1 Mempersingkat kalimat soal yang terlalu panjang.
2 Mengubah soal nomor 17 dan 18 menjadi yang
diketahui jumlah total dan yang dicari harga buku. 3
Menambahkan kalimat pada soal nomor 15. Penambahan kalimat dilakukan agar siswa lebih
memahami maksud dari soal cerita. 4
Memperbaiki penggunaan bahasa Indonesia agar tidak monoton.
Revisi desain dilakukan berdasarkan teori kaidah penulisan tes pilihan ganda menurut Sudjana 2009: 50 yang telah dijelaskan
pada bab II.
f. Uji Coba Produk
Hasil uji coba produk yang dianalisis menggunakan program TAP Test Analysis Program versi 14.7.4 diperoleh hasil
sebagai berikut : 1 Soal tipe A
Pada soal tipe A diperoleh butir soal valid sebanyak 17 soal dan butir soal yang tidak valid sebanyak 13 soal. Hasil
reliabilitas yakni sebesar 0,743 atau dalam kategori tinggi. Daya pembeda didapatkan hasil yaitu 16 butir soal dengan kategori
sangat baik, 3 butir soal dengan kategori cukup baik, serta 4 butir soal dengan kategori kurang baik. Tingkat kesukaran
diperoleh hasil 3 butir soal dengan kategori mudah, 22 butir soal kategori sedang, dan 5 butir soal kategori sukar. Sedangkan
analisis pengecoh didapatkan bahwa 19 pengecoh tidak berfungsi, sedangkan 71 pengecoh lainnya berfungsi dengan
baik. Kategori yang digunakan untuk analisis pengecoh mengacu pada pernyataan Surapranata pada bab III yang
menyatakan bahwa pengecoh yang baik apabila minimal dipilih oleh 5 atau 0, 05 peserta tes.
2 Soal tipe B Pada soal tipe A diperoleh butir soal valid sebanyak 19
soal dan butir soal yang tidak valid sebanyak 11 soal. Hasil reliabilitas yakni sebesar 0,765 atau dalam kategori tinggi. Daya
pembeda didapatkan hasil yaitu 17 butir soal dengan kategori sangat baik, 7 butir soal dengan kategori cukup baik, serta 3
butir soal dengan kategori kurang baik tingkat kesukaran diperoleh hasil 2 butir soal dengan kategori mudah, 22 butir soal
kategori sedang, dan 6 butir soal kategori sukar. Sedangkan analisis pengecoh didapatkan bahwa 15 pengecoh tidak
berfungsi, sedangkan 75 pengecoh lainnya berfungsi dengan baik. Kategori yang digunakan untuk analisis pengecoh
mengacu pada pernyataan Surapranata pada bab III yang menyatakan bahwa pengecoh yang baik apabila minimal dipilih
oleh 5 atau 0, 05 peserta tes. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Revisi Produk
Peneliti melakukan revisi produk dengan cara memperbaiki soal-soal yang pengecohnya tidak berfungsi. Pada tipe A terdapat 4
nomor soal yang pengecohnya harus diperbaiki, yaitu nomor 1, 5, 11, dan 16. Soal nomor 1 pengecoh yang harus diperbaiki adalah
option A dan D, sedangkan soal nomor 5 A, 11 D dan 16 adalah option C. Pada tipe B, ada 5 nomor soal yang pengecohnya harus
diperbaiki, yaitu nomor 2, 7, 9, 16 dan 29. Pada soal nomor 2 pengecoh yang harus direvisi adalah option A dan D, 7 option A
dan B, 9 option A, 16 option B dan D serta 29 option D. Revisi pengecoh dapat dilihat pada tabel berikut.
No Paket
Option Tidak Berfungsi
Option Setelah Direvisi
1 A
a. satuan a. ribuan
d. ribuan d. satuan
5 A a. 110 buku
a. 103 buku 11 A
d. 8,9 meter d. 8,6 meter
16 A c. c
c. c
Tabel 4.14 Daftar pengecoh tidak berfungsi tipe A
No Paket
Tidak Berfungsi Direvisi
2 B a. satuan
a. ribuan d. ribuan
d. satuan 7 B
a. IPA a.IPS
b. IPS b. IPA
9 B a. d, c, a, b
a. a, c, b, d 16 B
b. K b. M
d. M d. K
29 B d.
d. penghapus dan bolpoin
Tabel 4.15 Daftar pengecoh tidak berfungsi tipe B Seluruh pengecoh yang telah direvisi pada tabel di atas
tidak diujicobakan lagi. Hal ini dikarenakan peneliti hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan 7 langkah pengembangan Borg dan Gall, sehingga pengujian hanya satu kali saja karena peneliti merasa data yang
diperoleh sudah cukup memenuhi kebutuhan peneliti.
2. Kualitas Tes Hasil Pengembangan