Gambar 46 Tampilan menu optimasi MPS_Output Hari -1 MPS. Data output model Penjadwalan Induk Produksi adalah berupa jumlah
produksi untuk tiap produk roti RTS, RTG, ICK, IKJ, TOC dan RKJ. Output model ini akan dimanfaatkan untuk model Pengendalian Persediaan Bahan Baku.
Hasil perhitungan optimasi MPS Hari- 1 berupa jumlah masing-masing varian produk yang akan diproduksi pada hari ke 1 akan mengurangi jumlah
persediaan bahan baku pada awal hari ke-2. Pendekatan continuous review systemdigunakan untuk mengantisipasi kemungkinan berkurangnya jumlah stok
dikarenakan karakteristik bahan baku agroindustri yang bervariasi dalam kualitas maupun kuantitas. Rancang bangun SPK menyediakan fasilitas untuk
memasukkan input stok opname bahan baku hasil pengamatan kontinyu yang dilakukan.
6.1.3 Implementasi Model Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Setelah diketahui data kebutuhan bahan baku tiap varian, tahap perhitungan berikutnya adalah menentukan ukuran pemesanan ekonomis untuk
tiap varian bahan baku Economic Order QuantityEOQ. Berikut ini adalah input data untuk perhitungan EOQ bahan baku di PT NIC.
Berdasarkan input data berupa data prakiraan permintaan jangka menengah, kemudian dilakukan perhitungan konversi data untuk mengetahui
kebutuhan bahan baku untuk masing-masing bahan baku, meliputi : tepung terigu, gula pasir, filler keju, filler coklat, cheedar cheese, milk full cream, shortening dan
telur ayam.
Proses perhitungan
kebutuhan baku
dilakukan dengan
mempertimbangkan komposisirecipe untuk masing-masing produk roti.
Gambar 47 Tampilan menu MRP_Sub Menu Peramalan Permintaan.
Gambar 48 Tampilan menu MRP_Sub Menu Kebutuhan Bahan.
Gambar 49 Tampilan menu MRP_Sub Menu Deskripsi Bahan. Berikutnya, berdasarkan hasil konversi kebutuhan bahan baku selama
periode perencanaan, dilakukan perhitungan ukuran pemesanan ekonomis berdasarkan metode EOQ
Gambar 50 Tampilan menu MRP_Sub Menu Perhitungan EOQ. Sesuai dengan hasil perhitungan EOQ yang merupakan fase Lotting dalam
perhitungan MRP, data EOQ akan disesuaikan dengan ukuran pemesanan dan minimum order berdasarkan kesepakatan dengan masing-masing pemasok bahan
baku. Proses perhitungan berikutnya adalah perhitungan titik pemesanan kembali Reorder Point ROP berdasarkan data persediaan pengaman safety stock atau
persediaan pengaman Bahan Baku yang merupakan output dari model Pengendalian Gangguan. Tampilan menu perhitungan ROP dapat dilihat pada
gambar 51. Selanjutnya sesuai dengan perhitungan berdasarkan metode MRP, dilakukan fase netting untuk menghitung kebutuhan bersih, dilanjutkan dengan
penentuan planned order receipt dengan memasukkan nilai ukuran pemesanan EOQ yang telah disesuaikan, diakhiri dengan penentuan planned order release
yang telah mempertimbangkan waktu ancang pemesanan bahan baku ke pemasok. Input data persediaan pengaman akan menjadi dasar penentuan pemesanan bahan
baku ke pemasok dalam perhitungan perencanaan kebutuhan bahan baku MRP dalam penentuan planned order release.
Proses perhitungan MRP ini dilakukan untuk tiap-tiap bahan baku untuk membuat roti yang termasuk klasifikasi A meliputi bahan baku tepung terigu, gula
pasir, filler keju, filler coklat, cheedar cheese, milk full cream, shortening dan telur ayam.
Gambar 51 Tampilan menu MRP_Sub Menu Resume EOQ.
Gambar 52 Tampilan menu MRP_Sub Menu Perencanaan Inventory.
Gambar 52 menunjukkan contoh tampilan menu perhitungan MRP yang meliputi fase perhitungan kebutuhan bersih netting untuk mendapatkan Net
Requirement, fase perhitungan penentuan ukuran lot lotting untuk penentuan