mengenai aktivitas belajar siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Visual.
b. Lembar wawancara Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui
kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.
Wawancara tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Media Audio Visual terhadap siswa.
c. Media Pembelajaran Yaitu teknik penyampaian materi pada kesempatan ini
menggunakan Media Audio Visual d. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data atau informasi dengan mengambil foto-foto pada saat pembelajaran.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian adalah: 1. ObservasiPengamatan
Observasi dilakukan sebelum dan pada saat tindakan dilakukan. 2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui responstanggapan guru dan siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran menggunakan Media Audio
Visual dalam pembelajaran. Disamping itu juga untuk triangulasi data yang didapat pada saat penelitian.
3. Tes Tes yang berupa soal pilihan ganda dilakukan untuk mengetahui prestasi
belajar fiqih siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan.
J. Analisis Data dan Interpretasi Data
Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kualitatif deskriptif dan kuantitatif. Data kualitatif deskriptif yang berbentuk
kalimat-kalimat yang memberikan gambaran-gambaran proses penelitian. Data kuantitatif meliputi data statistik yang meliputi rata-rata, nilai
maksimumminimum, standar deviasi yang sesuai indikator keberhasilan. Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor. Gain skor adalah selisih antara nilai post-test dan pre-
test, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain
4
g
= Dengan kategori:
g tinggi : nilai g 0,70
g sedang : 0,70 g 0,3
g rendah : nilai g 0,3
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Karena Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pelaksanaannya dilakukan dengan cara bersiklus. Tiap siklus dilakukan
perubahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tahap-tahap yang dilakukan
dalam setiap
siklusnya adalah
perencanaan, tindakan,
pengamatanpengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus 1 selesai dilakukan dan belum terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus 2 sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil
penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
4
Raisyah Nisfafera, “Penerapan Metode Kolaboratif Murder dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi
” Jakarta: UIN, 2012, h. 47
35
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL,
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada
Qotrun Nada , sekilas memang masih asing ditelinga kita untuk nama
sebuah lembaga keagamaan atau pondok pesantren karena memang terkesan unik dan aneh akan tetapi ini adalah kenyataan yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa
Qotrun Nada adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang terletak di daerah Kelurahan Cipayung Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok Jawa Barat.
Meskipun terletak didaerah yang agak terdalam dan berada persis di tepi sungai namun tidak meruntuhkan niat para santri untuk menuntut ilmu disini, dengan
keyakinan yang kuat itulah yang membuat ratusan santri berkumpul dalam sebuah wadah yang selalu dinantikan hasilnya. Meskipun mereka terdiri dari
keberanekaragaman daerah, adat dan budaya seperti dari daerah Jawa, Sunda, Betawi bahkan ada juga yang berasal dari Aceh dan Jambi, namun mereka semua
dengan teguh memegang prinsip “Bhineeka Tunggal Ika” sampai mereka
akhirnya bersatu dalam kesatuan yang kokoh bak sebuah bangunan yang mana antara satu dengan yang lainnya saling menguatkan.
Awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan oleh masyarakat Cipayung untuk kegiatan me
ngajarkan Al Qur’an