commit to user
182
3. Skala Penilaian Tingkat Keterbacaan
Skala Indikator
Kesimpulan
3 Tuturan idiom, metafora, kiasan, personifikasi,
dan aliterasi terjemahan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Tingkat Keterbacaan
Tinggi 2
Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh pembaca, namun ada bagian tertentu yang
harus dibaca lebih dari satu kali untuk memahami terjemahannnya.
Tingkat Keterbacaan
Sedang 1
Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca. Tingkat
Keterbacaan Rendah
Pada saat pengisian angket tingkat kesepadanan, pembaca novel ahli hanya mengisi ruang bagian kosong dengan mencantumkan angka 3, 2,
atau 1, pada angket tingkat keberterimaan pembaca ahli hanya mencantumkan tanda pada ruang kosong di bawah skala 3, 2, atau 1 dan
menulis alasannya, sedangkan untuk tingkat keterbacaan pembaca awam hanya menilai hasil terjemahannya dengan cara mencantumkan tanda
pada ruang kosong di bawah skala 3, 2, atau 1 dan menulis alasannya. Berikut adalah contoh data tuturan yang dinilai oleh pembaca ahli dan
sasaran:
1. Data Tuturan Tingkat Kesepadanan
001AnNovel Idiomatic Expressions 15April 2009
Tsu
They never took anything off of anybody, they get along on what they have. They dont have much, but they get along
on it. Skala
….
Tsa
Mereka tidak pernah mengambil apa pun dari siapa pun, mereka merasa tercukupi dengan apa yang mereka punya.
Mereka tidak punya banyak, tapi mereka mencukupkannya.”
commit to user
183
2. Data Tuturan Tingkat Keberterimaan
001AnNovel Idiom 15April 2009
Tsu
They never took anything off of anybody, they get along on what they have. They dont have much, but they get along on it.
Tsa
Mereka tidak pernah mengambil apa pun dari siapa pun, mereka merasa tercukupi dengan apa yang mereka punya. Mereka tidak punya
banyak, tapi mereka mencukupkannya.”
Skala
3= Berterima 2=Kurang Berterima
1=Tidak Berterima
…. ….
…. Alasan
………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3.
Data Tuturan Tingkat Keterbacaan 001AnNovel Idiom
15April 2009
Tsa
Mereka tidak pernah mengambil apa pun dari siapa pun, mereka merasa tercukupi dengan apa yang mereka punya. Mereka tidak punya
banyak, tapi mereka mencukupkannya.”
Skala
3= Tingkat Keterbacaan Tinggi
2= Tingkat Keterbacaan Sedang
3= Tingkat Keterbacaan Rendah
…. ….
…. Alasan
………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
E. Validitas Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penulisan ini, penulis hanya melakukan triangulasi
sumber data. Triangulasi sumber data dilakukan untuk memperkuat keabsahan data dan sangat penting dilakukan untuk memperoleh data yang
valid Sutopo, 2006: 186. Trianggulasi sumber data tersebut dilakukan dengan cara: 1 menggunakan sumber data dari dokumen novel
To Kill a Mockingbird dan terjemahannya yang selanjutnya data tersebut
commit to user
184
dikategorisasikan dan dianalisis secara kontrastif, 2 menggunakan sumber data dari dari informan, yaitu penerjemah novel
To Kill a Mockingbird dengan cara melakukakan wawancara terbuka
open-ended interview, 3 menggunakan sumber data dari kuesioner. Dalam penulisan ini ada dua jenis
kuesioner yang digunakan, yaitu kuesioner untuk pembaca ahli dan kuesioner untuk pembaca awam. Kuesioner untuk pembaca ahli terdiri dari
dua macam, yaitu 1 kuesioner respon pembaca tentang tingkat keakuratan hasil terjemahan
accuracy level of translation quality dan 2 kuesioner respon pembaca tentang tingkat keberterimaan hasil terjemahan
naturalness level of translation quality, sedangkan kuesioner untuk pembaca awam adalah kuesioner respon pembaca tentang tingkat
keterbacaan hasil terjemahan readability level of translation quality.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penulisan ini digunakan beberapa teknik analisis data sesuai dengan jenis dan sumber data karena data yang digunakan berasal dari tiga
faktor yang berbeda. Walaupun demikian, tiga faktor sebagai sumber data itu dianalisis secara interaktif dan terpadu. Secara garis besar teknik analisis
data dalam penulisan ini menggabungkan Model Taksonomi Spradley, 1980, Modfel Interaktif Miles Huberman, 1994 dan Model Kontrastif
James, 1998. Teknik analisis data selama di lapangan tersebut adalah sebagai berikut:
commit to user
185
Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Selama di Lapangan
Pengumpulan Data
Faktor Objektif Tsu Tsa
Faktor Genetik Penerjemah
Faktor Afektif Pembaca
Teknik Wawancara Teknik Dokumen
Tuturan-tuturan dari novel TKM Tsu
dan terjemahannya Tsa
Rekaman wawancara yang
sudah ditranskripsi Tanggapan pembaca
secara tertulis dalam bentuk instrumen
angket terisi Teknik Angket
L at
ar B
el ak
an g
P en
g al
am an
K o
m p
et e
n si
S tr
at eg
i
Menentukan Sasaran Penulisan
Id io
m M
et af
o ra
K ia
sa n
P er
so n
if ik
as i
A lit
e ra
si T
in g
k a
t K
es e
p a
d an
an T
in g
k a
t K
eb er
te rim
aa n
T in
g k
a t
K et
er b
ac aa
n
? ?
? ?
Teknik
? ?
? ?
?
Metode
? ?
? ?
?
Ideologi
? ?
? ?
?
? ?
?
Temuan Penulisan
Penarikan Simpulan
R ed
u k
si D
ata
S ajia
n D
ata
commit to user
186
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa teknik analisis data dalam penulisan ini dilakukan dalam empat kategori analisis, yaitu
analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis nilai tema budaya dengan siklus analisis interaktif. Pertama, yang menjadi
sasaran penulisan adalah tiga faktor utama yang terdiri dari faktor genetik Penerjemah Novel TKM, faktor objektif Novel TKM dan terjemahannya,
dan faktor afektif Tanggapan pembaca ahli dan awam. Pada pelaksanaan penulisannya, penulis berangkat dari faktor objektif terlebih dahulu,
kemudian faktor genetik, dan selanjutnya faktor afektif. Data dan informasi dari setiap faktor dikumpulkan dengan tiga jenis teknik pengumpulan data,
yaitu teknik dokumen untuk mengumpulkan data dari Novel TKM dan terjemahannya, teknik wawancara untuk mengumpulkan informasi dari
penerjemah Novel TKM, dan teknik angket untuk mengumpulkan data dari pembaca ahli dan awam. Data yang diperoleh dari Novel TKM dan
terjemahannya faktor objektif adalah tuturan-tuturan dari Novel TKM dan terjemahannya. Data yang diperoleh dari penerjemah Novel TKM faktor
genetik adalah rekaman wawancara yang sudah ditranskripsi, sedangkan data yang diperoleh dari pembaca ahli dan awam faktor afektif adalah
tanggapan pembaca secara tertulis tentang kualitas terjemahan dalam bentuk instrumen angket terisi.
Kedua, setelah masing-masing data dari setiap faktor dikumpulkan, data tersebut dikategorisasikan dengan menggunakan model taksonomi
Spradley, 1980. Semua data dari ketiga faktor tersebut dikategorisasikan
commit to user
187
sesuai dengan pembatasan penulisan. Data yang berasal dari faktor objektif dikategorisasikan menjadi lima kategori, yaitu tuturan-tuturan yang
mengandung idiom, metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi. Data yang berasal dari faktor genetik dikategorisasikan menjadi empat kategori, yaitu
latar belakang, pengalaman, kompetensi, dan strategi yang dilakukan oleh penerjemah dalam menerjemahkan data dalam faktor objektif. Data dari
faktor afektif dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu tingkat kesepadanan, tingkat keberterimaan, dan tingkat keterbacaan hasil terjemahan semua
tuturan yang ada dalam faktor objektif. Selama analisis data di lapangan, penulis melakukan reduksi data terhadap data yang tidak sesuai dengan
masalah dan tujuan penulisan. Hal ini dilakukan supaya data sesuai dengan kategori data yang sudah ditetapkan.
Ketiga, semua kategori data yang berasal dari setiap faktor dibandingkan berdasarkan subkategori analisis. Kategori yang berasal dari
faktor objektif yaitu tuturan-tuturan idiom, metafora, personifikasi, dan aliterasi dianalisis berdasarkan perbandingan subkategori analisis. Masing-
masing kategori tersebut dikontraskan yaitu berdasarkan teknik
penerjemahan, metode penerjemahan, dan ideologi penerjemahan. Pada saat menganalisis tuturan-tuturan yang mengandung idiom, metafora, kiasan,
personifikasi, dan aliterasi, penulis menggunakan teknik analisis berdasarkan analisis kontrastif James, 1998. Dalam proses analisisnya,
setiap tuturan teks sumber Tsu yang berasal dari Novel TKM dikontraskan dengan tuturan teks sasaran Tsa yang berasal dari terjemahannya. Kategori
commit to user
188
yang berasal dari faktor genetik pun masing-masing dibandingkan. Kategori faktor afektif membandingkan semua tuturan yang ada dalam faktor objektif
berdasarkan tingkat kesepadanan, tingkat keberterimaan, dan keterbacaan. Pada tingkat kesepadanan, tuturan-tuturannya dianalisis berdasarkan tiga
skala penilaian, yaitu akurat 3, kurang akurat 2, dan tidak akurat 1. Pada tingkat keberterimaan, tuturan-tuturan dianalisis berdasarkan tiga skala
penilaian, yaitu berterima 3, kurang berterima 2, dan tidak berterima 1, sedangkan pada tingkat keterbacaan semua tuturan dianalisis berdasarkan
skala penilaian, yaitu tingkat keterbacaan tinggi 3, tingkat keterbacaan sedang, dan tingkat keterbacaan rendah 1.
Proses analisis data tersebut terus dilakukan hingga selesai. Semua hasil analisis disajikan dalam berbentuk diagram, tabel, dan grafik. Seluruh
data hasil analisis ketegori dan perbandingan dari tiga faktor objektif, genetik, dan afketif itu dianalisis secara keseluruhan untuk memperoleh
temuan penulisan secara umum sebagai hasil penulisan. Hasil penulisan ini adalah gambaran umum atau nilai budaya dari tiga faktor utama penulisan
yang terpadu. Hasil penulisan ini digambarkan dalam sebuah diagram model penerjemahan novel. Temuan atau hasil penulisan ini adalah sumber
informasi penting untuk penarikan simpulan penulisan. Dalam proses analisis data selama di lapangan, penulis melakukan peninjauan ulang
seluruh analisis data secara interaktif mulai dari pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan simpulan untuk menghilangkan keraguan terhadap
commit to user
189
hasil penulisan yang sudah diperoleh. Dalam hal ini penulis menggunakan model analisis interaktif Miles Huberman, 1994.
G. Tahapan Penulisan
Tahapan penulisan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan penulisan
a. menentukan dan mendiskusikan topik penulisan. b. mencari bahan rujukan dan menentukan sumber data.
c. membuat proposal penulisan. 2. Tahap pelaksanaan penulisan
a. melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumen, teknik wawancara, dan teknik angket.
b. melakukan ketegorisasi data dan menganalisisnya. c. menganalisis data dengan cara membandingkan data berdasarkan
subkategori data. d. menyajikan data dalam bentuk diagram, tabel, dan grafik.
e. mendeskripsikan temuan penulisan. f. melakukan penarikan simpulan.
3. Tahap Penulisan laporan a. menyusun bahan-bahan hasil penulisan.
b. menulis laporan hasil penulisan. c. mengonsultasikan tulisan laporan penulisan.
d. mempresentasikan karya penulisan pada ujian disertasi.
commit to user
190
BAB IV TEMUAN PENULISAN
A. Faktor Objektif
Seluruh data faktor objektif yang dianalisis berjumlah 186 buah, dengan rincian jumlah masing- masing sebagai berikut: Data idiom
sebanyak 47 buah, metafora sebanyak 25 buah, kiasan sebanyak 40 buah, personifikasi sebanyak 42 buah, dan aliterasi sebanyak 32 buah. Dari
sebaran data masing-masing untuk setiap kategori tuturan diketahui persentase sebagai berikut:
4.1 Grafik Sebaran Faktor Objektif
Semua faktor objektif dianalisis dengan cara analisis kontrastif contrastive analysis. Setiap kategori, yaitu idiom, metafora, kiasan,
personifikasi, dan aliterasi dianalisis berdasarkan teknik, metode, dan
Idiom
25
M etafora
13
Kiasan
22
Personifikasi 23
Aliterasi
17
commit to user
191
ideologi penerjemahan. Data berikut adalah gambaran dari masing-masing kategori dengan keterangan jumlah data dan persentasenya.
1. Hasil Terjemahan Idiom
Tabel 4.1 Hasil Terjemahan Idiom
Penerjemahan Idiom
N=47 Teknik
Tunggal Transposisi
3
6,4
Literal 15
31,9
Kesepadanan Lazim 2
4,3
Modulasi 3
6,4
Duplet Transposisi + Adisi
2
4,3
Transposisi + Literal 5
10,6
Transposisi + Reduksi 2
4,3
Transposisi + Modulasi 3
6,4
Kesepadanan Lazim + Literal
5
10,6
Kesepadanan Lazim + Modulasi
1
2,1
Kesepadanan Lazim + Transposisi
4
8,5
Literal + Modulasi 1
2,1
Literal + Adisi 1
2.1
Metode Kata-demi-kata
1
2,1
Harfiah 17
36,2
Semantik 1
2,1
Bebas 6
12,8
Idiomatik 22
46,8
Ideologi
Foreignisasi Kata-
demi-kata
1
2,1 Harfiah
17
36,2 Semantik
1
2,1 Domestikasi
Bebas
6
12,8 Idiomatik
22
46,8
Jumlah seluruh data tuturan yang mengandung idiom adalah 47 data
N=47. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa idiom diterjemahkan dengan menggunakan teknik penerjemahan tunggal dan
commit to user
192
duplet. Teknik penerjemahan tunggal yang digunakan oleh penerjemah adalah teknik transposisi sebanyak 3 buah 6,4, teknik literal sebanyak 15
buah 31,9, teknik kesepadanan lazim sebanyak 2 buah 4,3, dan teknik modulasi sebanyak 3 buah 6,4. Kemudian teknik penerjemahan
duplet adalah teknik transposisi + adisi sebanyak 2 buah 4,3, transposisi + literal sebanyak 5 buah 10,6, transposisi + reduksi sebanyak 2 4,3,
transposisi + modulasi sebanyak 3 buah 6,4, kesepadanan lazim + literal sebanyak 5 buah 10,6, kesepadanan lazim + modulasi sebanyak 1
2,1, kesepadanan lazim + transposisi sebanyak 4 8,5, literal + modulasi sebanyak 1 2,1, dan literal + adisi sebanyak 1 2,1. Dari
sekian banyak teknik penerjemahan tunggal dan duplet yang digunakan, penerjemah lebih dominan menggunakan teknik penerjemahan tidak
langsung Indirect translation technique sebanyak 98 yang didominasi
oleh teknik transposisi, kesepadanan lazim, adisi, reduksi, dan modulasi. Ini berarti bahwa penerjemah berpihak pada bahasa sasaran Bsa dan
cenderung pada ideologi domestikasi. Data yang termasuk ke dalam teknik tidak langsung
indirect translation technique ini adalah data nomor 001, 002, 003
, 007, 015, 017, 018, 019, 020, 025, 027, 028, 029, 030, 031, 032, 035, 036, 040, 041, 042, dan 045. Berikut adalah contoh-contohnya:
001AnNovel Idiom Tsu
They never took anything off of anybody, they get along on what they have. They dont have
much, but they get along on it. Chapter 2;
Page 9
Tsa
Mereka tidak pernah mengambil apa pun dari siapa pun, mereka merasa tercukupi dengan
apa yang mereka punya. Mereka tidak punya banyak, tapi mereka mencukupkannya.”
Bab 2; Halaman 38
commit to user
193
002AnNovel Idiom
Tsu
He said he was trying to get Miss Maudies goat, that he had been trying unsuccessfully
for forty years, that he was the last person in the world Miss Maudie would think about
marrying but the first person she thought about teasing, and the best defense to her was
spirited offense, all of which we understood clearly.
Chapter 5; Page 20
Tsa
Dia berkata bahwa dia sedang mencoba membuat Miss Maudie kesal, bahwa dia
sudah empat puluh ahun mencoba tanpa hasil, bahwa dia orang terakhir di dunia yang
dipertimbangkan Miss maudie untuk dinikahi tetapi orang pertama yang terpikir untuk
digoda, dan pertahanan terbaik untuk menghadapinya adalah serangan yang
bersemangat, yang semuanya kami pahami dengan jelas.
Bab 5; Halaman 85
003AnNovel Idiom Tsu
True enough, she had an acid tongue in her head, and she did not go about the
neighborhood doing good, as did Miss Stephanie Crawford.
Chapter 5; Page 21
Tsa
Memang, lidahnya tajam, dan dia tidak berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk
beramal, seperti Miss Stepanie Crawford. Bab 5;
Halaman 87 Selanjutnya berdasarkan analisis data ditemukan bahwa idiom
diterjemahkan dengan metode kata-demi-kata sebanyak 1 buah 2,1, metode harfiah sebanyak 17 buah 36,2, metode semantik sebanyak 1
buah 2,1, metode bebas sebanyak 6 buah 12,8, dan metode idiomatik sebanyak 22 buah 46,8. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan
bahwa penerjemah lebih cenderung menggunakan metode penerjemahan yang berpihak pada bahasa sasaran Bsa, yaitu metode bebas dan idiomatik.
Dengan kata lain bahwa dia lebih berorientasi pada ideologi domestikasi
commit to user
194
sebanyak 59,6 sebagai gabungan dari metode bebas dan metode idiomatik.
Metode penerjemahan idiomatik lebih cocok digunakan untuk menerjemahkan idiom daripada menggunakan metode penerjemahan harfiah
atau kata-demi-kata, karena hasil terjemahannya akan terasa kaku dan tidak
alamiah. Data yang menggunakan metode bebas adalah nomor 018, 020,
022, 023, 045, sedangkan data yang menggunakan metode idiomatik adalah
nomor 001, 002, 003, 004, 005, 009, 010, 011, 012, 013, 015, 019, 024, 025,
029, 031, 032, 033, 036, 040, 041, dan 042. Berikut adalah contoh- contohnya.
018AnNovel Idiom Tsu
You were a little to the right, Mr. Finch, he called.
Always was, answered Atticus. If I had my druthers Id take a shotgun.
Chapter 10; Page 47
Tsa
“Tembakanmu meleset sedikit ke kanan, Mr. Finch,” serunya.
”Sejak dulu memang begitu,” jawab Atticus. ”Andai ada pilihan, aku lebih suka pistol.”
Bab 10; Halaman 194
020AnNovel Idiom
Tsu
Jem had probably stood as much guff about Atticus lawing for niggers as had I, and I
took it for granted that he kept his temper-he had a naturally tranquil disposition and a
slow fuse. Chapter 11;
Page 49
Tsa
Omong kosong tentang Atticus membela nigger yang diterima Jem mungkin sama
banyaknya dengan yang kuterima, dan aku percaya
bahwa dia
bisa menahan
amarahnya—sifat alaminya
memang pendamai dan tidak gampang marah.
Bab 11; Halaman 206
commit to user
195
004AnNovel Idiom
Tsu
Dill and Jem were simply going to peep in the window with the loose shutter to see if
they could get a look at Boo Radley, and if I didnt want to go with them I could go
straight home and keep my fat flopping mouth shut, that was all.
Chapter 6; Page 24
Tsa
Dill dan Jem hanya ingin mengintip lewat jendela
yang daunnya terlepas untuk mengetahui apakah mereka bisa melihat Boo
Radley, dan kalau aku tidak ingin ikut dengan mereka, aku boleh langsung pulang
dan menutup mulut besarku, itu saja. Bab 6;
Halaman 101
005AnNovel Idiom
Tsu
You gonna run out on a dare? asked Dill. If you are, then- Dill, you have to think about
these things, Jem said. Lemme think a minute... its sort of like making a turtle come out...
Chapter 1; Page 6
Tsa
“Kau mau mundur dari tantangan?” Tanya Dill. “Kalau iya, berarti—“ “Dill, hal-hal seperti ini
harus dipikirkan,” kata Jem. “Coba kupikir sebentar … ini seperti membuat kura-kura keluar
…” Bab 1;
Halaman 25
2. Hasil Terjemahan Metafora