Safety Plan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

P a g e | 249 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Perhitungan kebutuhan bahan untuk pekerjaan konstruksi baja dilakukan dengan cara matematis. Adapun cara perhitungan kebutuhan bahan dapat dilihat pada Tabel 5.5. Untuk perhitungan elektroda dapat dilakukan dengan mengalikan koefisien elektroda baja dengan volume pekerjaan baja, sebagai berikut: Elektroda Baja = 0.02 x 14,368.77 = 287.38 Kg Dari Tabel Perhitungan Kebutuhan Bahan, dapat dilihat bahwa kebutuhan material adalah sebagai berikut: a. WF 300.150.6,5.6 = 6 + 4 + 12 + 2 + 2 + 3 + 2 = 31 batang b. CNP 150.65.20 = 18 + 18 = 36 batang

17. Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi K3, meliputi Ariestadi, 2008: 1 Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat. 2 Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja Astek. 3 Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek. 4 Izin dari instansi terkait tentang penggunaan jalan atau jembatan yang menuju lokasi untuk lalu lintas alat berat. 5 Keterangan laik pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi yang berwenang memberikan rekomendasi. 6 Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat.

a. Safety Plan

Setelah memenuhi persyaratan tersebut di atas maka proyek wajib menyusun safety plan. Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Safety plan berisi: 1 Pembukaan berupa gambar proyek dan pokok perhatian untuk kegiatan K3. 2 Risiko kecelakaan dan pencegahannya. 3 Tata cara pengoperasian peralatan. 4 Alamat instansi terkait yang diperlukan, seperti rumah sakit, polisi, Depnaker, dan dinas pemadam kebakaran. Safety plan pada proyek akan risiko kecelakaan dan pencgahannya serta tata cara pengoperasian alat dapat dilihat ada Tabel 5.6 dan 5.7 berikut ini. Tabel 5.6 Contoh Safety Plan Risiko Kecelakaan dan Pencegahannya No. Lokasi Risiko Kecelakaan PencegahanPenanganan Penganggung Jawab 1. Pekerjaan Pondasi Franki 1.1. Orang jatuh dari crane - Pakai sabuk pengaman wakti naik 1.2. Kejatuhan splitbeton - Pakai helm pengaman sewaktu kerja 1.3. Crane ambelas - Ratakan tanah sebelum crane masuk proyek - Pakai H-beam untuk dudukan crane 1.4. Orang terperosokjatuh ke dalam lubang franki pile - Urug segera setelah dicor 1.5. Slingcrane putus - Cek kondisi sling sebelum mulai bekerja setiap hari 2. Galian Bassement PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 250 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar No. Lokasi Risiko Kecelakaan PencegahanPenanganan Penganggung Jawab 2.1. Lokasi Banjir - Buat side ditch galian tepi, arahkan ke sump pit, lalu pompa airnya ke luar lokasi 2.2. Bekisting batako ambruk - Pasang batako dari tinggi rencana - Urug segera bekas galian samping dan bagian atasnya diplester - Tutup segera dengan terpal bila alam hujan 2.3. Tanah galian longsor - Buat kemiringan pada galian - Tutup segera dengan terpal bila akan hujan 2.4. Terjatuh ke dalam galian - Buat pagar pengaman - Buat tangga turun ke lokasi galian - Pasang rambu-rambu peringatan 2.5. Jalan depan lokasi proyek kotor - Buat tempat kolam, cuci ban kendaraan, dan buang tanah yang mengendap secara periodik - Tutup bak kendaraan tanah dengan terpal 2.6. Kecelakaan mobil waktu akan keluarmasuk proyek - Pasang rambu peringatan lalu lintas di jalan raya - Atur lalu lintas bila ada kendaraan keluarmasuk 3. Erection Tower Crane 3.1. Crane service ambelas - Perkuat tanah dengan matras 3.2. Crane TC miring - Pasang angkur pondasi sehingga benar-benar level di-waterpass - Cek pengelasan angkur sehingga yakin kuat 3.3. Bautkunci-kunci jatuh - Letakkan di keranjang tower crane 3.4. Orang kejatuhan baut - Cegah selama erection agar orang tidak berada di bawah langsung - Pasang rambu “Awas Benda Jatuh” - Pakai helm selama bekerja 3.5. Tower Crane ambruk - Periksa pondasi agar sesuai ketentuan - Pasang sabuk pada tiap empat lantai - Pasang rambu beban - Dipasang switch otomatis bila ocercut - Pasang penangkal petir 4. Universal Lift 4.1. Kabin lift meluncur melewati rel - Cek kondisi lift - Pasang rel lebih tinggi 6 meter dari pemberhentian lift - Pasang switch otomatis agar lift-pit berhenti maksimum pada posisi lantai teratas - Cek dudukan lift pada pondasi agar level di-waterpass - Pasang labrang pegangan setiap dua lantai 4.2. Orang jatuh - Aturtempatkan kabin lift sedekat mungkin dengan pemberhentian - Pasang pagar pengaman pada daerah pemberhentian Sumber: PT. Pembangunan Perumahan, 2003 PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 251 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Tabel 5.7 Contoh Safety PlanTata Cara Pengoperasian Alat No. Pemeriksaan Elemen Alat PencegahanPenanganan Ket. 1. Alat Pancang a. Periksa semua slink b. Periksa beam landasan alat pancang c. Periksa roda penggerak alat pancang d. Periksa selang hidrolik e. Periksa tutup kipas mesin a. Jalan perlahan-lahan pada besi H- beam b. Posisi hammer selalu di bawah setelah selesai atau istirahat c. Utamakan keselamatan kerja d. Pakai helm e. Pakai sarung tangan f. Sepatu kerja 2. Excavator a. Periksa semua sling hidrolik b. Periksa oli hidrolik c. Perisa tutup kipas angin d. Periksa pen-pen excavator e. Periksa switch hidrolik a. Hindari sewaktu alat memutar b. Memberikan kode klakson sewaktu alat memutar c. Utamakan keselamatan kerja d. Istirahat alat keruk pada posisi bawah 3. Tower Crane a. Periksa pen-pen booml section b. Periksa oli hidrolik c. Periksa sling angkat d. Periksa panel listrik e. Periksa switch otomatis f. Periksa kanvas rem g. Periksa seluruh bearing h. Periksa poli sling a. Angkat sesuai dengan kapasitas b. Sewaktu swing sling angkut dalam posisi aman c. Aba-aba sesuai dengan alat HT d. Pengikat bahan-bahan yang mau diangkut dalam keadaan kuat e. Bucket cor dalam keadaan tidak bocor f. Sewaktu istirahat dalam keadaan terkunci g. Utamakan keselamatan kerja 4. Bar Cutter a. Periksa pisau potong b. Periksa switch c. Periksa kabel-kabel d. Periksa baut-baut e. Periksa kekencangan van belt f. Cek stop limit switch g. Periksa pelumas a. Pemotongan sesuai dengan kapasitas b. Memakai sarung tangan c. Memakai helm d. Memakai sepatu kerja 5. Bar Bender a. Periksa kabel-kabel b. Periksa switch-switch c. Periksa stop limit switch d. Periksa van belt e. Periksa baut-baut f. Periksa oli a. Pembengkokan sesuai dengan kapasitas b. Memakai sarung tangan c. Memakai sepatu kerja d. Memakai helm 6. Generating Set a. Periksa oli mesin b. Periksa air radiator c. Periksa bahan bakar d. Periksa tutup kipas angin e. Periksa van belt f. Periksa baut-baut g. Cek warna gas a. Jauhkan tempat bahan bakar b. Memakai tutup telinga c. Menyediakan tabung d. Tidak boleh ada jemuran dekat kipas radiator e. Sewaktu membersihkan alat mesin dalam keadaan mati f. Periksa panel listrik g. Utamakan keselamatan kerja Sumber: PT. Pembangunan Perumahan, 2003 PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 252 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar

b. Pelatihan Program K3