Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah

33 2. Dana Bank Syariah yang ditempatkan di Bank Indonesia melalui SBIS adalah wadi’ah amanah khusus yang ditempatkan dalam rekening SBIS- Ju’alah, yaitu titipan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan atau ketentuan Bank Indonesia, dan tidak dipergunakan oleh Bank Indonesia selaku penerima titipan, serta tidak boleh ditarik oleh Bank Syariah sebelum jatuh tempo. 3. Dalam hal Bank Syariah selaku pihak penitip dana mudi’ memerlukan likuiditas sebelum jatuh tempo, ia dapat me-repo-kan SBIS Ju’alah-nya dan Bank Indonesia dapat mengenakan denda gharamah dalam jumlah tertentu sebagai tazir. 4. Bank Indonesia berkewajiban mengembalikan dana SBIS Ju’alah kepada pemegangnya pada saat jatuh tempo. 5. Bank syariah hanya bolehdapat menempatkan kelebihan likuiditasnya pada SBIS Ju’alah sepanjang belum dapat menyalurkannya ke sektor riil. 6. SBIS- Ju’alah merupakan instrumen moneter yang tidak dapat diperjual-belikan non tradeable atau dipindahtangankan, dan bukan merupakan bagian dari portofolio investasi bank syariah.

5. Non Performing Financing NPF

a. Pengertian Non Performing Financing NPF

Menurut Rimadhani 2011 sebagai Indikator yang menunjukan kerugian akibat resiko kredit adalah tercermin dari besarnya Non Performing Loan NPL, dalam terminologi bank 34 syariah disebut Non Performing Fianancing NPF. Non Performing Fianancing NPF adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan macet, salah satu resiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia adalah resiko kredit, yang didefinisikan : resiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajiban. Non performing financing NPF merupakan pembiayaan yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat namun mengalami masalah macet dalam pengembaliannya dan ada kemungkinan tidak dapat ditagih. Non performing financing NPF merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung jumlah pembiayaan bermasalah Hanania, 2015. Besarnya NPF yang diperoleh bank Indonesia adalah 5 jika melebihi 5 akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangktan yaitu akan mengurangi nilai skor yang yang diperoleh. Bila resiko pembiayaan meningkat, margin atau biaya kredit akan meningkat pula. Sementara itu, dalam ekonomi Islam sektor perbankan tidak mengenal instrument bunga, sistem keuangan Islam menerapkan sistem pembagian keuntungan dan kerugian, bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan dimuka. 35

b. Jenis-jenis Non Performing Financing NPF

Adapun jenis-jenis Non Performing Financing NPF adalah sebagai berikut : 1 Non Performing Financing Gross Penyediaan Dana Bermasalah NPF gross adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan tingkat kolektabilitas 3 sampai dengan 5 dibandingkan dengan total pembiayaan yang siberikan oleh bank. Terdapat 5 kategori tingkat kolektabilitas pembiayaan yaitu : Lancar current, dalam perhatian khusus special mention, Kurang Lancar sub-standar, diragukan doubtful dan macet loss. Berikut ini adalah rumunsnya Septiana Ambarawati, 2008:65. NPF Gross = � � ��� �� � � � �ℎ � � � � �� �� � Keterangan : 1. Penyediaan atau penyaluran dana berupa piutang dan ijarah. 2. Pembiayaan merupakan pembiayaan yang diberikan kepada dana pihak ketiga tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain. 3. Penyediaan dana bermasalah adalah penyediaan dana dengan kualitas kurang lancar , diragukan dan macet. 4. Penyediaan dana bermasalah dihitung secara gross tidak dikurangi PPAP. 5. Angka dihitung perposisi tidak disetahunkan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadapa Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – De

0 4 163

pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah,pembiayaan musyarakah,pembiayaan murabahah,dan non performing financing (npf) terhadap kinerja bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia periode januari 2010-maret 2015

0 7 122

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104