Hasil Belajar DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

c. Hasil Belajar Aplikatif Psikomotor

Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. 37 Penilaian hasil belajar pada domain psikomotor dititik beratkan pada keterampilan motorik hands-on. Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan domain psikomotor ke dalam empat kategori, 38 yaitu: 1. Bergerak Moving Kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh, yang melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain: membawa, membersihkan atau menempatkan. 2. Memanipulasi Manipulating Kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain: menghubungkan, memanaskan atau mengkalibrasi. 3. Berkomunikasi Communicating Kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui orang lain. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain: menganalisis, mendeskripsikan, atau membuat label. 4. Menciptakan Creating Kategori ini merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasan- gagasan baru. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain: merancang, membangun, atau merencanakan. 39 37 Ibid., h. 23 38 Ibid., h. 24 39 Ibid., h. 25

C. Pengertian Zat

Berikut ini adalah peta konsep pada pokok bahasan zat Gambar 2.1 Peta Konsep Zat 1. Wujud Zat Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan massa benda dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan alat tertentu seperti neraca. Dua zat tidak dapat menempati ruang yang sama dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya ada tiga wujud zat yang dipelajari yakni zat padat, zat cair dan zat gas. Di sekitar kita terdapat benda-benda yang dapat dikelompokkan kedalam tiga wujud zat. Beberapa benda seperti besi, kayu, Konsep Zat Wujud Zat Sifat Zat Massa J enis ρ mempelajari padat massa m dipengaruhi oleh volume v adhesi ρ = kohesi gas cair kapilaritas Mencair, membeku, menguap, mengembun dan menyublim dan mengkristal terdiri dari mempengaruhi persamaan Perubahan wujud Gaya tarik - menarik meliputi aluminium termasuk zat padat. Air, minyak termasuk zat cair, sedangkan gas elpiji, udara termasuk zat gas. Setiap zat atau materi terdiri dari partikel-partikel atau molekul-molekul yang menyusun zat tersebut. 2. Macam-macam wujud zat Menurut wujudnya, zat terbagi atas tiga macam yaitu: zat padat, zat cair dan gas. a. zat padat Gambar 2.2 Partikel Zat Padat Zat padat memiliki bentuk dan volume yang tetap. Contohnya kayu, batu, pensil, buku, dan kapur, Pertikel zat padat memiliki sifat yakni letaknya sangat berdekatan, susunannya teratur dan gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya. b. zat cair Gambar 2.3 Partikel Zat Cair Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan yang ditempati contohnya air, sirup, santan kelapa, jus dan oli. Partikel zat cair memiliki sifat yakni letaknya berdekatan, Susunannya tidak teratur dan gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya, tetapi tidak lepas dari kelompoknya. c. zat gas Gambar 2.4 Partikel Zat Gas Gas memiliki ciri di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan tempatnya, contohnya Oksigen, karbon dioksida, uap air, dan asap. Partikel gas memiliki sifat yakni letaknya sangat berjauhan, susunannya tidak teratur dan gerakannya bebas bergerak, sehingga dapat bergeser dari tempatnya dan lepas dari kelompoknya sehingga dapat memenuhi ruangan. 4. Perubahan wujud zat Perubahan wujud zat dapat berlangsung apabila mendapat pengaruh panas baik dari luar maupun dari dalam zat itu sendiri. Pengaruh panas yang diserap zat dapat mengubah wujud zat dari padat ke cair maupun langsung ke bentuk gas, dapat juga mengubah wujud dari cair menjadi gas. Zat padat saat menerima kalor maka akan berubah wujud menjadi cair atau gas dan zat cair saat menerima kalor maka ia akan berubah wujud menjadi gas. Sedangkan ketika zat melepaskan kalor mengalami pendinginan maka zat cair akan berubah wujud menjadi padat dan zat gas akan berubah menjadi zat cair Perubahan wujud zat dapat digolongkan menjadi enam peristiwa yaitu: a. Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat cantohnya air menjadi es. b. Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair. Contohnya es menjadi air, mentega yag meleleh. c. Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas contohnya penguapan kapur barus. d. Deposisi yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat, contohnya jelaga yang merupakan hasil pembakaran pada lampu minyak. e. Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas, contohnya air yang mendidih akan menguap menjadi asap. f. Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair, contohnya embun di pagi hari. Untuk mempermudah mengingat macam-macam perubahan wujud zat berikut gambar perubahan wujud zat: Gambar 2.5 bagan perubahan wujud zat 5. Kohesi dan Adhesi Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu zat, maka molekul penyusun suatu zat juga dapat bereaksi dengan molekul penyusun zat yang mengakibatkan gaya tarik menarik antar partikel zat sejenis yang disebut kohesi contohnya seperti tinta menempel pada kertas, cat menempel pada dinding, dan kapur menempel pada papan tulis dan gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis contohnya seperti air tidak menempel pada daun talas, air tidak bercampur dengan minyak dan raksa tidak menempel pada kaca. Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya peristiwa –peristiwa contohnya Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan meniskus zat cair dalam pipa kapiler cekung, misalnya pada pipa yang diisi dengan air. sebaliknya jika gaya kohesi lebih besar maka permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan cembung, misalnya pipa yang diisi dengan raksa. Dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dijumpai peristiwa adhesi