Uji Autokorelasi Uji Asumsi Klasik

76

5. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik. Uji signifikansi terdiri dari uji t, uji F dan uji koefisien determinasi.

a. Uji t Parsial dan Interprestasi

Uji t statistik atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji apakah parameter koefisien regresi dan kontanta yang diduga untuk mengestimasi persamaan atau model regresi linear berganda sudah merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku variabe bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Apabila nilai Prob. t-statistik lebih besar dari alpha 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai Prob. t-statistik lebih kecil dari alpha 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Tabel 4.7 Uji t-statistik variabel coefficient Std.error t-statistik Prob. C -13.87559 3.380979 -4.104016 0.0001 SBIS 0.265233 0.117758 2.252358 0.0275 NPF -0.237404 0.059556 -3.986205 0.0002 Kurs 2.553023 0.449958 5.673912 0.0000 77 Inflasi 0.006958 0.028656 0.242799 0.8089 Data sekunder diolah, 2016 Tabel 4.7 merupakan hasil pengujian variabel independen yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, Non Performing Financing NPF, Kurs dan inflasi terhadap pembiayaan murabahah secara parsial. Maka pembuktian dari hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya pada bab 2 adalah sebagai berikut : 1 Nilai t-statistik variabel SBIS sebesar 2.252358 dengan memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5 0,0248 0,05 yang berarti H ditolak dan H a diterima. Artinya, secara persial variabel SBIS berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan murabahah. 2 Nilai t-statistik variabel NPF sebesar -3.986205 dengan memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5 0,0002 0,05 yang berarti H ditolak dan H a diterima. Artinya, secara persial variabel NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan murabahah. 3 Nilai t-statistik variabel kurs sebesar 5.673912 dengan memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5 0.0000 0,05 yang berarti H ditolak dan Ha terima. Artinya, secara persial variabel kurs berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan murabahah. 78 4 Nilai t-statistik variabel inflasi sebesar 0.242799 dengan memiliki nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5 0.5362 0,05 yang berarti H diterima dan H a ditolak. Artinya, secara persial variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah.

b. Uji F Simultan dan Interprestasi

Uji F-statistik atau uji simultan mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Layak disini maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas secara simultan bersama-sama terhadap variabel terikat. Apabila nilai Prob. F-statistik lebih besar dari alpha 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai Prob. F-statistik lebih kecil dari alpha 0,05 maka H ditolak dan H a diterima atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Dari hasil regresi diperoleh nilai probabilitias F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5 0,0000 0,05 yang berarti H dan H 1 diterima. Maka secara simultan variabel independen yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, Non Performing Financing NPF, Kurs dan inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan murabahah. 79

c. Uji Koefisien Determinasi Adjusted R-Square

Uji koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R-Square untuk variabel bebas yang terdiri dari satu variabel saja dan Adjusted R-Square untuk variabel bebas lebih dari satu. Berdasarkan nilai regresi didapatkan nilai Adjusted R-Square sebesar 0.832958. Dari koefisien determinasi tersebut menunjukan bahwa 83,29 pembiayaan murabahah dapat dijelaskan oleh SBIS,NPF, kurs dan inflasi. Sedangkan 16,71 pembiayaan murabahah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 6. Analisis Ekonomi Dari serangkaian proses pengolahan data yang telah dilakukan, didapati bahwa model regresi yang dihasilkan layak dan cukup baik untuk menjelaskan analisis pengaruh SBIS, NPF, kurs dan inflasi terhadap pembiayaan murabahah pada Januari 2010- Januari 2016. Hal ini dapat dilihat dari variabel bebas yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap varibel terikatnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadapa Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – De

0 4 163

pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah,pembiayaan musyarakah,pembiayaan murabahah,dan non performing financing (npf) terhadap kinerja bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia periode januari 2010-maret 2015

0 7 122

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104