71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
A. Hasil Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Penelitian
a. Kondisi Awal Sebelum Penelitian
Penelitian diawali dengan melakukan pengamatan kondisi kelas yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan berpikir kritis siswa
dan hasil belajar matematika sebelum penerapan pembelajaran kontekstual. Kondisi awal dijadikan bahan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II.
Peneliti mendapatkan hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB. Daftar nilai diperoleh dari nilai dua tahun, Berikut adalah hasil belajar siswa kelas IV
dilihat dari rata-rata tiap tahun, nilai tertinggi, nilai terendah, persentase siswa tuntas, dan persentase siswa tidak tuntas dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Siswa Kelas IV
Keterangan Tahun Pelajaran
20132014 Tahun
Pelajaran 20142015 Rata-rata
64,20 67,42
Nilai Tertinggi 85
90 Nilai Terendah
45 44
Persentase Siswa Tuntas 47,05
57,14 Persentase Siswa Tidak Tuntas
52,95 42,86
Tabel 4.1 memaparkan nilai rata-rata ulangan matematika dua tahun terakhir pada materi KPK dan FPB diperoleh rata-rata tahun 20132014 sebesar
64,20 dengan nilai tertinggi 85 nilai terendah 45. Persentase siswa tuntas sebesar 47,05 dan persentase siswa tidak tuntas sebesar 57,14. Pada tahun
pelajaran 20142015 rata-rata yang diperoleh67,42 dengan nilai tertinggi 90 nilai terendah 44. Persentase siswa tuntas sebesar 42,86 dan persentase siswa
tidak tuntas sebesar 52,95. Tabel lengkap dapat dilihat pada lampiran 10. Selanjutnya keadaan awal kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat
dari hasil kuesioner yang dilakukan pada tanggal, 31 Agustus 2015. Berdasarkan hasil kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan, dapat dilihat
bahwa kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah. Pengamatan dilakukan dengan menghitung prsentase jumlah siswa yang dianggap mampu
berpikir kritis disetiap indikatornya. Berikut, data kondisi awal kemampuan berpikir kritis setiap siswa untuk setiap indikatornya:
Indikator 1 Indikator 1 terdiri dari empat soal, soal nomer 1 dan 4 merupakan soal
favorabel, sedangkan nomer 13 dan 17 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.2 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
1 4
13 17
1 BDAS
3 3
3 4
13
Cukup Kritis
2 CEQ
2 3
2 3
10 Sangat Tidak Kritis
3 PDA
3 3
3 4
13
Cukup Kritis
4 ACD
2 2
2 4
10 Sangat Tidak Kritis
5 AFS
2 2
5 4
13
Cukup Kritis
6 ALP
4 3
3 3
13
Cukup Kritis
7 AJSA
4 3
3 3
13
Cukup Kritis
8 ABS
4 3
2 4
13
Cukup Kritis
9 AFRP
1 2
3 3
9 Sangat Tidak Kritis
10 CSW
3 3
2 5
13
Cukup Kritis
11 DPW
4 3
3 4
14
Cukup Kritis
12 EPA
3 4
2 3
12 Tidak Kritis
13 EML
3 2
2 2
9 Sangat Tidak Kritis
14 GVY
3 3
4 4
14
Cukup Kritis
15 JLP
3 3
1 2
9 Sangat Tidak Kritis
16 JGHT
5 4
3 3
15 Cukup Kritis
17 KBP
2 4
4 4
14 Cukup Kritis
18 LAA
3 3
2 2
10 Sangat Tidak Kritis
19 LVSM
1 3
4 4
12 Tidak Kritis
20 MKP
3 2
2 3
10 Sangat Tidak Kritis
21 NRAP
3 2
1 1
7 Sangat Tidak Kritis
22 PAC
2 3
4 4
14 Cukup Kritis
23 RAS
3 2
3 4
12 Tidak Kritis
24 SAAA
4 2
3 4
14 Cukup Kritis
25 SSKA
3 4
4 4
15 Cukup Kritis
26 TKW
2 2
4 5
13 Cukup Kritis
27 TCC
4 3
2 4
13 Cukup Kritis
28 TTW
3 1
3 2
9 Sangat Tidak Kritis
29 VNM
3 5
2 3
13 Cukup Kritis
30 VNADA
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
Jumlah skor kelas 361
Rata-rata skor kelas 12,03
Tidak Kritis Nilai rata-rata kelas
60,15 Tidak Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 17
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 56,70
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan jumlah skor kelas 367 dengan rata-rata skor kelas 12,03 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 60,15.
Terdapat 17 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 56,70. Kriteria
maksimal pada indikator 1 yaitu 20 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.14.
Indikator 2 Indikator 2 terdiri dari dua soal, soal nomer 8 merupakan soal favorabel,
sedangkan soal nomer 14 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.3 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
8 14
1 BDAS
3 4
7 Cukup Kritis
2 CEQ
3 4
7 Cukup Kritis
3 PDA
4 4
8 Kritis
4 ACD
2 2
4 Sangat Tidak Kritis
5 AFS
3 5
8 Kritis
6 ALP
2 5
7 Cukup Kritis
7 AJSA
1 4
5 Sangat Tidak Kritis
8 ABS
3 4
7 Cukup Kritis
9 AFRP
3 4
7 Cukup Kritis
10 CSW
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
11 DPW
3 2
6 Tidak Kritis
12 EPA
4 3
7 Cukup Kritis
13 EML
3 4
7 Cukup Kritis
14 GVY
4 4
8 Kritis
15 JLP
4 2
6 Tidak Kritis
16 JGHT
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
17 KBP
3 2
5 Sangat Tidak Kritis
18 LAA
6 3
6 Tidak Kritis
19 LVSM
4 4
8 Kritis
20 MKP
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
21 NRAP
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
22 PAC
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
23 RAS
3 4
7 Cukup Kritis
24 SAAA
4 3
7 Cukup Kritis
25 SSKA
3 3
6 Tidak Kritis
26 TKW
4 4
8 Kritis
27 TCC
2 2
6 Tidak Kritis
28 TTW
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
29 VNM
4 3
7 Cukup Kritis
30 VNADA
4 4
7 Kritis
Jumlah skor kelas 191
Rata-rata skor kelas 6,37
Tidak Kritis Nilai rata-rata kelas
63,7 Tidak Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 16
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 53,33
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan jumlah skor kelas 191 dengan rata-rata skor kelas 6,37 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 63,7. Terdapat
16 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 53,33. Kriteria maksimal pada
indikator 2 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.15.
Indikator 3 Indikator 3 terdiri dari dua soal, soal nomer 10 merupakan soal favorabel,
sedangkan soal nomer 19 merupakan soal anfavorabel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.4 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
10 19
1 BDAS
3 4
7
Cukup Kritis
2 CEQ
2 5
7
Cukup Kritis
3 PDA
3 4
7
Cukup Kritis
4 ACD
1 4
5 Sangat Tidak Kritis
5 AFS
3 4
7
Cukup Kritis
6 ALP
3 4
7
Cukup Kritis
7 AJSA
3 4
7
Cukup Kritis
8 ABS
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
9 AFRP
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
10 CSW
1 3
4 Sangat Tidak Kritis
11 DPW
2 4
6 Tidak Kritis
12 EPA
3 4
7
Cukup Kritis
13 EML
2 4
6 Tidak Kritis
14 GVY
3 4
7
Cukup Kritis
15 JLP
3 4
7
Cukup Kritis
16 JGHT
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
17 KBP
4 3
7
Cukup Kritis
18 LAA
4 4
8
Kritis
19 LVSM
3 4
7
Cukup Kritis
20 MKP
3 4
7
Cukup Kritis
21 NRAP
4 3
7
Cukup Kritis
22 PAC
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
23 RAS
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
24 SAAA
2 4
6 Tidak Kritis
25 SSKA
4 3
7
Cukup Kritis
26 TKW
2 4
6 Tidak Kritis
27 TCC
3 4
7
Cukup Kritis
28 TTW
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
29 VNM
2 2
4 Sangat Tidak Kritis
30 VNADA
2 3
5 Sangat Tidak Kritis
Jumlah skor kelas 188
Rata-rata skor kelas 6.17
Tidak Kritis Nilai rata-rata kelas
61,7 Tidak Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 15
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 50
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan jumlah skor kelas 188 dengan rata-rata skor kelas 6,17 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 61,7. Terdapat
15 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 50. Kriteria maksimal pada
indikator 2 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.16.
Indikator 4 Indikator 4 terdiri dari enam soal, nomer 9, 15, dan 12 merupakan soal
favorabel, sedangkan soal nomer 3, 20, dan 18 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.5 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
3 9
12 15
18 20
1 BDAS
4 3
3 3
4 5
22 Cukup Kritis
2 CEQ
3 1
4 1
3 3
15 Sangat Tidak Kritis
3 PDA
4 2
3 2
4 5
20 Cukup Kritis
4 ACD
4 3
3 2
4 4
20 Cukup Kritis
5 AFS
4 4
2 1
3 4
18 Tidak Kritis
6 ALP
3 3
2 2
3 2
15 Sangat Tidak Kritis
7 AJSA
3 3
3 3
4 4
20 Cukup Kritis
8 ABS
3 3
1 2
3 2
14 Sangat Tidak Kritis
9 AFRP
2 2
2 2
3 2
13 Sangat Tidak Kritis
10 CSW
3 3
3 2
3 3
17 Tidak Kritis
11 DPW
4 3
3 3
4 4
21 Cukup Kritis
12 EPA
3 3
3 3
4 4
20 Cukup Kritis
13 EML
3 4
3 2
4 4
20 Cukup Kritis
14 GVY
4 4
1 1
4 4
18 Tidak Kritis
15 JLP
3 3
2 1
3 2
14 Sangat Tidak Kritis
16 JGHT
3 3
2 3
3 3
16 Tidak Kritis
17 KBP
3 3
2 3
2 3
16 Tidak Kritis
18 LAA
3 3
3 3
4 5
22 Cukup Kritis
19 LVSM
4 4
4 2
4 3
20 Cukup Kritis
20 MKP
3 2
2 2
3 3
14 Sangat Tidak Kritis
21 NRAP
4 3
1 1
3 3
15 Sangat Tidak Kritis
22 PAC
3 3
1 2
3 3
15 Sangat Tidak Kritis
23 RAS
4 1
3 3
4 5
20 Cukup Kritis
24 SAAA
4 2
3 3
4 4
20 Cukup Kritis
25 SSKA
4 3
3 4
4 4
22 Cukup Kritis
26 TKW
3 5
3 4
3 4
22 Cukup Kritis
27 TCC
3 3
4 3
3 3
18 Tidak Kritis
28 TTW
3 1
4 5
3 4
20 Cukup Kritis
29 VNM
1 3
1 2
1 2
10 Sangat Tidak Kritis
30 VNADA
3 3
3 3
4 4
20 Cukup Kritis
Jumlah skor kelas 532
Rata-rata skor kelas 17,73
Tidak Kritis Nilai rata-rata kelas
59,1 Tidak Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 15
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 50
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan jumlah skor kelas 532 dengan rata-rata skor kelas 17,73 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 59,1. Terdapat
15 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minimal cukup kritis atau dengan persentase 50. Kriteria maksimal pada indikator 4 yaitu 30 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor
dapat dilihat pada tabel 3.17. Indikator 5
Indikator 5 terdiri dari dua soal, soal nomer 6 merupakan soal favorabel, sedangkan soal nomer 5 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.6 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
5 6
1 BDAS
4 3
7 Cukup Kritis
2 CEQ
3 3
6 Tidak Kritis
3 PDA
5 3
8 Kritis
4 ACD
3 2
5 Sangat Tidak Kritis
5 AFS
4 2
6 Tidak Kritis
6 ALP
4 3
7 Cukup Kritis
7 AJSA
3 3
6 Tidak Kritis
8 ABS
3 3
6 Tidak Kritis
9 AFRP
3 4
7 Cukup Kritis
10 CSW
4 2
6 Tidak Kritis
11 DPW
3 3
6 Tidak Kritis
12 EPA
4 3
7 Cukup Kritis
13 EML
3 4
7 Cukup Kritis
14 GVY
3 3
6 Tidak Kritis
15 JLP
4 3
7 Cukup Kritis
16 JGHT
3 3
6 Tidak Kritis
17 KBP
3 2
5 Sangat Tidak Kritis
18 LAA
4 3
7 Cukup Kritis
19 LVSM
4 4
8 Kritis
20 MKP
4 4
8 Kritis
21 NRAP
3 3
6 Tidak Kritis
22 PAC
3 3
6 Tidak Kritis
23 RAS
3 2
5 Sangat Tidak Kritis
24 SAAA
3 3
6 Tidak Kritis
25 SSKA
4 4
7 Kritis
26 TKW
4 4
8 Kritis
27 TCC
4 4
8 Kritis
28 TTW
3 2
5 Sangat Tidak Kritis
29 VNM
3 4
8 Cukup Kritis
30 VNADA
3 3
6 Tidak Kritis
Jumlah skor kelas 196
Rata-rata skor kelas 6,53
6,53 Nilai rata-rata kelas
65,3 65,3
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 14
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 46,70
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan jumlah skor kelas 196 dengan rata-rata skor kelas 6,53 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 65,3. Terdapat
14 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 46,70. Kriteria maksimal pada
indikator 2 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.18.
Indikator 6 Indikator 6 terdiri dari empat soal, soal nomer 2 dan 7 merupakan soal
favorabel, sedangkan soal nomer 11 dan 16 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.7 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
2 7
11 16
1 BDAS
3 2
3 3
11 Tidak Kritis
2 CEQ
4 3
3 3
13 Cukup Kritis
3 PDA
4 4
4 4
14 Kritis
4 ACD
4 3
1 3
11 Tidak Kritis
5 AFS
4 2
3 4
13 Cukup Kritis
6 ALP
3 3
3 4
13 Cukup Kritis
7 AJSA
2 3
2 2
9 Sangat Tidak Kritis
8 ABS
3 3
3 4
13 Cukup Kritis
9 AFRP
4 3
3 3
13 Cukup Kritis
10 CSW
4 2
3 2
11 Tidak Kritis
11 DPW
3 3
3 3
11 Tidak Kritis
12 EPA
4 3
3 3
13 Cukup Kritis
13 EML
3 4
2 2
11 Tidak Kritis
14 GVY
2 1
4 4
13 Cukup Kritis
15 JLP
2 2
2 3
9 Sangat Tidak Kritis
16 JGHT
3 5
4 2
14 Cukup Kritis
17 KBP
2 2
3 3
10 Sangat Tidak Kritis
18 LAA
5 3
2 2
12 Tidak Kritis
19 LVSM
2 2
2 3
9 Sangat Tidak Kritis
20 MKP
2 2
2 2
8 Sangat Tidak Kritis
21 NRAP
3 3
3 4
13 Cukup Kritis
22 PAC
1 3
2 3
9 Sangat Tidak Kritis
23 RAS
3 1
3 3
10 Sangat Tidak Kritis
24 SAAA
3 4
3 3
12 Tidak Kritis
25 SSKA
2 4
3 3
12 Tidak Kritis
26 TKW
3 3
4 3
13 Cukup Kritis
27 TCC
4 3
3 4
14 Cukup Kritis
28 TTW
2 2
3 3
10 Sangat Tidak Kritis
29 VNM
4 3
3 3
13 Cukup Kritis
30 VNADA
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
Jumlah skor kelas 349
Rata-rata skor kelas 11,63
Tidak Kritis Nilai rata-rata kelas
58,15 Tidak Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 13
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 43,33
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan jumlah skor kelas 349 dengan rata- rata skor kelas 11,63 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 58,15.
Terdapat 13 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 43,33. Kriteria
maksimal pada indikator 1 yaitu 20 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.19.
Tabel 4.8 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal No
Nama Item
Skor Kriteria
1 2
3 4
5 6
1 BDAS
13 7
7 22
7 11
67 Cukup Kritis
2 CEQ
10 7
7 15
6 13
58 Tidak Kritis
3 PDA
13 8
7 20
8 14
70 Cukup Kritis
4 ACD
10 4
5 20
5 11
55 Tidak Kritis
5 AFS
13 8
7 18
6 13
65 Cukup Kritis
6 ALP
13 7
7 15
7 13
62 Tidak Kritis
7 AJSA
13 5
7 20
6 9
60 Tidak Kritis
8 ABS
13 7
5 14
6 13
58 Tidak Kritis
9 AFRP
9 7
5 13
7 13
54 Tidak Kritis
10 CSW
13 5
4 17
6 11
56 Tidak Kritis
11 DPW
14 6
6 22
6 11
65 Cukup Kritis
12 EPA
12 7
7 20
7 13
66 Cukup Kritis
13 EML
9 7
6 20
7 11
60 Tidak Kritis
14 GVY
14 8
7 18
6 13
66 Cukup Kritis
15 JLP
9 6
7 14
7 9
52 Tidak Kritis
16 JGHT
15 5
5 16
6 14
61 Tidak Kritis
17 KBP
14 5
7 16
5 10
57 Tidak Kritis
18 LAA
10 6
8 22
7 12
65 Cukup Kritis
19 LVSM
12 9
7 20
8 9
65 Cukup Kritis
20 MKP
10 5
7 14
8 8
52 Tidak Kritis
21 NRAP
7 5
7 15
6 13
53 Tidak Kritis
22 PAC
12 7
5 22
6 11
65 Cukup Kritis
23 RAS
12 7
5 20
5 10
59 Tidak Kritis
24 SAAA
14 7
6 20
6 12
65 Cukup Kritis
25 SSKA
15 6
7 22
7 12
69 Cukup Kritis
26 TKW
13 8
6 22
8 13
70 Cukup Kritis
27 TCC
13 6
7 18
8 14
66 Cukup Kritis
28 TTW
9 5
5 20
5 10
54 Tidak Kritis
29 VNM
13 7
4 10
8 13
55 Tidak Kritis
30 VNADA
12 7
7 20
6 12
65 Cukup Kritis
Jumlah skor kelas 1819
Rata-rata skor kelas 61,93
Tidak Kritis Nilai rata-rata kelas
61,93 Tidak Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 14
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 46,66
Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor seluruh siswa didapatkan hasil 3,02
dengan kriteria tidak kritis. Jumlah skor kelas diperoleh hasil 1.819 dengan rata-rata kelas 60,93 tidak kritis dan nilai rata-rata kelas yaitu 60,93
tidak kritis. Persentase jumlah siswa yang kritis seacara keselurahan adalah sebesar 46,66 14 dari 30 siswa dengan kriteria sangat tidak kritis.
Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada tabel 3.20. Hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis matematika sebelum
tindakan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.9Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No Indikator
Skor Rata-Rata yang Dicapai
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
Presentase 1.
Menganalisis argumen 12,03
60,15 56,70
2. Mampu bertanya
6,37 63,7
53,33 3.
Mampu menjawab pertanyaan 6,17
61,7 50
4. Memecahkan masalah
17,73 59,1
50 5.
Membuat kesimpulan 6,53
68,8 46,70
6. Keterampilan mengevaluasi dan
menilai hasil dari pengamatan. 11,63
58,15 43,33
Keseluruhan 61,93
61,93 46,66
Tabel 4.9 memaparkan, rata-rata indikator pertama sebesar 12,03 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 60,15, persentase siswa minimal cukup kritis
56,70. Indikator kedua diperoleh rata-rata 6,37, nilai kemampuan berpikir kritis 63,7, persentase siswa minimal cukup kritis 53,33. Indikator ketiga
rata-rata 6,17 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 61,7, persentase siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minimal cukup kritis 50. Indikator keempat rata-rata 17,6 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 58,6 dengan persentase siswa minimal cukup kritis
50. Indikator kelima rata-rata 6,53 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 68,8, persentase siswa minimal cukup kritis 46,70. Indikator keenam
diperoleh rata-rata 11,63 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 58,15, persentase siswa minimal cukup kritis 43, 33.
Kemampuan berpikir kritis kondisi awal secara keseluruhan dilihat dari hasil kuesioner, didapatkan rata-rata sebesar 61, 93 dan nilai rata-rata secara
keseluruhan sebesar 61, 93, persentase siswa minimal cukup kritis 46,66. 2.
Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai pada tanggal 7 September 2015
di kelas IV SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran 20152016. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap
pertemuaanya 2x40 menit. a
Perencanaan Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum tindakan kepada siswa
meliputi: a menentukan SK dan KD terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada SK 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat
dalam pemecahan masalah dan KD 1.2 Menggunakan factor prima untuk menentukan KPK dn FPB, b mempersiapkan rancangan perangkat
pembelajaran meliputi pembuatan silabus dan RPP, c menyusun lembar observasi, dan d menyusun instrumen penilaian pemahaman siswa. Pada
siklus pertama, kegiatan pembelajaran difokuskan pada materi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 2x40 menit
atau 2 jam pelajaran menyesuaikan jam pelajaran di SD Kanisius Ganjuran setiap jamnya beralokasikan 40 menit.
Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 7
September 2015 dengan alokasi waktu 2x40 menit atau 2 jam pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang kelipatan, kelipatan persekutuan
untuk menemukan KPK dan factor dari dua bilangan, juga factor persekutuan relating.
Pembelajaran diawali dengan salam, presensi dan doa bersama. Pelajaran diawali dengan permainan kelipatan angka
“Happy Clap”. Setelah menjelaskan aturan permainan kepada siswa, guru memulai
permainan dan menghitung bilangan asli sampai 20. Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa kapan mereka bertepuk secara bersama-sama.
Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing, kemudian Guru melakukan tanya jawab questioningtentang permainan kelipatan angka
dan menghubungkan permainan dengan materi ajar yaitu tentang kelipatan. Guru menerapkan komponen community learning dengan
membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan sistem acak. Kelompok dibentuk secara acak agar siswa mampu bekerja dengan anggotanya yang
heterogen cooperating. Secara berkelompok siswa mencari kelipatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
angka dari dua bilangan melalui media . Setelah siswa memahami tentang kelipatan dua bilangan guru menjelaskan tentang materi factor dari dua
angka melaui pembagian, materi ini diawali dengan contoh cerita singkat dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan faktor experiencing.
Kemudian siswa kembali bekerja dalam kelompok untuk menemukan factor dari dua angka inkuiri. Beberapa siswa maju ke depan untuk
menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama applying.
Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan menuliskan kesulitan dan
kendala yang dihadapi apa saja dalam lembar refleksi. Setelah itu siswa diminta menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. Guru memberikan
tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya trasfering.
Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 8
September 2015 dengan alokasi waktu 2x40 menit atau 2 jam pelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ada di SD Kanisius Ganjuran.
Pertemuan kedua membahas bilangan prima dan menemukan KPK dengan menggunakna pohon faktor. Kegiatan pembuka guru memberikan salam,
melakukan doa bersama, dan absensi. Setelah itu guru melakukan tanya jawab questioning seputar materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya relating. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan inti siswa kembali membentuk kelompok masyarakat ajar sesuai dengan kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya.
Guru membagikan sebuah lembar kerja siswa yang berisikan angka 1-100 untuk setiap kelompok kontruktivisme. Siswa diminta untuk mewarnai
angka-angka sessuai dengan petunjuk untuk menemukan inkuiri bilangan - bilangan prima sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki
sebelumnya kegiatan kontruktivisme melatih pemecahan masalah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugas kelompok, guru memberikan
konfirmasi jawaban dan kembali menjelaskan materi. Setelah siswa memahami materi, siswa kembali mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru. Siswa dan guru membahas bersama-sama. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru menunjuk beberapa siswa
untuk maju ke depan dan menuliskan jawabannya. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa dan memberikan penguatan materi applying.
Kegiatan akhir guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari questioning. Kemudian siswa
menuliskan dalam lembar refleksi mengenai kendala atau kesulitan dan hal-hal baik yang ditemui ketika pembelajaran berlangsung. Guru
memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari mengenai KPK dan soal cerita KPK untuk mempersiapkan ulangan atau evaluasi 1 pada
pertemuan selanjutnya. Siswa bersama guru berdoa untuk menutup pembelajaran dan diakhiri dengan salam dari guru transfering.
c Pengamatan
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dan untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat melalui nilai evaluasi yang pertama. Sedangkan
pengamatan untuk melihat kemampuan berpikir kritis dilihat melalui data pada hasil lembar observasi. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam
melakukan pengamatan. Observasi terhadap siswa berpedoman pada lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis. Lembar observasi berguna
untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti proses pembelajaran.
i. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal KKM 70. Hasil
belajar siswa pada evaluasi siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I
Jumlah Siswa 30
Jumlah Nilai 2260
Rata-rata 75,3
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 48
Persentase Siswa Tuntas 63,6 18 siswa
Persentase Siswa Tidak Tuntas 36,6 12 siswa
Tabel 4.10 memaparkan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 30 siswa didapatkan jumlah nilai 2260 dengan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB adalah sebesar 75,3. Ada 18 siswa dari 30 siswa 63,6 yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 12
siswa dari 30 siswa 36,6 yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 7. ii Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir
kritis siswa
ketika mengikuti
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan observasi. Hasil
pengamatan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 19.
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Indikator
Jumlah Skor Skor RataRata
Kriteria Pertemuan 1
Pertemuan2
1 50
65 57,5
Tidak Kritis 2
50 59
54,5 Tidak kritis
3 59
62 60,5
Cukup Kritis 4
58 62
60 Cukup Kritis
5 66
69 67,5
Cukup Kritis 6
63 66
66 Cukup Kritis
Keseluruhan 58
63 61
Cukup Kritis
Tabel 4.11 memaparkan rata-rata yang diperoleh dari hasil
pertemuan 1 dan pertemuan 2 setiap indikatornya. Indikator pertama pertemuan 1 didapatkan skor 50 dan pertemuan 2 didapatkan skor 65.
Rata-rata indikator pertama 57,5 dengan kategori tidak kritis. Indikator kedua pertemuan 1 didapatkan skor 50 dan pertemuan 2
didapatkan skor 59. Rata-rata indikator kedua 54,5 dengan kategori tidak kritis. Indikator ketiga pertemuan 1 didapatkan skor 59 dan
pertemuan 2 didapatkan skor 63. Rata-rata indikator ketiga 62 dengan cukup kritis. Indikator keempat pertemuan 1 didapatkan skor 58 dan
pertemuan 2 didapatkan skor 62. Rata-rata indikator kedua 60 dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kategori cukup kritis. Indikator kelima pertemuan 1 didapatkan skor 66 dan pertemuan 2 didapatkan skor 69. Rata-rata indikator kelima
67,5 kategori cukup kritis. Indikator keenam pertemuan 1 didapatkan skor 63 dan pertemuan 2 didapatkan skor 66. Rata-rata indikator
pertama 64,5 dengan kategori cukup kritis. Rata-rata indikator keseluruhan didapatkan hasil 61 dengan katagori cukup kritis.
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara Keseluruhan Siklus I
Skor Rata-rata 1,91 Jumlah rata-rata setiap siswa dibagi jumlah seluruh siswa
Nilai Rata-rata 63,6
Skor rata-rata dibagi skor maksimal dikali 100
Persentase 40
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis dibagi jumlah seluruh siswa
Tabel 4.12 merupakan hasil perhitungan pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan, didapatkan skor
rata-rata sebesar 1,9. Nilai rata-rata sebesar 63,6. Persentase keseluruhan siklus I yaitu 40 atau sebanyak 7 siswa yang termasuk
ke dalam kriteria minimal cukup kritis. d
Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini berguna untuk memperbaiki kendala atau kekurangan yang terjadi di siklus 1.
Refleksi yang dilakukan peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi proses pembelajaran dan refleksi hasil belajar.
i. Proses Pembelajaran
Siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu tanggal 22 September 2015 selama 2x40 menit 2 jam pelajaran menyesuaikan
alokasi di SD Kanisius Ganjuran Pertemuan pertama membahas Kelipatan angka, kelipatan persekutuan mencari KPK dan juga factor
serta factor untuk mencari FPB, dengan menggunakan bantuan kalender Kegiatan pembelajaran diawali dengan permainan “Happy Clap”
mengenai konsep kelipatan . Pada saat permainan siswa sulit untuk diatur sehingga sebagian dari mereka tidak memahami aturan permainannya.
karena jumlah siswa yang cukup banyak, ketika siswa melakukan permainan ada berbagai macam reaksi siswa yang muncul ketika
permainan ini, ada siswa yang masih kesulitan dalam memahami kelipatan angka, namun ada juga yang antusias dan dengan cepat bisa
menjawab kelipatan angka. Setelah mencoba bermain, para siswa sangat bersemangat dan termotivasi untuk belajar KPK.
Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan apa yang ada di dalam RPP. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran adalah lain dari
jumlah siswa dalam kelas yang cukup banyak adalah saat akan dibentuk kelompok, kondisi kelas menjadi ramai dan ada siswa menginginkan
anggota kelompok yang dipilihnya sendiri, namun setelah peneliti memberikan pengertian akhirnya para siswa mau dibagi ke dalam
kelompok yang anggotanya dipilih secara acak, walaupun ada anak yang tetap tidak mau dengan kelompok. Pada saat setiap kelompok bekerja
dengan menggunakan media, terlihat beberapa siswa yang pasif dan hanya menonton temannya yang mendominasi dalam mengerjakan tugas.
Banyaknya jumlah siswa dalam kelas membuat kegiatan berkelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang kurang adanya kerjasama tersebut mengakibatkan kondisi kelas yang ramai, karena beberapa siswa yang pasif membuat kegaduhan.
Kekurangan pembelajaran dalam pertemuan pertama adalah siswa yang masih malu-malu atau cenderung pasif ketika diminta untuk
mempresentasikan hasil pekerjannya. Siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 26 September
dengan alokasi waktu 2x40 menit 2 jam pelajaran. Pada pertemuan Bilangan Prima. Pada pertemuan ini siswa belajar dengan menggunakan
media gambar dan tabel angka siswa masih bekerjasama dalam kelompok. Siswa antusias ketia peneliti membagikan media.
Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran masih sama dengan pertemuan sebelumya adalah jumlah siswa dalam kelas yang cukup
banyak sehingga sehingga kelas menjadi gaduh siswa banyak berbicara daripada bekerja. Pada saat setiap kelompok bekerja dengan
menggunakan media, terlihat beberapa siswa yang pasif dan hanya menonton temannya yang mendominasi dalam mengerjakan tugas.
Banyaknya jumlah siswa dalam kelas membuat kegiatan berkelompok yang kurang adanya kerjasama tersebut mengakibatkan kondisi kelas
yang ramai, karena beberapa siswa yang pasif membuat kegaduhan. saat kegiatan mencari bilangan prima terlihat beberapa siswa yang belum
memahami apa yang dimaksud dengan bilangan prima. Beberapa siswa terlihat hanya diam dan tidak ikut mengerjakan tugas kelompoknya
namun juga terdapat siswa yang sangat mendominasi dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompoknya. Kekurangan pembelajaran dalam pertemuan kedua adalah ketika siswa diminta mengumpulkan tugas siswa suka mengulur waktu,
sehingga memakan banyak waktu untu satu tugas saja. ii Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus 1 terdapat peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian. Peningkatan hasil belajar terlihat dari kondisi awal
dengan rata-rata 57,66 yang tergolong masih rendah meningkat menjadi 70,41. Selain perolehan rata-rata hasil belajar yang meningkat
berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran baik itu dalam proses pembelajaran ataupun
hasil yang didapatkan. Peneliti juga ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan nilai pada materi KPK dan FPB. Oleh karena itu
perbaikan dilanjutkan di siklus 2 supaya target dari aspek hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat lebih maksimal.
3. Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai tanggal 12 September 2015 di kelas IV SD Kanisius Ganjuran tahun ajaran 20152016. Pelaksanaan siklus
II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemuannya 2x40 menit 2 jam pelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
sudah di terapkan di tempat penelitian. a
Perencanaan Peneliti mempersiapkan semua yang digunakan dan dibutuhkan dalam
penelitian. Peneliti mengkaji Kompetensi Dasar, indikator, dan materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pokok penelitian terlebih dahulu. Peneliti melanjutkan menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS,
lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar.
b Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 3x35 menit
atau 3 jam pelajaran menyesuaikan jam pelajaran di SD Kanisius Ganjuran bahwa setiap jamnya beralokasikan 40 menit.
Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 12
September 2015 dengan alokasi waktu 2x40 menit atau 2 jam pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang menemukan konsep KPK dan FPB
dengan menggunakan menggunakan pohon faktor. Kegiatan pembuka guru memberikan salam, melakukan doa bersama, dan absensi. Setelah itu, tanya
jawab questioning seputar materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya relating.
Guru kembali membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan sistem acak masyarakat ajar. Guru membagi lembar kerja pada masing-masing
kelompok, lembar kerja berupa kartu angka dan puzzle pohon faktor. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru dan siswa membahas bersama
hasil dari kerja siswa. Guru menjelaskan cara mencari KPK dan FPB dengan
menggunakan pohon
factorcooperating. Guru
kembali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara individu. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Siswa
dan guru membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-sama applying.
Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan menuliskan kesulitan dan
kendala yang dihadapi apa saja dalam lembar refleksi. Setelah itu siswa diminta menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. Guru memberikan
tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya transfering.
Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada 14 September 2015
dengan alokasi waktu 2x40 menit atau 2 jam pelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ada di SD Kanisius Ganjuran. Pertemuan kedua membahas
mengenai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB dalam bentuk soal cerita questioning. Kegiatan
pembuka guru memberikan salam, melakukan doa bersama, dan absensi. Setelah itu guru melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya relating. Kegiatan inti siswa kembali membentuk kelompok sesuai dengan
kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi, guru memberikan contoh masalah berupa
cerita dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Masing-masing kelompok diminta mencari masalah dan menemukan inkuiri cara penyelesaianya. Setelah siswa memahami materi, siswa
kembali mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Siswa dan guru membahas bersama-sama exsperincing. Setelah siswa selesai mengerjakan
soal, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan dan menuliskan jawabannya. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa dan memberikan
penguatan materi applying. Kegiatan akhir guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari. Kemudian siswa menuliskan dalam lembar refleksi mengenai kendala atau kesulitan dan hal-hal baik yang ditemui
ketika pembelajaran berlangsung. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari mengenai KPK dan soal cerita KPK untuk
mempersiapkan ulangan atau evaluasi 2 pada pertemuan selanjutnya. Siswa bersama guru berdoa untuk menutup pembelajaran dan diakhiri dengan
salam dari guru transfering. c
Pengamatan Pengamatan proses pembelajan dilakukan untuk memperoleh
gambaran langsung mengenai kemampuan berpikir kritis siswa. Pengamatan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran dapat dilihat melalui nilai evaluasi yang pertama. Sedangkan pengamatan untuk melihat kemampuan berpikir kritis dilihat melalui data
pada hasil lembar observasi. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan pengamatan. Observasi terhadap siswa berpedoman pada lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis.
i. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal KKM 65. Hasil
belajar siswa pada evaluasi siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II
Jumlah Siswa 30
Jumlah Nilai 2474
Rata-rata 82,5
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Persentase Siswa Tuntas 76,6 23 siswa
Persentase Siswa Tidak Tuntas 23 7 siswa
Tabel 4.13 memaparkan jumlah siswa sebanyak 30 siswa didapatkan jumlah nilai 2474, nilai rata-rata siswa sebesar 82,5. Ada 23
siswa dari 30 siswa 76,6 mendapatkan nilai di atas KKM dan 7 siswa dari 30 siswa 23 yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Hasil nilai
evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14 Hasil Nilai Evaluasi Akhir
Jumlah Siswa 30
Jumlah Nilai 2.590
Rata-rata 86,3
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 65
Persentase Siswa Tuntas 9027 siswa
Persentase Siswa Tidak Tuntas 103 siswa
Tabel 4.14 memaparkan jumlah siswa sebanyak 30 siswa didapatkan jumlah nilai 2.590, nilai rata-rata sebesar 86,3. Ada 27 siswa
dari 30 siswa 90 mendapatkan nilai di atas KKM dan 3 siswa 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang masih belum mencapai KKM. Hasil nilai evaluasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 9.
ii. Kemampuan Berpikir Kritis
Peneliti dibantu teman sejawat melakukan pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti pembelajaran menggunakan lembar
observasi. Hasil pengamatan secara lengkap dilihat pada lampiran 19.
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator
Jumlah Skor Skor RataRata
Kriteria Pertemuan 1
Pertemuan 2
1 67
74 70,5
Cukup Kritis 2
65 75
70 Cukup Kritis
3 69
75 72
Kritis 4
73 75
74 Kritis
5 72
76 73,5
Kritis 6
67 76
71,5 Cukup Kritis
Keseluruhan 68,5
75 72
Kritis
Tabel 4.15 memaparkan rata-rata yang diperoleh hasil pertemuan 1 dan pertemuan 2 setiap indikatornya. Indikator pertama pertemuan 1
didapatkan skor 67 dan pertemuan 2 didapatkan skor 74. Rata-rata indikator pertama 70,5 dengan kategori cukup kritis. Indikator kedua
pertemuan 1 didapatkan skor 65 dan pertemuan 2 didapatkan skor 75. Rata-rata indikator kedua 70 dengan kategori cukup kritis. Indikator
ketiga pertemuan 1 didapatkan skor 69 dan pertemuan 2 didapatkan skor 75. Rata-rata indikator ketiga 72 dengan kategori kritis. Indikator
keempat pertemuan 1 didapatkan skor 72 dan pertemuan 2 didapatkan skor 76. Rata-rata indikator keempat 74 dengan kategori kritis. Indikator
kelima pertemuan 1 didapatkan skor 71 dan pertemuan 2 didapatkan skor 77. Rata-rata indikator kelima 74 dengan kategori kritis. Indikator
keenam pertemuan 1 didapatkan skor 67 dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 76. Rata-rata indikator keenam 71,5 dengan kategori
cukup kritis. Rata-rata untuk indikator keseluruhan didapatkan hasil 72 dengan katagori kritis.
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara Keseluruhan Siklus II
Skor Rata-rata 2,39
Jumlah rata-rata setiap siswa dibagi jumlah seluruh siswa Nilai Rata-rata
79,6
Skor rata-rata dibagi skor maksimal dikali 100
Persentase 83,33
Jumlah siswa yang minimal cukup ktiris dibagi jumlah seluruh siswa
Tabel 4.16 merupakan merupakan hasil perhitungan pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa ketika proses pembelajaran., didapatkan
rata-rata sebesar 2,39 kritis. Nilai rata-rata sebesar 79,6. Persentase secara keseluruhan pada siklus II yaitu 83,33 atau sebanyak 25 siswa
yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis. Peneliti menggunakan kuesioner untuk melihat kemampuan
berpikir kritis siswa yang diberikan di akhir siklus II. Data kondisi awal kemampuan berpikir kritis setiap siswa untuk setiap indikatornya:
Indikator 1 Indikator 1 terdiri dari empat soal, soal nomer 1 dan 4 merupakan soal
favorabel, sedangkan soal nomer 13 dan 17 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.17 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
1 4
13 17
1 BDAS
4 4
5 5
18 Sangat Kritis
2 CEQ
5 5
4 4
18 Sangat Kritis
3 PDA
4 4
5 5
18 Sangat Kritis
4 ACD
5 4
5 5
19 Sangat Kritis
5 AFS
5 5
5 5
20 Sangat Kritis
6 ALP
4 4
4 4
16 Kritis
7 AJSA
4 4
4 5
17 Kritis
8 ABS
3 4
4 5
16 Kritis
9 AFRP
3 3
3 4
13 Cukup Kritis
10 CSW
4 4
5 5
18 Sangat Kritis
11 DPW
4 4
4 4
16 Kritis
12 EPA
3 3
3 4
13 Cukup Kritis
13 EML
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
14 GVY
4 4
4 4
16 Kritis
15 JLP
3 3
3 4
13 Cukup Kritis
16 JGHT
4 4
4 5
17 Kritis
17 KBP
3 3
3 4
13 Cukup Kritis
18 LAA
4 4
5 5
18 Sangat Kritis
19 LVSM
4 4
4 5
17 Kritis
20 MKP
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
21 NRAP
4 3
5 5
17 Kritis
22 PAC
4 3
3 3
13 Cukup Kritis
23 RAS
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
24 SAAA
4 4
4 4
16 Kritis
25 SSKA
4 4
4 5
17
Kritis
26 TKW
5 5
5 5
20
Sangat Kritis
27 TCC
5 5
5 5
20 Sangat Kritis
28 TTW
4 4
5 5
18 Sangat Kritis
29 VNM
4 4
4 5
17 Kritis
30 VNADA
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
Jumlah skor kelas 482
Rata-rata skor kelas 16,07
Kritis
Nilai rata-rata kelas 80,35
Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 26
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 86,66
Berdasarkan tabel 4.17 didapatkan jumlah skor kelas 482 dengan rata- rata skor kelas 16,07 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 80,35.
Terdapat 26 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 86,66. Kriteria
maksimal pada indikator 1 yaitu 20 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.14.
Indikator 2 Indikator 2 terdiri dari dau soal, soal nomer 8 merupakan soal
favorabel, sedangkan soal nomer 14 merupakan soal anfavorabel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
8 14
1 BDAS
4 5
9
Kritis
2 CEQ
5 5
10
Sangat Kritis
3 PDA
4 5
9
Sangat Kritis
4 ACD
5 5
10
Sangat Kritis
5 AFS
4 5
9
Sangat Kritis
6 ALP
4 5
9
Sangat Kritis
7 AJSA
3 3
6 Tidak Kritis
8 ABS
4 5
9
Sangat Kritis
9 AFRP
4 3
7
Cukup Kritis
10 CSW
4 5
9
Sangat Kritis
11 DPW
4 5
9
Sangat Kritis
12 EPA
4 4
8
Kritis
13 EML
4 5
8
Kritis
14 GVY
4 5
9
Sangat Kritis
15 JLP
3 3
6 Tidak Kritis
16 JGHT
4 4
8
Kritis
17 KBP
3 3
6 Tidak Kritis
18 LAA
4 5
9
Sangat Kritis
19 LVSM
4 4
8
Kritis
20 MKP
2 4
6 Tidak Kritis
21 NRAP
3 4
7
Cukup Kritis
22 PAC
3 3
6 Tidak Kritis
23 RAS
3 4
7
Cukup Kritis
24 SAAA
4 4
8
Kritis
25 SSKA
5 5
10
Sangat Kritis
26 TKW
5 5
10
Sangat Kritis
27 TCC
5 5
10
Sangat Kritis
28 TTW
4 4
7
Kritis
29 VNM
3 3
6 Tidak Kritis
30 VNADA
4 8
7
Kritis
Jumlah skor kelas 243
Rata-rata skor kelas 8,10
Kritis
Nilai rata-rata kelas 81,0
Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 24
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 80
Berdasarkan tabel 4.18 didapatkan jumlah skor kelas 247 dengan rata- rata skor kelas 8,10 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 81.
Terdapat 24 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 80. Kriteria maksimal
pada indikator 2 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing- masing skor dapat dilihat pada tabel 3.15.
Indikator 3 Indikator 3 terdiri dari empat soal, soal nomer 10 merupakan soal
favorabel, sedangkan soal nomer 19 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.19 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
10 19
1 BDAS
4 4
8 Kritis
2 CEQ
4 5
9 Sangat Kritis
3 PDA
5 5
10 Sangat Kritis
4 ACD
4 5
9 Kritis
5 AFS
4 5
8 Kritis
6 ALP
4 5
9 Sangat Kritis
7 AJSA
3 5
8 Kritis
8 ABS
4 4
8 Kritis
9 AFRP
2 3
5 Tidak Kritis
10 CSW
4 4
8 Kritis
11 DPW
4 4
8 Kritis
12 EPA
4 5
9 Sangat Kritis
13 EML
4 5
9 Sangat Kritis
14 GVY
3 5
8 Kritis
15 JLP
3 5
8 Kritis
16 JGHT
4 4
8 Kritis
17 KBP
3 4
7 Cukup Kritis
18 LAA
4 4
8
Kritis
19 LVSM
4 4
8
Kritis
20 MKP
4 4
8
Kritis
21 NRAP
3 4
7
Cukup Kritis
22 PAC
2 4
6 Tidak Kritis
23 RAS
3 3
6 Tidak Kritis
24 SAAA
3 5
8
Kritis
25 SSKA
4 4
8
Kritis
26 TKW
5 4
9
Sangat Kritis
27 TCC
4 5
9
Sangat Kritis
28 TTW
3 3
6 Tidak Kritis
29 VNM
3 3
6 Tidak Kritis
30 VNADA
3 5
8
Kritis
Jumlah skor kelas 241
Rata-rata skor kelas 8,07
Kritis
Nilai rata-rata kelas 80,7
Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 25
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 83,33
Berdasarkan tabel 4.19 didapatkan jumlah skor kelas 241 dengan rata- rata skor kelas 8,07 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 80,7.
Terdapat 25 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 83,33. Kriteria maksimal pada indikator 2 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.16. Indikator 4
Indikator 4 terdiri dari enam soal, soal 9, 12 dan 15 merupakan soal favorabel, sedangkan soal nomer 3, 18, dan 20 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.20 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
3 9
12 15
18 20
1 BDAS
4 4
4 4
5 5
26 Kritis
2 CEQ
5 4
4 4
4 5
26 Kritis
3 PDA
4 4
4 4
5 4
25 Kritis
4 ACD
5 4
4 4
5 4
26 Kritis
5 AFS
4 4
4 5
5 5
27 Sangat Kritis
6 ALP
4 4
4 2
3 3
19 Tidak Kritis
7 AJSA
4 4
4 4
4 4
24 Kritis
8 ABS
4 4
4 4
4 4
24 Kritis
9 AFRP
3 3
3 3
4 3
19 Tidak Kritis
10 CSW
4 4
3 4
4 4
23 Cukup Kritis
11 DPW
4 4
4 4
5 5
26 Kritis
12 EPA
4 4
4 4
5 5
26 Kritis
13 EML
4 4
4 4
5 5
26 Kritis
14 GVY
4 4
4 4
4 5
25 Kritis
15 JLP
3 3
4 4
4 4
20 Cukup Kritis
16 JGHT
4 4
4 3
4 5
24 Kritis
17 KBP
4 3
3 2
4 3
19 Tidak Kritis
18 LAA
4 4
4 4
5 5
26 Kritis
19 LVSM
4 4
4 4
4 5
25 Kritis
20 MKP
3 3
4 3
3 3
19 Tidak Kritis
21 NRAP
4 3
3 3
3 3
19 Tidak Kritis
22 PAC
4 2
3 3
3 4
19 Tidak Kritis
23 RAS
3 3
4 3
3 3
19 Tidak Kritis
24 SAAA
5 4
4 4
4 4
25 Kritis
25 SSKA
5 5
4 5
5 5
29 Sangat Kritis
26 TKW
5 5
5 4
5 5
28 Sangat Kritis
27 TCC
5 4
5 5
5 5
29 Sangat Kritis
28 TTW
4 3
4 4
5 5
26 Kritis
29 VNM
4 4
3 3
5 4
21 Cukup Kritis
30 VNADA
5 4
3 4
4 5
26 Kritis
Jumlah skor kelas 721
Rata-rata skor kelas 24,03
Kritis
Nilai rata-rata kelas 80,01
Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 23
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 76,66
Berdasarkan tabel 4.20 didapatkan jumlah skor kelas 721 dengan rata- rata skor kelas 25 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 83,33.
Terdapat 20 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 83,33 kritis.
Kriteria maksimal pada indikator 4 yaitu 30 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.17.
Indikator 6 merupakan soal favorabel, sedangkan soal nomer 5 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.21 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
5 6
1 BDAS
5 5
10 Sangat Kritis
2 CEQ
5 4
9 Sangat Kritis
3 PDA
5 4
9 Sangat Kritis
4 ACD
4 4
8 Kritis
5 AFS
4 4
8 Kritis
6 ALP
4 5
9 Sangat Kritis
7 AJSA
4 4
8 Kritis
8 ABS
5 4
9 Sangat Kritis
9 AFRP
4 3
8 Cukup Kritis
10 CSW
5 4
9 Sangat Kritis
11 DPW
5 4
9 Sangat Kritis
12 EPA
5 3
8 Kritis
13 EML
4 3
7 Cukup Kritis
14 GVY
4 4
8 Kritis
15 JLP
3 3
6 Tidak Kritis
16 JGHT
3 3
6 Tidak Kritis
17 KBP
4 3
7 Cukup Kritis
18 LAA
4 5
9 Sangat Kritis
19 LVSM
3 3
6 Tidak Kritis
20 MKP
5 4
9 Sangat Kritis
21 NRAP
3 3
6 Tidak Kritis
22 PAC
3 3
6 Tidak Kritis
23 RAS
4 4
8 Kritis
24 SAAA
5 9
9 Sangat Kritis
25 SSKA
5 4
9 Sangat Kritis
26 TKW
5 5
10 Sangat Kritis
27 TCC
5 5
10 Sangat Kritis
28 TTW
4 4
8 Kritis
29 VNM
5 4
9 Sangat Kritis
30 VNADA
4 4
8 Kritis
Jumlah skor kelas 246
Rata-rata skor kelas 8,20
Kritis
Nilai rata-rata kelas 82
Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 25
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 83,33
Berdasarkan tabel 4.21 didapatkan jumlah skor kelas 246 dengan rata- rata skor kelas 8,2 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 82.
Terdapat 25 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 83,33. Kriteria
maksimal pada indikator 2 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.18.
Indikator 6 Indikator 6 terdiri dari empat soal, soal nomer 2 dan 7 merupakan soal
favorabel, sedangkan soal nomer 11 dan 16 merupakan soal anfavorabel.
Tabel 4.22 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama Item
Skor Kriteria
2 7
11 16
1 BDAS
4 3
4 5
16 Kritis
2 CEQ
4 4
4 5
17 Kritis
3 PDA
4 4
4 5
17 Kritis
4 ACD
4 4
4 5
17 Kritis
5 AFS
4 4
5 5
18 Sangat Kritis
6 ALP
4 4
4 4
16 Kritis
7 AJSA
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
8 ABS
4 4
5 5
18 Sangat Kritis
9 AFRP
3 3
3 4
16 Cukup Kritis
10 CSW
4 4
4 4
16 Kritis
11 DPW
4 4
4 4
16 Kritis
12 EPA
4 4
5 4
17 Kritis
13 EML
3 4
2 3
12 Tidak Kritis
14 GVY
3 3
5 5
16 Kritis
15 JLP
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
16 JGHT
3 3
5 3
14 Cukup Kritis
17 KBP
4 3
4 3
13 Cukup Kritis
18 LAA
4 4
4 4
16 Kritis
19 LVSM
3 2
4 3
12 Tidak Kritis
20 MKP
4 3
5 5
16 Kritis
21 NRAP
4 3
5 5
17 Kritis
22 PAC
3 4
4 5
16 Kritis
23 RAS
2 4
3 3
12 Tidak Kritis
24 SAAA
4 4
5 4
17 Kritis
25 SSKA
4 4
4 5
17 Kritis
26 TKW
5 5
5 5
20 Sangat Kritis
27 TCC
5 5
5 5
20 Sangat Kritis
28 TTW
3 3
3 3
12 Tidak Kritis
29 VNM
4 4
4 4
16 Kritis
30 VNADA
3 4
5 4
16 Kritis
Jumlah skor kelas 473
Rata-rata skor kelas 15,87
Kritis
Nilai rata-rata kelas 79,35
Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 24
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 80
Berdasarkan tabel 4.22 didapatkan jumlah skor kelas 473 dengan rata- rata skor kelas 15,87 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 79,35.
Terdapat 24 siswa dari 30 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 80. Kriteria
maksimal pada indikator 1 yaitu 20 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.19.
Tabel 4.23 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir No
Nama Item
Skor Kriteria
1 2
3 4
5 6
1 BDAS
18 9
8 26
10 16
87
Kritis
2 CEQ
18 10
9 26
9 17
89 Kritis
3 PDA
18 9
10 25
9 17
88 Kritis
4 ACD
19 10
9 26
8 17
89 Kritis
5 AFS
20 9
8 27
8 18
90 Sangat Kritis
6 ALP
16 9
9 19
9 16
78 Kritis
7 AJSA
17 5
8 24
8 12
74 Tidak Kritis
8 ABS
16 9
8 24
9 18
84 Kritis
9 AFRP
13 7
5 19
8 16
68 Cukup Kritis
10 CSW
18 9
8 23
9 16
83 Kritis
11 DPW
16 9
8 26
9 16
84 Kritis
12 EPA
13 8
9 26
8 17
81 Kritis
13 EML
12 8
9 26
7 12
74 Cukup Kritis
14 GVY
16 9
8 25
8 16
82 Kritis
15 JLP
13 6
8 20
6 12
64 Tidak Kritis
16 JGHT
17 8
8 24
6 14
77 Kritis
17 KBP
13 6
7 18
7 13
64 Tidak Kritis
18 LAA
18 9
8 26
9 16
86 Kritis
19 LVSM
17 8
8 25
6 12
76 Cukup Kritis
20 MKP
12 6
8 19
9 16
70 Cukup Kritis
21 NRAP
16 7
7 19
6 16
63 Tidak Kritis
22 PAC
13 6
6 19
6 16
66 Cukup Kritis
23 RAS
12 7
6 19
8 12
64 Tidak Kritis
24 SAAA
16 8
8 25
9 17
83 Kritis
25 SSKA
17 10
8 29
9 17
90 Sangat Kritis
26 TKW
20 10
9 28
10 20
97 Sangat Kritis
27 TCC
20 10
9 29
10 20
98 Sangat Kritis
28 TTW
18 7
6 26
8 12
77 Cukup Kritis
29 VNM
17 6
6 21
9 16
75 Cukup Kritis
30 VNADA
12 7
8 26
8 16
77 Cukup Kritis
Jumlah skor kelas 2395
Rata-rata skor kelas 80,58
Kritis
Nilai rata-rata kelas 80,58
Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 25
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 86,66
Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor seluruh siswa didapatkan hasil 4,02
dengan kriteria tidak kritis. Jumlah skor kelas diperoleh hasil 2395 dengan rata-rata kelas 80,58 kritis dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,58 kritis.
Persentase jumlah siswa yang kritis seacara keselurahan adalah sebesar 83,33 25 dari 30 siswa dengan kritis. Kriteria keseluruhan indikator
dapat dilihat pada tabel 3.22. Hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa pada masing-masing
indikator:
Tabel 4.24 Hasil Kuisioner Berpikir Kritis Akhir Siklus
No Indikator
Skor Rata-Rata yang Dicapai
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
Presentase 1.
Menganalisis argumen 16,07
80,35 86,66
2. Mampu bertanya
8,10 81,0
80 3.
Mampu menjawab pertanyaan 8,07
80,7 83,33
4. Memecahkan masalah
24,03 80,1
76,66 5.
Membuat kesimpulan 8,20
82,0 83,33
6. Keterampilan mengevaluasi dan
menilai hasil dari pengamatan. 15,87
79,35 80
Keseluruhan
80,58 80,58
86,66
Tabel 4.24 memaparkan, indikator pertama diperoleh rata-rata 16,07 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 80,35, persentase siswa minimal
cukup kritis 86,66. Indikator kedua diperoleh rata-rata 8,10 dengan nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan berpikir kritis 81 persentase siswa minimal cukup kritis 80. Indikator ketiga diperoleh rata-rata 8,07 dengan nilai kemampuan berpikir
kritis 80,7 persentase siswa minimal cukup kritis 83,33. Indikator keempat diperoleh rata-rata 24,03 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 80,1
persentase siswa minimal cukup kritis 76,66. Indikator kelima diperoleh rata-rata 8,20 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 82 persentase siswa
minimal cukup kritis 83,33. Indikator keenam diperoleh rata-rata 15,87 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 79,35 persentase siswa minimal
cukup kritis 80. Kemampuan berpikir kritis kondisi akhir secara keseluruhan dari
hasil kuesioner, didapatkan rata-rata sebesar 80,58 dan nilai rata-rata secara keseluruhan sebesar 80, 58 persentase siswa minimal cukup kritis 86,66.
d Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini berguna
untuk memperbaiki kendala atau kekurangan yang terjadi di siklus 1. Refleksi yang dilakukan peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi proses
pembelajaran dan refleksi hasil belajar. i.
Proses Pembelajaran Siklus II pertemuan pertama dilakukan pada hari 12 September 2015
selama 2x40 menit 2 jam pelajaran menyesuaikan alokasi di SD Kanisius Ganjjuran. Pertemuan pertama membahas cara mencari KPK dan FPB,
dengan menggunakan bantuan Pohon factor. Kegiatan pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diawali dengan permaian kartu angka dan puzzle pohon factor dalam kelompok. Setelah mencoba bermain, para siswa sangat bersemangat dan
termotivasi untuk belajar pohon factor, siswa secara mandiri mengerjakan soal KPK dan FPB dengan menggunakan pohon faktor.
Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan apa yang ada di dalam RPP. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran adalah jumlah siswa
dalam kelas yang cukup banyak sehingga saat akan dibentuk kelompok, kondisi kelas menjadi ramai. Pada saat setiap kelompok bekerja dengan
menggunakan media, terlihat beberapa siswa yang pasif dan hanya menonton temannya yang mendominasi dalam mengerjakan tugas.
Banyaknya jumlah siswa dalam kelas membuat kegiatan berkelompok yang kurang adanya kerjasama tersebut mengakibatkan kondisi kelas yang
ramai, karena beberapa siswa yang pasif membuat kegaduhan. Kekurangan pembelajaran dalam pertemuan pertama adalah siswa yang masih malu-
malu atau cenderung pasif ketika diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjannya.
Siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan hari 14 September 2015 dengan alokasi waktu 2x40 menit 2 jam pelajaran. Pada pertemuan ini
siswa belajar penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB dalam bentuk soal cerita. Kendala pada
saat pelaksanaan pembelajaran masih sama dengan pertemuan sebelumya adalah jumlah siswa dalam kelas yang cukup banyak sehingga sehingga
kelas menjadi gaduh siswa banyak berbicara daripada bekerja. Pada saat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setiap kelompok bekerja dengan menggunakan media, terlihat beberapa siswa yang pasif dan hanya menonton temannya yang mendominasi dalam
mengerjakan tugas. Banyaknya jumlah siswa dalam kelas membuat kegiatan berkelompok yang kurang adanya kerjasama tersebut
mengakibatkan kondisi kelas yang ramai, karena beberapa siswa yang pasif membuat kegaduhan.
ii. Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus 1 terdapat peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian. Peningkatan hasil belajar terlihat dari kondisi awal
dengan rata-rata 57,66 yang tergolong masih rendah meningkat menjadi 70,41. Selain perolehan rata-rata hasil belajar yang meningkat berdasarkan
hasil yang didapatkan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran baik itu dalam proses pembelajaran ataupun hasil yang
didapatkan meningkat di siklus 2. Peneliti juga ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan nilai pada materi KPK dan FPB. Oleh
karena itu perbaikan dilanjutkan di siklus 2 supaya target dari aspek hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat lebih maksimal.
4. Grafik Penelitian Hasil Belajar
Gambar 4.1 berisi grafik hasil penelitian yaitu rata-rata hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi 1, evaluasi 2, dan evaluasi akhir.
Gambar 4.1 Rata-rata Hasil Belajar
Gambar 4.1 menjelaskan, rata-rata kondisi awal hasil belajar sebesar 65,8 didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun terakhir. Target rata-rata evaluasi
1 adalah 75 sedangkan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 75,3. Target rata-rata evaluasi 2 adalah 80 dan capaian rata-rata hasil belajar
pada evaluasi 2 adalah 82,5. Target rata-rata evaluasi akhir adalah 85 dan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi akhir adalah 86,3.
Peneliti juga menyajikan grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi 1, evaluasi
2, dan evaluasi akhir sebagai berikut:
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Gambar 4.2 menjelaskan, presentase ketuntasan kondisi awal hasil belajar didapatkan sebesar 52,09 didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2
tahun terakhir. Target persentase ketuntasan evaluasi 1 adalah 60 sedangkan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 63,60.
Target persentase ketuntasan evaluasi 2 adalah 70 dan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 76,60. Target persentase
ketuntasan evaluasi akhir adalah 80 dan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi akhir adalah 90.
5. Grafik Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis Gambar 4.3 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu nilai
kemampuan berpikir kritis siswa. Nilai tersebut didapatkan dari hasil rata-rata yang dikonversikan ke dalam sebuah nilai.
Peneliti juga menyajikan peningkatan nilai kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil kuesioner, sebagai berikut:
Gambar 4.3 Nilai Rata-rata Kuesioner Kemampuan Berpikir
Gambar 4.3 menjelaskan Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan nilai sebesar 60,15 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai
80,35. Kondisi awal pada indikator kedua didapatkan nilai sebesar 63,7 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 81. Kondisi awal pada indikator
ketiga didapatkan nilai 61,7 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 80,7. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan nilai sebesar 59,1 dan
meningkat pada kondisi akhir menjadi 80,1. Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan nilai sebesar 68,8 dan meningkat pada kondisi akhir yaitu
82. Indikator keenam juga terjadi peningkatan dari kondisi awal yaitu 58,15 menjadi 79,35. Nilai kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan
diperoleh hasil hasil 61,93 pada kondisi awal dan 80,58 pada kondisi akhir. Selain grafik nilai rata-rata hasil kuesioner, peneliti juga menyajikan data
persentase jumlah siswa yang kritis sebagai berikut:
Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa yang Kritis
Gambar 4.4 menjelaskan, kondisi awal indikator pertama persentase jumlah siswa yang kritis sebesar 56,66 dan kondisi akhir didapatkan
persentase 86,66 dengan target 75. Kondisi awal indikator kedua didapatkan persentase sebesar 53,33 dan kondisi akhir didapatkan persentase
80 dengan target 75. Kondisi awal indikator ketiga didapatkan persentase sebesar 50 dan kondisi akhir didapatkan persentase 83,33 dengan target
70. Kondisi awal indikator keempat didapatkan persentase sebesar 50 dan kondisi akhir didapatkan persentase 76,60 dengan target 70. Kondisi awal
indikator kelima didapatkan persentase sebesar 46,66 dan kondisi akhir didapatkan persentase 83,33 dengan target 70. Kondisi awal pada
indikator keenam didapatkan persentase sebesar 43,33 dan kondisi akhir didapatkan persentase 80 dengan target 70. Persentase secara keseluruhan
pada kondisi awal yaitu 36,66 meningkat menjadi 70 pada kondisi akhir dengan target 86,66.
Peneliti juga menyajikan peningkatan kemampuan berpikir kritis hasil pengamatan selama proses pembelajaran sebagai berikut:
Gambar 4.5 Rata-Rata Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Gambar 4.5 menjelaskan, kondisi awal pada indikator pertama didapatkan skor 57,5 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 70,5. Kondisi
awal pada indikator kedua didapatkan skor 54,5 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 70. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan skor 60,5
sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 72. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan skor 60 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 74.
Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan skor 67,5 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 73,5. Kondisi awal pada indikator keenam didapatkan
skor 66 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 71,5. Indikator keseluruhan siklus I didapatkan skor 61 sedangkan siklus 2 didapatkan skor 72.
B. Pembahasan