penerapan Contextual Teaching Learning dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas
IV SD Kanisius Ganjuran materi KPK dan FPB. Kekhasan penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
C. Kerangka Berpikir
Matematika adalah pola pikir ilmu tentang konsep penalaran yang menghadirkan kenyataan dan berhubungan secara nyata antara satu dengan yang
lainnya. Berdasarkan pendapat Susanto 2013: 185 adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta
simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah
dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.Tujuan matematika adalah mengajak siswa agar dapat mengenal konsep dan memecahkan masalah. Dengan demikian
matematika mengajak siswa untuk berpikir kritis dalam memahami konsep dan menyelesaikan masalah.
Proses pembelajaran Matematika di kelas hendaknya berpusat kepada siswa dan menghadapkan pada kenyataan kehidupan sehari-hari yang matematis dan
pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian siswa terbantu dalam mempelajari materi mata pelajaran. Pembelajaran matematika dengan
menghadapkan pada kenyataan kehidupan sehari-hari dan pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari siswa, akan menuntut siswa untuk berpikir kritis. Berpikir
kritis adalah kegiatan mengenal dan memecahkan masalah yang kemudian dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengambil suatu keputusan, menganalisis informasi yang didapatkan, dan dapat membuat suatu kesimpulan. Mengembangkan cara berpikir kritis siswa dapat
dibentuk ketika pembelajaran matematika berlangsung, karena dalam pembelajaran matematika merupakan proses belajar mengajar yang terdiri dari
interaksi didalamnya. Guru melibatkan siswa untuk berproses dan membuat siswa antusias mengikuti pembelajaran. Guru dapat mengaitkan dan menghadirkan
permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang sesuai dengan realitas akan lebih bermakna dalam ingatan siswa karena hal tersebut juga
dibangun dari pengalaman yang ada dalam dirinya. Model Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk berpikir aktif
dalam menemukan makna pempelajaran dengan mengaikan materi dengan apa yang telah diketahui siswa melalui kerja kelompok atau suatu percobaan, sehingga
melalui konsep atau pemahaman dalam kehidupan nyata materi akan mudah diingat dan dipahami oleh siswa dan juga dapat berpikir kritis dengan adanya
penyelesaian masalah yang mereka kerjakan. Melalui kerja kelompok, siswa juga akan terlatih untuk menganalisis beberapa perbedaan argumen yang akan mereka
temui dalam kelompok yang merupakan bagian dari berpikit kritis. Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang menghadirkan realita pada diri
siswa, akan melatih siswa menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir
kritis matematika pada materi KPK dan FPB. Kelebihan pembelajaran kontekstual yang menjadi alasan peneliti menggunakannya adalah menjadikan pembelajaran
yang lebih bermakna dan nyata. Artinya siswa dapat menangkap hubungan antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Pembelajaran akan produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa. Kelebihan
tersebut yang menjadi ciri pada penelitian yang berjudul “Peningkatan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran
”.
D. Hipotesis Tindakan