Analisis Deskriptif Nilai Tukar Rupiah kurs Analisis Deskriptif Inflasi

70 Tabel 4.1 Output Regresi Berganda Variabel Probabilitas C 0.0000 SBIS 0.0013 NPF 0.0000 Kurs 0.0000 Inflasi 0.6955 Adjusted r-square 0.832958 Durbin-watson 0.540028 Data sekunder diolah, 2016 Berdasarkan hasil regresi berganda memperlihatkan bahwa nilai dari probabilitas terdapat 3 variabel yang signifikan dan satu variabel tidak signifikan. Nilai adjusted r-square sebesar 0.832958 mencerminkan bahwa model highly significant. Nilai Durbin-Watson sebesar 0.540028 yang mengindikasikan bahwa model mengandung autokorelasi.

3. Uji Asumsi Klasik

Analisis regresi berganda memerlukan dipenuhinya asumsi agar model dapat digunakan sebagai alat prediksi. Maka untuk selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Salah satu asumsi model regresi adalah residual mempunyai distribusi normal. 71 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data sekunder diolah, 2016 Tabel 4.2 menunjukan nilai Jarque-Bera sebesar 3.389951 lebih besar dari 2 dan nilai probability sebesar 0.183604 lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikoleniaritas

Multikoleniaritas bisa dideteksi dengan melihat korelasi antara variabel independen di dalam regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Berikut ini adalah uji multikoleniaritas dengan menggunakan Variance Inflation Factors. Tabel 4.3 Variance Inflation Factors Variabel Centered VIF C NA SBIS 1.759490 NPF 1.250434 Kurs 2.342932 Inflasi 1.220869 Data sekunder diolah, 2016 Jarque-Bera 3.389951 Probability 0.183604 72 Hasil uji multikoleniaritas dapat dilihat pada kolom Centered VIF. Nilai VIF semua variabel bebas lebih keil dari 10 atau 5. Maka dapat dikatakan tidak terjadi mulltikoleniaritas pada ketiga variabel bebas tersebut. Berdasarkan syarat asumsi klasik linear OLS, model regresi yang baik adalah terbebas dari adanya multikoleniaritas. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikoleniaritas didalam model regresi.

c. Uji Heterokedastisitas

Ada tidaknya masalah heterokedastisitas dapat di deteksi dengan beberapa metode salah satunya dengan uji white. Keputusan taerjadi atau tidaknya heterokedastisitas pada model regresi linear adalah dengan melihat nilai Pro. F-statistic F hitung. Apablia F hitung leb ih besar dari tingkat α = 5 artinya tidak terjadi heterokedastisitas,namun jika nilai F hitung kecil dari α = 5 artinya terjadi heterokedastisitas. Tabel 4.4 Uji White Prob. F 0.0757 Prob. Chi-Square 0.0768 Data sekunder diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.4 Output diatas memberikan informasi bahwa nilai Prob ObsR-squared sebesar 0.0768 lebih besar dari tingkat alpha 0,05 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini terbebas dari masalah heterokedastisitas.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadapa Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – De

0 4 163

pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah,pembiayaan musyarakah,pembiayaan murabahah,dan non performing financing (npf) terhadap kinerja bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia periode januari 2010-maret 2015

0 7 122

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104