strategi belajar mengajar micro teaching yaitu:
a. Adanya masalah yang jelas untuk di pecahkan.
31
Hamdani, M.A, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011, h.84
32
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar SBM, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997 cet 1, h.74
26
b. Mencari data dan keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. c.
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. d.
Menguji kebenaran jawaban sementara dari masalah tersebut. e.
Menarik kesimpulan.
33
4. Persiapan Metode Problem Solving
a. Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu disiapkan oleh guru.
b. Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu
dalam memecahkan persoalan. c.
Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara pelaksanaannya.
d. Persoalan yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang siswa
untuk berpikir. e.
Persoalan harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan siswa.
34
Menurut Ramayulis, dalam bukunya metodologi pengajaran agama islam, bahwa ada beberapa persiapan dalam menggunakan metode
problem solving yang harus disiapkan sebagai berikut: a.
Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu disiapkan oleh guru. b.
Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu dalam memecahkan persoalan.
c. Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara
pelaksanaannya. d.
Problema yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang siswa untuk berpikir.
e. Problema harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan siswa.
35
33
Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd. Strategi Belajar Mengajar, Micro Teaching, PT. Ciputat Press, 2005, cet.1, hal.62
34
Hamdani, M.A, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011, h.85
35
Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, cet.2, hal.204