Dengan adanya gangguan yang terjadi pada sistem produksi industri pangan, dibutuhkan model-model keputusan PPIC yang handal memiliki
karakteristik intelijen serta memiliki fungsi untuk mengendalikan gangguan sistem produksi yang terjadi. Hasil rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan
Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan akan mendukung operasional Model PPIC Adaptif Industri Pangan.
3.2 Tahapan Penelitian
Penelitian akan dilakukan dengan tahapan berdasarkan pendekatan sistem Hartrisari, 2007 sesuai dengan gambar 7 berikut. Berdasarkan tujuan penelitian
yang telah ditentukan, dilakukan analisis kebutuhan serta identifikasi sistem produksi industri pangan.
Kegiatan studi lapangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan studi literatur untuk mendapatkan model-model PPIC yang diterapkan pada industri
pangan berbasis tepung terigu diantaranya industri penghasil roti, mie dan biskuit yang telah melakukan kegiatan PPIC di perusahaannya.
Pada tahap analisis kebutuhan, untuk memperjelas permasalahan yang dihadapi industri pangan, dibuat diagram keterkaitan yang menggambarkan
lingkungan sistem produksi industri pangan secara makro untuk membantu pemahaman mengenai permasalahan terkait dalam sistem serta faktor-faktor
eksternal sistem yang juga dapat mempengaruhi permasalahan sistem produksi industri pangan. Berikutnya dilakukan tahapan identifikasi sistem dengan
membuat diagram input output sistem untuk mendukung diperolehnya Sistem intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan yang dapat meminimasi penyimpangan
yang terjadi serta mengendalikan gangguan pada sistem produksi industri pangan. Selanjutnya, tahapan pemodelan sistem dilakukan dengan melakukan
rancang bangun model intelijen PPIC yang sesuai untuk diterapkan pada industri pangan untuk meminimasi penyimpangan yang terjadi. Model ini perlu dilengkapi
dengan model pengendalian gangguan sehingga ketidakpastian yang terjadi dalam bentuk gangguan sistem produksi dapat dikendalikan. Survei pakar dilakukan
dalam tahapan rancang bangun model pengendalian gangguan untuk mengetahui
tindakan aksi pengendalian gangguan dan penentuan kebijakan lanjutan pengendalian gangguan yang harus dilakukan.
Berikutnya, pada tahap pemodelan sistem dilakukan rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan SPK Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan yang
dinamakan SPK IPRADIPA berupa prototipe sistem dengan menggunakan data sampel pada PT NIC, Tbk. yang menghasilkan produk roti. Hasil rancang bangun
SPK IPRADIPA akan mengalami proses verifikasi dan validasi sesuai dengan data sampel tersebut untuk mengetahui apakah sistem dapat dioperasionalkan
sesuai dengan tujuan rancang bangun sistem verified serta outputnya tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan model sistem nyata valid. Keseluruhan
hasil tahapan diatas akan dianalisis untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran penelitian.
Rancang Bangun Model Intelijen PPIC Industri Pangan
Rancang Bangun Model Pengendalian Gangguan
Analisis
Studi Literatur Observasi
Industri
Survei Pakar
Penentuan Tujuan Penelitian
Analisis Kebutuhan dan Identifikasi Sistem : -PPIC Industri Pangan
- Gangguan Sistem Produksi Industri Pangan
Penarikan Simpulan dan Saran Rancang Bangun SPK Intelijen PPIC Adaptif
Industri Pangan Verifikasi dan Validasi Sistem
Data PT NIC, Tbk.
Gambar 7 Tahapan penelitian.
3.3 Tata Laksana 3.3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dibatasi meliputi wilayah Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat untuk kegiatan observasi lapangan pada beberapa industri makanan
berbasis tepung terigu khususnya industri roti dengan menggunakan teknik sampling non probabilitas judgement sampling selama kurang lebih 1.5 tahun.
3.3.2 Jenis dan Sumber Data
Melalui kegiatan observasi lapangan didapatkan data primer maupun data sekunder yang berhubungan dengan kegiatan PPIC. Data primer yang digunakan
adalah data PPIC dari studi kasus yang dilakukan di PT NIC,Tbk. Juga, berdasarkan kegiatan survai pakar pada beberapa sampel industri pangan
termasuk diantaranya adalah PT NIC, Tbk. dilakukan pengumpulan data sekunder yang bersifat kualitatif.
4 PEMODELAN SISTEM
4.1 Analisis Kebutuhan
Tahapan analisis kebutuhan dilakukan untuk mendukung proses identifikasi permasalahan yang terjadi pada sistem produksi industri pangan
terkait dengan kelemahan fungsi PPIC yang menjadi kegiatan utama industri
pangan dalam berproduksi. Industri pangan merupakan agroindustri yang
memanfaatkan input bahan baku tergantung dari alam pertanian, peternakan, kelautan. Industri pangan khususnya industri makanan di Indonesia memiliki
peluang perkembangan industri yang cukup besar. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi
makanan pada tahun 2006 mencapai 53.01 dan terus meningkat, disamping juga memiliki angka terbesar dalam hal penjualan, tenaga kerja dan kapasitas produksi.
Peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi makanan masyarakat Indonesia didukung karena menu makanan masyarakat Indonesia yang terus
berkembang. Saat ini, preferensi konsumen cenderung mengarah kepada bahan makanan setengah jadi ready cook yang cepat olah dan cepat saji. Hal ini
tampak jelas dari fenomena masyarakat perkotaan dengan budaya makan mie, sohun, bihun, bubur cereal, cornflakes dan cococrunch terutama untuk sarapan
pagi. Budaya makan masyarakat perkotaan ini bahkan telah mulai meluas ke pedesaan dan bahkan ke desa terpencil.
Industri pangan berbasis tepung terigu merupakan industri pangan dengan pertumbuhan cukup pesat dikarenakan adanya peningkatan kesadaran bahwa
tepung terigu adalah makanan yang sehat dan bergizi serta peningkatan kesadaran makanan berbasis tepung terigu sebagai alternatif diversifikasi pangan. Makanan
berbasis gandum atau tepung terigu telah menjadi makanan pokok banyak negara. Ketersediaannya yang melimpah di pasaran dunia, proteinnya yang tinggi,
harganya yang relatif tidak mahal dan pengolahannya yang praktis mudah telah menjadikan makanan berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara.
Gambar berikut adalah diagram yang menggambarkan lingkungan sistem produksi industri pangan secara makro untuk membantu pemahaman mengenai
permasalahan terkait dalam sistem serta faktor-faktor eksternal sistem yang juga