4 PEMODELAN SISTEM
4.1 Analisis Kebutuhan
Tahapan analisis kebutuhan dilakukan untuk mendukung proses identifikasi permasalahan yang terjadi pada sistem produksi industri pangan
terkait dengan kelemahan fungsi PPIC yang menjadi kegiatan utama industri
pangan dalam berproduksi. Industri pangan merupakan agroindustri yang
memanfaatkan input bahan baku tergantung dari alam pertanian, peternakan, kelautan. Industri pangan khususnya industri makanan di Indonesia memiliki
peluang perkembangan industri yang cukup besar. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi
makanan pada tahun 2006 mencapai 53.01 dan terus meningkat, disamping juga memiliki angka terbesar dalam hal penjualan, tenaga kerja dan kapasitas produksi.
Peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi makanan masyarakat Indonesia didukung karena menu makanan masyarakat Indonesia yang terus
berkembang. Saat ini, preferensi konsumen cenderung mengarah kepada bahan makanan setengah jadi ready cook yang cepat olah dan cepat saji. Hal ini
tampak jelas dari fenomena masyarakat perkotaan dengan budaya makan mie, sohun, bihun, bubur cereal, cornflakes dan cococrunch terutama untuk sarapan
pagi. Budaya makan masyarakat perkotaan ini bahkan telah mulai meluas ke pedesaan dan bahkan ke desa terpencil.
Industri pangan berbasis tepung terigu merupakan industri pangan dengan pertumbuhan cukup pesat dikarenakan adanya peningkatan kesadaran bahwa
tepung terigu adalah makanan yang sehat dan bergizi serta peningkatan kesadaran makanan berbasis tepung terigu sebagai alternatif diversifikasi pangan. Makanan
berbasis gandum atau tepung terigu telah menjadi makanan pokok banyak negara. Ketersediaannya yang melimpah di pasaran dunia, proteinnya yang tinggi,
harganya yang relatif tidak mahal dan pengolahannya yang praktis mudah telah menjadikan makanan berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara.
Gambar berikut adalah diagram yang menggambarkan lingkungan sistem produksi industri pangan secara makro untuk membantu pemahaman mengenai
permasalahan terkait dalam sistem serta faktor-faktor eksternal sistem yang juga
dapat mempengaruhi permasalahan sistem produksi industri pangan. Pada gambar tersebut terlihat keterkaitan PPIC pada sistem pangan serta faktor-faktor
yang mempengaruhi ketersediaan supply dan permintaan demand pada perusahaan pangan. Dalam menjalankan kegiatan produksinya, industri pangan
akan melakukan proses transformasi input produksi menjadi output produk pangan dalam suatu sistem yang dinamakan internal sistem produksi. Kegiatan
industri ini dilakukan untuk memenuhi tujuan industri pangan untuk mendapatkan keuntungan berdasarkan nilai tambah yang diperoleh dari kegiatan sistem
produksi sesuai dengan permintaan konsumen. Berdasarkan permintaan konsumen, PPIC akan merencanakan kegiatan produksi dan mengendalikan
kegiatan produksi dengan memanfaatkan input-input produksi sehingga proses transformasi dapat memberikan nilai tambah maksimum untuk mendukung
keberlangsungan perusahaan pangan. Dibutuhkan peran PPIC pada perusahaan pangan di Indonesia untuk meningkatkan produktivitas industri pangan.
Ketersediaan input produksi industri pangan khususnya bahan baku agroindustri yang memiliki karakteristik perishable dan musiman dapat
mengganggu sistem produksi industri pangan dalam menjalankan kegiatan produksinya. Karakteristik bahan baku yang perishable dan musiman akan
mempengaruhi ketersediaan sistem produksi pangan untuk keberlangsungan dan kelancaran berproduksi. Kegiatan berproduksi juga membutuhkan kegiatan
produksi yang melibatkan banyak input produksi bahan baku, tenaga kerja, mesin, energi, metode, informasi dan lingkungan yang akan saling berinteraksi.
Interaksi antar input produksi yang terjadi selama proses produksi berlangsung dapat menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi produksi. Penurunan efisiensi
produksi dalam kegiatan internal sistem produksi ini akan makin bertambah bila terjadi gangguan dengan adanya input produksi yang tidak berfungsi secara
maksimal misalnya terjadi kerusakan mesin, kesalahan operator produksi atau terputusnya aliran listrik. Kondisi ketersediaan input produksi yang rawan
gangguan,kegiatan internal sistem produksi yang juga rawan gangguan juga ditambah dengan adanya permintaan yang tidak pasti menjadi permasalahan bagi
perusahaan pangan.