Implementasi Model Prakiraan Permintaan

penjadwalan adalah berupa urutan job dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan job-job tersebut. Gambar 54 Tampilan menu input Genetic Algorithm. Setelah dilakukan klik untuk input data, tampilan excel data input dapat dilihat sesuai dengan tampilan berikut. Input data untuk penentuan urutan joblot produksi memanfaatkan data yang merupakan output hasil perhitungan model penjadwalan induk produksi. Gambar 55 Tampilan input data menu Genetic Algorithm. Setelah dilakukan input data, berikutnya dilakukan input nilai sesuai keterangan text box yang tersedia untuk perhitungan menggunakan algoritma genetika . Mula-mula dilakukan pemilihan data Lini serta Metode Reproduksi yang akan dijalankan oleh sistem. Pada menu SPK tersedia lini roti tawar dan lini roti manis yang akan menjalankan proses produksi pembuatan roti. Dalam proses perhitungan algoritma genetika, dengan memanfaatkan aplikasi yang disediakan matlab versi pelajar, dapat dilakukan pemilihan metode seleksi berdasarkan metode roulette wheel dan tournament selection serta metode Partiallly Mapped Crossover PMX untuk melakukan proses pindah silangtukar silang cross over . Setelah dilakukan pemilihan metode reproduksi, selanjutnya dilakukan pemilihan tombol Genetic Algorithm untuk menjalankan proses Genetic Algorithm. Hasil dari perhitungan algoritma genetika adalah berupa urutan job sesuai dengan tampilan hasil SPK pada gambar 56 berikut ini. Gambar 56 Tampilan output proses Genetic Algorithm. Untuk memudahkan pengguna, SPK juga menyediakan sistem dialog berupa fasilitas tombol-tombol untuk melihat output penentuan urutan job produksi pada Lini 1, Lini 2 disertai Gantt Chart masing-masing lini. Dengan memilih tombol Lini 1 dan Lini 2 dapat diketahui urutan job yang paling optimum berdasarkan proses GA untuk ke 2 lini, sedangkan tombol Gantt Chart digunakan untuk melihat tampilan grafik urutan job nya. Gambar 57 Tampilan output urutan job produksi hasil Genetic Algorithm. Gambar 58 Tampilan menu output Gantt Chart urutan job produksi.

6.1.5 Implementasi Model Pengendalian Gangguan

Implementasi model pengendalian gangguan dilakukan dengan memilih menu bar Gangguan pada SPK IPRADIPA. Gambar 59 Tampilan Tool Bar Gangguan. Pada menu Pengendalian Gangguan, terdapat tiga sub menu , yaitu : 1. Sub Menu Aksi Pengendalian Gangguan Operasional 2. Sub Menu Kebijakan Lanjutan Pengendalian Gangguan 3. Sub Menu Toleransi Persediaan Update persediaan pengaman Aksi Pengendalian Gangguan Operasional Sub menu ini dioperasionalkan pada saat terjadi gangguan operasional dan kemudian ingin diketahui tindakan koreksi yang disarankan oleh SPK untuk mengendalikan gangguan yang terjadi. Berikut adalah tampilan awal sub menu Aksi Pengendalian Gangguan Operasional. Gambar 60 Tampilan menu input Aksi Pengendalian Gangguan. Mula-mula dilakukan input waktu terjadinyanya gangguan. Gambar 61 Tampilan input waktu terjadinyanya gangguan. Berikutnya dilakukan input masalah denganmengetikan masalah yang terjadi dan memilihkeyword yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Jika memilih yang lainnya maka text box akan aktif sehingga memasukan keyword yang tidak ada di pilihan. Setelah keyword dimasukkan, klik tombol check apakah ada yang sesuai. Lanjutnya, dilakukan pemilihanskala sebagai data input untuk penentuan nilai gangguan pada proses rekapitulasi yang dilakukan di akhir periode misal akhir minggu. List Box Masalah adalah history dari permasalahan yang pernah ada. Tindakan koreksi akan muncul setelah melakukan pemilihan masalah pada list box. Kemudian dilakukan input data sumber gangguan. Jika sumber gangguan penyebab terjadinya gangguan lebih dari satu, kita dapat menekanCtrl pada keyboard. Setelah melihat tindakan koreksi dan sumber-sumber yang ada kemudian akan memilih akan kah dilakukan Tombol Simpan untuk menyimpan semua input gangguan yang telah diisikan atau tidak. Kebijakan Lanjutan Pengendalian Gangguan Menu ini menampilkan output mengenai kebutuhan kebijakan lanjutan atas hasil penilaian rekapitulasi gangguan yang terjadi selama periode pengamatan perlu di lakukan tindakan kebijakan lanjut follow up atau tidak. Berdasarkan hasil perhitungan nilai gangguan yang merupakan hasil perkalian skala frekuensi gangguan, tingkat keparahan gangguan dan dampak gangguan, SPK akan memberikan rekomendasi perlu tidaknya dilakukan kelanjutan proses pengendalian gangguan atas gangguan yang terjadi. Gambar 62 Tampilan menu output rekap nilai gangguan dan kebijakan lanjutan. Perhitungan Toleransi Persediaan Pada sub menu yang tersedia ini, dilakukan proses perhitungan toleransi persediaan persediaan pengaman dengan output persediaan pengaman Bahan Baku dan persediaan pengaman Produk Jadi yang akan megadaptasi model PPIC. Berikut ini adalah tampilan menu yang disediakan SPK IPRADIPA untuk perhitungan persediaan pengaman. Gambar 63 Tampilan menu input perhitungan Toleransi Persediaan. Setelah diinput, dilakukan penekanan tekan tombol Simpan untuk menyimpan semua skala yang telah dipilih hasil perhitungan perubahan toleransi persediaan persediaan pengaman. Gambar 64 Tampilan output perhitungan persediaan pengaman.

6.2 Analisis Hasil Implementasi SPK IPRADIPA

Dalam implementasi model prakiraan permintaan produk roti berdasarkan metode JST, dipilih data item produk RTG dengan grafik plot data penjualan sebagai berikut.