P a g e | 230
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
6. Metode Menganalisis Unsur-Unsurnya
Metode lain yang dapat digunakan untuk memperkirakan biaya proyek adalah dengan menganalisis unsur-unsurnya
elemental analysis cost estimating. Pada metode ini lingkup proyek diuraikan menjadi unsur-unsur menurut fungsinya. Struktur yang diperoleh menjadi sedemikian rupa
sehingga perbaikan secara bertahap dapat dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek, dalam arti masukan yang berupa data dan informasi yang baru diperoleh, dapat ditampung dalam rangka
meningkatkan kualitas perkiraan biaya. Agar penggunaannya dalam perkiraan biaya efektif, maka hendaknya pemilihan fungsi didasarkan
pada:
Jelas menunjukkan hubungan antara komponen-komponen proyek, dan bila telah diberi beban biaya, berarti menunjukkan komponen-komponen biaya proyek.
Dapat dibandingkan dengan komponen biaya proyek lain yang sejenis. Mudah diukur atau diperhitungkan dan dinilai perbandingannya rasio terhadap data standar.
Penentuan angka rasio terhadap dasar atau standar memegang peranan yang sangat penting dalam penggunaan metode ini. Pengembangan rasio dapat dilakukan dari penelitian atas data
proyek terdahulu ataupun informasi dari sumber lain. Bila pengelompokan unsur-unsur berdasarkan fungsi telah tersusun, maka perkiraan biaya dapat dimulai sejak awal proyek
membuat perkiraan biaya kasar sampai kepada anggaran yang amat akurat. Penggunaan metode ini dalam perkiraan biaya seringkali dijumpai pada proyek-proyek gedung.
7. Metode Faktor
Metode faktor memperkirakan biaya proyek dengan menggunakan asumsi bahwa terdapat angka korelasi faktor di antara harga peralatan utama dengan komponen-komponen lainnya yang
terkait. Di sini biaya komponen-komponen tersebut dihitung dengan cara memakai faktor perkalian terhadap harga peralatan utama. Metode ini memerlukan
design engineering sampai suatu tahapan tertentu sehingga diperoleh data dan informasi mengenai jumlah, ukuran dan spesifikasi
peralatan utama sehingga dapat diperhitungkan perkiraan harganya. Sistematika perkiraan biaya proyek dengan metode faktor ini selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan harga yang telah pasti dari peralatan utama PCE. b. Mengitung biaya pemasangan sampai peralatan utama berungsi PPC. Perhitungan ini
dilakukan dengan menggunakan berbagai faktor yang tergantung dari jenis proses dan material f
1
– f
n
dapat dilihat pada Tabel 5.1. PPC = PCE 1 + f
1
+ f
2
+ ... + f
n
c. Menjumlahkan PPC dan biaya engineering fe, biaya kontigensi fc dan fee kontraktor ff
sehingga akan diperoleh modal tetap proyek. Modal tetap = PPC 1 + f
e
+ f
c
+ f
f
d. Menjumlahkan modal tetap dan modal kerja diperkirakan 5 – 10 sehingga diperoleh total
biaya proyek. Total biaya proyek = modal tetap + modal kerja
Tabel 5.1 Berbagai Angka Metode Faktor
Diskripsi Jenis Proses
Fluida Fluida-
padat padat
f
1
Memasang peralatan 0,40
0,45 0,50
f
2
Pipa terpasang 0,70
0,45 0,20
f
3
Instrumen terpasang 0,20
0,15 0,10
f
4
Alat listrik 0,10
0,10 0,10
f
5
Bangunan 0,30
0,20 0,15
f
6
Utiliti 0,50
0,45 0,25
f
7
Tempat penampungan 0,15
0,20 0,25
f
8
Pekerjaan tanah 0,05
0,05 0,05
f
e
Desain engineering 0,30
0,25 0,20
f
c
Kontigensi 0,10
0,10 0,10
f
f
Fee kontraktor 0,05
0,05 0,15
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 231
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Selain itu terdapat beberapa rumusan lain dalam menghitung biaya proyek dengan menggunakan metode faktor, antara lain Rumus Lang, Faktor Tenaga Kerja dan Rumus Hirsch dan
Glazier. Rumus Lang:
Modal Tetap = FL x PCE dimana : PCE = harga pembelian peralatan utama
FL = faktor lang 3,1 untuk instalasi yang memproses material yang sebagian
besar padat ; 4,7 untuk instalasi yang memproses material yang sebagian besar cair ; 3,6 memproses campuran padat-cair
Pengelompokkan lain dari metode faktor adalah dengan memisahkan tenaga kerja, seperti diperlihatkan pada Tabel 5.2.
Rumus Hirch dan Glazier : I = E [A 1 + Fl + Fp + Fm + B + C]
dimana : I = total investasi
A = total biaya pembelian-fob B = total biaya terpasang
C = biaya material alloy untuk mencegah korosi E = biaya tidak langsung overhead, engineering, kontigensi dan laba, dipakai
angka 1,4 Fl = faktor biaya tenaga kerja lapangan
Fm = faktor biaya untuk bermacam-macam butir instrumen, isolasi, pondasi, bangunan sipil dan lain-lain
Fp = faktor biaya untuk pipa Tabel 5.2
Metode Faktor Tenaga Kerja
Komponen Biaya Faktor
Rendah Menengah
Tinggi
1. Pembelian peralatan utama
100 100
100 2.
Material curah 76
95 152
3. Tenaga kerja yang berkaitan dengan peralatan
10 13
21 4.
Tenaga kerja berkaitan dengan material curah 62
77 123
5. Kepenyeliaan konstruksi
8 10
16 6.
Biaya konstruksi tidak langsung 16
20 32
7. Biaya kantor pusat termasuk engineering
28 35
56 Total
300 350
500
Contoh Soal: Hitunglah perkiraan biaya total proyek industri yang memproses bahan cair, jika total biaya
peralatan utama adalah Rp. 12.000.000.000,-. Hitunglah perkiraan biaya total proyek dengan menggunakan metode faktor sesuai Tabel 5.1 dengan mengambil modal kerja 10
Jawaban: Harga pembelian peralatan utama PCE adalah Rp. 12.000.000.000,-
Jumlah faktor f
1
– f
8
sesuai dengan Tabel 5.1 di atas adalah 2,4. PPC = PCE 1 + f
1
+ f
2
+ ... + f
8
= 12.000.000.000 1 + 2,4 = 40.800.000.000,-
Jumlah f
e
, f
c
dan f
f
adalah 0,45 Modal tetap
= PPC 1 + f
e
+ f
c
+ f
f
= 40.800.000.000 1 + 0,45 = 59.160.000.000,-
Modal kerja 10 Total biaya proyek = Modal tetap 1 + 10
= 59.160.000.000 1 + 0.1 = 65.0760.000.000,-
Jadi biaya pembangunan proyek industri tersebut diperkirakan Rp. 65.0760.000.000,-
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 232
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
8. Quantity Take-Off dan Harga Satuan