Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

diusahakan untuk menyatukan alam pikiran siswa dengan jalan menghilangkan kenangan atau peristiwa yang baru saja mereka alami. Jenis usaha lain adalah memberikan pertanyaan bahasan sebelumnya yang berhubungan dengan topik baru, atau sering pula dengan memberikan pre test untuk mengetahui seberapa jauh siswa sudah memiliki pengetahuan tentang bahasan yang akan mereka pelajari. 3 Membangkitkan Motivasi Siswa Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau melakukan belajar. Ada dua macam motivasi: pertama, motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Kedua, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan, paksaan orang lain sehingga ia melakukan belajar. Motivasi intrinsik dapat menguat jika anak menganggap tugas sebagai suatu yang menarik, relevan secara personal, bermakna, dan pada level yang sesuai dengan kemampuan anak, sehingga mereka beranggapan dapat berhasil dalam menyampaikan tugas itu. 19 4 Mengadakan Test Pendahuluan Pre test Fungsi dari pretest ini adalah untuk menilai sampai dimana murid-murid telah mengusai kemampuan atau keterampilan yang tercantum dalam indikator hasil belajar, sebelum mereka mengikuti program pengajaran yang telah disiapkan. 20 19 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. I, h. 486. 20 Team Didaktik Metodik IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: CV. Rajawali, 1989, Cet. 4, h. 149.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

Kegiatan inti pembelajaran merupakan proses pembentukkan kompetensi padapeserta didik, dan merealisasikan tujuan-tujuan pembelajaran. Prosespembentukkan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. 21 1 Penguasaan Materi Pembelajaran Pengusaan materi bagi guru merupakan hal yang sangat menentukan, khususnya dalam proses belajar mengajar yang melibatkan guru mata pelajaran. 22 Ada beberapa hal dalam upaya meningkatkan penguasaan materi bagi guru, antara lain : melalui musyawarah guru mata pelajaran atau kelompok kerja guru, melalui buku sumber yang tersedia atau kegiatan mandiri, melalui pendalaman materi dengan mengikuti seminarpelatihan. 2 Keterampilan Menggunakan Metode Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ambo Ende Abdullah, dkk.sebagai berikut: 1 metode mengajar harus sesuai dengan tujuan, 2 metode mengajar sesuai dengan para siswa, 3 kegiatan mengajar serasi dengan lingkungan, dan 4 pelajaran terkoordinasi dengan baik. Dalam penggunaan suatu metode mengajar disamping dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang telah dikemukakan di atas, dipersyaratkan pula kepada setiap pengguna dalam hal ini guru mengetahui dan menguasai metode yang akan digunakannya. 23 Pada saat ini pembelajaran dan pengajaran kontekstual menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran 21 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. 5, h. 256. 22 Moh. Uzer Usman, op. cit., h. 50. 23 Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet. I, h. 95. dalam upaya menghidupkan kelas secara maksimal. Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimnapun keadaannya. 24 Pendekatan kontekstual atauContextual Teaching and Learning CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya denganpenerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam prakteknya metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut ini akandikemukakan kemungkinan kombinasi metode mengajar. 25 a. Ceramah, Tanya jawab dan Tugas b. Ceramah, Diskusi dan Tugas c. Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen d. Ceramah, Sosiodrama dan Diskusi e. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas f. Ceramah, Demonstrasi dan Latihan

c. Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan merupakan respon terhadap suatu prilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali prilaku tersebut. Keterampilan memberikan pengutan merupakan keterampilan yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan atau hadiah bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati dan diperhatikan. 26 24 Nurhadi, dkk., Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and LearningCTL dan Penerapannya dalam KBK, Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2004, Cet. 2, h. 31. 25 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, h. 91-96. 26 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT. BumiAksara, 2006, Cet I, h. 168. Penguatan dapat dibagi menjadi pengutan verbal dan non verbal. Penguatan verbal diberikan dalam bentuk kata-katakalimat pujian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, serta benda atau simbol. Penguatan dapat juga diberikan dalam bentuk penguatan tak penuh, jika responperilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan.

d. Menggunakan Waktu

Yang dimaksud dengan menggunakan waktu dalam hal ini adalah ketepatan guru dalam mengalokasikan mengatur waktu yang tersedia dalam suatu interaksi belajar mengajar. Kesulitan yang dialami guru pada waktu interaksi di antaranya ialah dalam hal penggunaan waktu yang tersedia dari membuka pelajaran sampai menutup pelajaran.

e. Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuanberfikir. 27 Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1 Kehangatan dan keantusiasan 2 Menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak, mengulangi jaawaban siswa, mengajukan pertanyaan ganda, dan menunjuk siswa sebelum mengajukan pertanyaan 3 Waktu berpikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat 27 Ibid., h. 170