belajar dan menjadi salah satu penyebab banyaknya nilai siswa yang masih dibawah nilai KKM.
Didasari oleh masalah-masalah tersebut peneliti mencoba menerapkan metode yang jarang digunakan oleh guru mata pelajaran fiqih di MTs Qotrun
Nada Depok, yakni pembelajaran yang ditunjang oleh pemanfaatan media audio visual dalam proses belajar mengajar fiqih. Penelitian dilakukan sebanyak dua
siklus Siklus I dan Siklus II, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil
pengamatan awal terhadap proses pembelajaran fiqih dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahapan ini peneliti dan guru
mata pelajaran fiqih membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP berkarakter, membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai
media pembelajaran siswa, menyiapkan instrumen, tes, lembar observasi, catatan lapangan, angket dan melakuan uji coba instrumen.
Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan
proses pembelajaran fiqih. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Berdasarkan pada uraian tersebut maka penulis akan mencoba mengangkat tentang Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui Media Audio Visual di Kelas VII
A Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada. Dalam hal ini penulis ingin membuktikan apakah ada peningkatan hasil belajar fiqih melalui media audio visual.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggunaan media bukan hanya sekedar upaya membantu guru dalam mengajar, tapi lebih daripada itu yakni
sebagai usaha yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pelajaran pada umumnya dan pelajaran Fiqih pada khususnya.
Sehingga Penulis akan mencoba menulis tentang
“Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Melalui Media Audio Visual di Kelas VII A Madrasah
Tsanawiyah Qotrun Nada Depok ”
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, serta harapan penulis yang dengan menggunakan media Audio Visual dalam proses KBM diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Penggunaan metode
pembelajaran dengan
ceramah kurang
memotivasi siswa untuk belajar, sehingga hal tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Media Audio Visual dalam mata pelajaran fiqih belum banyak diterapkan.
c. Hasil belajar fiqih siswa yang masih banyak dibawah Nilai KKM.
2. Pembatasan Masalah
Pada penelitian kali ini, agar pembahasan tidak teralu luas, maka masalah hanya dibatasi pada upaya peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih materi shalat lima waktu kelas VII A MTs Qotrun Nada melalui media Audio Visual.
3. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan itulah saya dapat rumuskan permasalahan dalam penelitian saya ini sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan pelaksanaan pembelajaran Fiqih dengan menggunakan media Audio Visual di kelas VII A MTs Qotrun Nada ?
b. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar sebelum diterapkan media Audio Visual dengan setelah diterapkan media Audio Visual ?
c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Audio Visual di kelas VII A MTs Qotrun Nada ?
4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pelaksanaan pembelajaran
Fiqih melalui Media Audio Visual dikelas VII A MTs Qotrun Nada. b. Dapat mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar sebelum
dan sesudah menggunakan media audio visual ? c. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa
melalui media audio visual dengan setelah menggunakan media audio visual ?
5. Manfaat Penelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini, bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi siswa
1 Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang dipelajari dalam fiqih bab Shalat Lima Waktu
2 Dengan penerapan metode ini diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran Fiqih bab Shalat Lima Waktu
3 Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari yang sebelumnya b. Bagi guru
1 Dapat memacu para guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran
2 Membuat para guru untuk senantiasa mencipatakan suasana belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
3 Dapat menjadi referensi sekaligus solusi bagi para guru yang sedang mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah Dapat memajukan dan meningkatkan prestasi dan mutu sekolah.
Serta dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan bahan perbandingan atau acuan bagi sekolah atau
lembaga-lembaga lain dalam mengembangkan segala hal yang berkaitan dengan pendidikan khususnya dalam pengajaran dan keguruan.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu belajar juga membentuk kecakapan keterampilan, sikap dan penyesuaian diri. Menurut Thorndike yang dikutip oleh
Ahmad Tafsir menyatakan bahwa “Belajar sebagai suatu usaha memecahkan problem berdasarkan eksperimen yang dilakukannya
1
. Menurut Dr.
Nana Sujana mengatakan bahwa “Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”
2
. Penilaian hasil belajar dicatat dalam bentuk angka yang didapat
1
Ahmad Tafsir, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 1992 cet. 1 h. 29
2
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2010 cet. 15, hal. 22
sesuai dengan pencapaian dari tugas akademik.
3
Sedangkan menurut Arikunto 2001:132, hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan
kegitan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang sudah diajarkan siswa.
4
Hasil belajar yang diharapkan dari proses belajar yang utama adalah adanya perubahan baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan, yang pada
akhirnya bermuara pada pencapaian pendidikan nasional dalam UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional dalam Tap MPR Nomor II MPR1993
tentang GBHN, yaitu terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan pandangan hidup pancasila. Karakteristik manusia seutuhnya yang dimaksud
adalah 1 karakteristik manusia berkualitas 2 karakteristik manusia yang kompetitif.
Menurut KBBI, hasil itu berarti sesuatu yang diadakan dengan usaha. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu adalah sesuatu yang diadakan dengan
suatu usaha nyata, sesuatu yang diadakan itu dapat berupa nilai berupa angka, pengetahuan baru, serta karakteristik dan prilaku yang sebelumnya belum ada.
Hasil belajar juga berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian
tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat menyimpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran .
berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran sedangkan tugas desainer dalam menentukan hasil belajar selain
menentukan instrument juga perlu merancang cara menggunakan instrument beserta kriteria keberhasilannya.
3
Agustina, IQ, Prestasi Belajar, dan EQ, Jurnal Provitae, Vol. 2, No. 2, November 2006, h. 70.
4
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 132.