21
yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang
telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk
yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas,
bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk Kotler dan
Amstrong.
30
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar yang memiliki
standarisasi kualitas, di mana tujuan dari standarisasi kualitas ini adalah agar konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang
bersangkutan, karena produk yang dihasilkan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan
.
D. Indikator Kualitas Produk
Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Tjiptono dan Chandra, terdapat lima dimensi utama pada kualitas jasa, dan jasa yang dimaksud dalam hal
ini adalah jasa produk perbankan. Adapun dimensi-dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
31
30
Ibid
31
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. Service, Quality Satisfaction. Edisi 3. Yogyakarta : ANDI, 2011
22
1. Bukti Fisik tangible
Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
2. Empati empathy
Berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian
personla kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. 3.
Reliabilitas reliability Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan
yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.
4. Daya Tanggap responsiveness
Berkenaan dengan ketersediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta
menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
5. Jaminan assurance
Yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa
aman bagi para pelanggannya.
23
E. Teori Minat Nasabah
Menurut Assael dalam Ikhwan Susila dan Faturrahman, minat intention adalah suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap obyek.
32
Sedangkan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
33
Selanjutnya Slameto menyatakan bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang
lain, pada aktivitas atau objek lain.
34
Menurut Setyawan dan Ihwan, beberapa pengertian mengenai minat dapat dirangkum dalam empat pernyataan, yaitu sebagai berikut :
35
1. Minat dianggap sebuah „perangkap’ atau perantara antara faktor-faktor
motivasional yang mempengaruhi perilaku. 2.
Minat mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemampuan untuk mencoba.
3. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.
4. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus.
Yamit mengungkapkan bahwa nasabah adalah orang yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses produksi selesai, karena mereka adalah
32
Ikhwan Susila dan Fatchurrahman, Service Value : Sebuah Variabel Pemediasi Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli. Empirika. Vol. 17. No.1. Juni 2004
33
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai pustaka, 2008 h.583
34
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010 h.180
35
Setyawan, Anton A. dan Ihwan Susila. Pengaruh Service Quality Perception Terhadap Purcase Intention. Usahawan. No. 07. Tahun XXXI11. Juli 2004