Metode Pengembangan Aplikasi Multimedia
c. Untuk secara teliti mengevaluasi hardware, software, dan authoring tools yang dibutuhkan lalu memilih secara tepat.
d. Pertimbangkan secara tepat delivery platform yang dibutuhkan oleh aplikasi. Jika aplikasi multimedia interaktif berjalan pada sebuah
jaringan WAN, LAN maka kita membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam mendesain dan membangun aplikasi dibandingkan
jika kita menggunakan aplikasi yang dengan tipe CD-ROM. 2. Pertimbangan Desain
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menggambarkan secara jelas panduan tentang detail desain. Langkah ini mencakup:
a. Metafora Desain Memilih sebuah model nyata untuk digunakan sebagai
solusi kunci dari desain interface bagi sistem, contohnya film, buku, game, dll.
b. Format dan tipe informasi, yaitu untuk mendefinisikan tipe informasi yang dibutuhkan untuk diintegrasikan ke dalam sistem
tersebut, seperti teks, grafik, suara, video, dan animasi. c. Struktur navigasi, yaitu untuk menyatakan suatu strategi navigasi
yang jelas, termasuk fitur dan struktur link yang akan menghindari masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem hypermedia,
termasuk „disorientasi‟. d. Perancangan flowchart.
e. Perancangan STD State Transition Diagram.
f. Perancangan Storyboard. g. Kontrol sistem, yaitu untuk tipe dan fitur kontrol serta tool yang
dibutuhkan aplikasi tersebut. 3. Implementasi Implementation
Setelah desain dari fitur-fitur yang digunakan selesai, tahap implementasi dari aplikasi dimulai dengan menggunakan multimedia
authoring tools. Tahap implementasi terdiri dari: a. Membuat prototype sistem.
b. Melakukan tes beta terhadap prototype untuk kemungkinan masalah-masalah perancangan dan kontrol.
4. Evaluasi Evaluation Pada tahap ini sistem dievaluasi dengan membagikan
kuesioner kepada user untuk mendapatkan hasil dari sistem yang dibuat.