35
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL,
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada
Qotrun Nada , sekilas memang masih asing ditelinga kita untuk nama
sebuah lembaga keagamaan atau pondok pesantren karena memang terkesan unik dan aneh akan tetapi ini adalah kenyataan yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa
Qotrun Nada adalah nama sebuah Pondok Pesantren yang terletak di daerah Kelurahan Cipayung Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok Jawa Barat.
Meskipun terletak didaerah yang agak terdalam dan berada persis di tepi sungai namun tidak meruntuhkan niat para santri untuk menuntut ilmu disini, dengan
keyakinan yang kuat itulah yang membuat ratusan santri berkumpul dalam sebuah wadah yang selalu dinantikan hasilnya. Meskipun mereka terdiri dari
keberanekaragaman daerah, adat dan budaya seperti dari daerah Jawa, Sunda, Betawi bahkan ada juga yang berasal dari Aceh dan Jambi, namun mereka semua
dengan teguh memegang prinsip “Bhineeka Tunggal Ika” sampai mereka
akhirnya bersatu dalam kesatuan yang kokoh bak sebuah bangunan yang mana antara satu dengan yang lainnya saling menguatkan.
Awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan oleh masyarakat Cipayung untuk kegiatan me
ngajarkan Al Qur’an
namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis Taklim ini semakin diminati oleh masyarakat Cipayung dan sekitarnya, sampai akhirnya atas dorongan dan
keyakinan yang kuat maka pada tahun 1995 mulailah diadakan penerapan pendidikan islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar jam
sekolah atau pada bahasa masyarakat cipayung adalah santri kalong.Santri kalong adalah santri yang pada saat itu mengikuti kegiatan pengajian kitab salafi pada
waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian santri pulang kerumah masing- masing.
Dikarenakan peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan dari para wali santri agar pengajian yang selama ini diadakn agarlebih dimaksimalkan
lagi, maka pada saat itulah para santri diwajibkan untuk bermukim di majlis ta’lim,khusus putra bermukim disebelah kediaman kyai sedangkan khusus putri
bermukim dikediaman orang tua sang kyai, yaitu al-walid H. Marzuki karena pada waktu itu belum tersedia tempat yang memadai untuk dijadikan tempat bemukim
bagi para santri. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan
tahun berganti tahun.Seiring dengan dukungan para masyarakat maka tepat pada tanggal 09 September 1996 dimulailah pelaksanaan peletakan batu pertama diatas
tanah seluas 15 00 M dan sejak itu pula majlis ta’lim tersebut dinamai oleh salah
seorang kyai yang merupakan guru dari sang pimpinan yang bernama KH. Ahmad Zaini dengan nama
“Qotrun Nada” yang memiliki arti “Tetesan Embun Pagi”,
Dengan nama Qotrun Nada-lah kami selalu berharap bahwa nantinya santri kami akan menjadi generasi penerus yang memiliki pemikiran Kreatif, Inovatif, serta
Positif dan dengan landasan yang berdasarkan atas Al Qur’an dan Hadits, seperti halnya tetesan embun yang senantiasa Allah turunkan dari langit yang membawa
pencerahan untuk alam disekelilingnya. Dan akhirnya tepat pada tahun 1997 dimulai secara resmi penerimaan
santri baru dengan jumlah santri yang pada saat itu berjumlah 52 orang itu pun belum semuanya bermukim dikarenakan masih banyaknya kekurangan disana
sini, walaupun terkesan begitu miris namun inilah yang dapat kami sampaikan sangat apa adanya, tanpa mengurangi atupun menambahkan dan alhamdulillah