Industri Pangan Rancang bangun sistem pendukung keputusan intelijen Production Planning and Inventory Control (PPIC) adaptif pada industri pangan

3 METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Ketidakpastian yang mempengaruhi proses produksi seperti yang telah diutarakan oleh Mula. et al. 2006 merupakan bentuk gangguan sistem produksi yang harus dikendalikan untuk meningkatkan performansi industri pangan. Ketidakpastian yang dimaksud meliputi ketidakpastian demand untuk selanjutnya dalam pembahasan akan disebut dengan gangguan demand, ketidakpastian supply untuk selanjutnya akan disebut dengan gangguan supply dan ketidakpastian sistem untuk selanjutnya akan disebut dengan gangguan internal sistem produksi. Ketiga bentuk ketidakpastian tersebut merupakan bentuk gangguan sistem produksi yang harus dikendalikan supaya efektifitas dan efisiensi fungsi PPIC pada industri pangan dapat ditingkatkan. Gangguan sistem produksi akan menyebabkan sistem produksi menjadi tidak stabil dengan terjadinya penyimpangan antara perencanaan dan aktual, sehingga perlu dilakukan tindakan penyesuaian adjustment. Gangguan sistem produksi yang terjadi dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu gangguan eksternal meliputi gangguan supply dan gangguan demand serta gangguan internal meliputi gangguan internal sistem produksi. Untuk menjaga supaya produktivitas sistem produksi industri pangan terus meningkat, dibutuhkan adanya mekanisme pengendalian gangguan Lihat gambar 5 . SISTEM PRODUKSI INDUSTRI PANGAN Output Input Gangguan Mekanisme Pengendalian Gangguan Gambar 5 Kerangka pemikiran mengenai mekanisme pengendalian gangguan. PPIC bertujuan untuk dapat melakukan perencanaan produksi dan persediaan dalam rangka pemanfaatan sumber secara efektif. PPIC berperan untuk melakukan pengendalian produksi dan persediaan dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan produksi yang telah dibuat. Gangguan pada sistem produksi supply, demand dan internal sistem produksi akan menyebabkan terjadinya variansi penyimpangan. Model PPIC membutuhkan tambahan model yang dapat berfungsi untuk mengendalikan gangguan sistem produksi yang terjadi. Pada gambar 6 berikut terlihat bahwa model PPIC yang cerdas dengan fungsi tambahan model pengendalian gangguan dapat membantu mengendalikan gangguan sistem produksi serta mengurangi variansi sistem produksi yang terjadi. Pemanfaatan model yang cerdas dalam PPIC merupakan salah satu alternatif yang cukup efektif untuk mengurangi variansi yang terjadi. Gangguan sistem produksi yang terjadi juga membutuhkan adanya rekomendasi berupa aksi pengendalian dan rekomendasi kebijakan lanjutan untuk mengurangi terjadinya variansi penyimpangan sistem produksi serta pemberian persediaan pengaman yang terus disesuaikan secara periodik dengan mempertimbangkan gangguan sistem produksi yang terjadi. Pemberian persediaan pengaman yang terus disesuaikan secara periodik dengan mempertimbangkan gangguan sistem produksi yang terjadi dapat meminimasi variansi sistem produksi. Adanya penyesuaian persediaan pengaman secara periodik yang diintegrasikan pada model PPIC meningkatkan peran PPIC untuk melakukan pengendalian produksi dan persediaan secara adaptif. . Model Intelijen PPIC Kegiatan PPIC dengan gangguan terkendali dan variansi minimum Gangguan : - Supply - Demand - Internal Sistem Produksi Model Pengendalian Gangguan ; - Aksi Pengendalian - Kebijakan Lanjutan Pengendalian - Toleransi Persediaan Pengaman Gambar 6 Kerangka pemikiran kegiatan PPIC dengan gangguan terkendali dan variansi minimum. Dengan adanya gangguan yang terjadi pada sistem produksi industri pangan, dibutuhkan model-model keputusan PPIC yang handal memiliki karakteristik intelijen serta memiliki fungsi untuk mengendalikan gangguan sistem produksi yang terjadi. Hasil rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan Intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan akan mendukung operasional Model PPIC Adaptif Industri Pangan.

3.2 Tahapan Penelitian

Penelitian akan dilakukan dengan tahapan berdasarkan pendekatan sistem Hartrisari, 2007 sesuai dengan gambar 7 berikut. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditentukan, dilakukan analisis kebutuhan serta identifikasi sistem produksi industri pangan. Kegiatan studi lapangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan studi literatur untuk mendapatkan model-model PPIC yang diterapkan pada industri pangan berbasis tepung terigu diantaranya industri penghasil roti, mie dan biskuit yang telah melakukan kegiatan PPIC di perusahaannya. Pada tahap analisis kebutuhan, untuk memperjelas permasalahan yang dihadapi industri pangan, dibuat diagram keterkaitan yang menggambarkan lingkungan sistem produksi industri pangan secara makro untuk membantu pemahaman mengenai permasalahan terkait dalam sistem serta faktor-faktor eksternal sistem yang juga dapat mempengaruhi permasalahan sistem produksi industri pangan. Berikutnya dilakukan tahapan identifikasi sistem dengan membuat diagram input output sistem untuk mendukung diperolehnya Sistem intelijen PPIC Adaptif Industri Pangan yang dapat meminimasi penyimpangan yang terjadi serta mengendalikan gangguan pada sistem produksi industri pangan. Selanjutnya, tahapan pemodelan sistem dilakukan dengan melakukan rancang bangun model intelijen PPIC yang sesuai untuk diterapkan pada industri pangan untuk meminimasi penyimpangan yang terjadi. Model ini perlu dilengkapi dengan model pengendalian gangguan sehingga ketidakpastian yang terjadi dalam bentuk gangguan sistem produksi dapat dikendalikan. Survei pakar dilakukan dalam tahapan rancang bangun model pengendalian gangguan untuk mengetahui