Hubungan antara Hasil Terjemahan, Penerjemah, dan Respon

commit to user 237 Itulah gambaran umum hasil penulisan berdasarkan analisis data dari faktor objektif, faktor genetik, dan faktor afektif.

B. Hubungan antara Hasil Terjemahan, Penerjemah, dan Respon

Pembaca Gambar 5.1 Siklus Penerjemahan Idiom dan Gaya Bahasa dalam Novel TKM Terjemahan Penerjemah Respon Pembaca Kualitas Terjemahan Latar Belakang Kompetensi Strategi Pengalaman Ideologi Metode Teknik Akurat Kiasan Personifikasi Aliterasi Metafora Idiom L a n g su n g T id a k L a n g su n g F o r e ig n is a si D o m e st ik a si Id io m at ik H ar fi ah K es ep ad an an K eb er te ri m aa n K et er b ac aa n Berterima Kurang Berterima Tinggi Sedang Kurang Akurat commit to user 238 Berdasarkan hasil penulisan terhadap tiga faktor dapat digambarkan sebuah interaksi yang saling berkaitan dan memberi penjelasan sebab akibat satu sama lain yang tidak dapat terbantahkan. Interaksi dan sebab akibat ini terjadi secara logis dan berterima. Mulai dari faktor objektif sebagai sasaran kritik pertama, faktor genetik sebagai sasaran kritik kedua, hingga faktor afektif sebagai sasaran kritik yang ketiga. Tiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat. Faktor objektif yang terdiri dari novel TKM dan terjemahannya dianalisis secara kontrastif. Ada lima kategori data yang dijadikan sasaran analisis, yaitu terjemahan idiom, metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi. Berdasarkan analisis data, tuturan idiom secara dominan diterjemahkan dengan menggunakan metode idiomatik, teknik langsung, dan cenderung berideologi domestikasi yang condong pada bahasa sasaran. Dikaitkan dengan hasil analisis data dari faktor genetik pun menunjukkan bahwa penerjemah novel TKM itu melakukan hal sama, yaitu menggunakan metode idiomatik, teknik langsung, dan cenderung menggunakan ideologi domestikasi. Selanjutnya dikaitkan dengan respon pembaca pun, diketahui bahwa gaya bahasa idiom ini telah diterjemahkan secara akurat, berterima, dan dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan metode dan teknik penerjemahan, serta ideologi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah yang condong pada bahasa sasaran, misalnya metode bebas dan metode idiomatik, teknik transposisi, modulasi, kesepadanan lazim, penambahan, dan pengurangan. Jadi dalam commit to user 239 penerjemahan gaya bahasa idiom terdapat kesinambungan antara faktor objektif, faktor genetik, dan faktor afektif. Kemudian, gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi diterjemahkan dengan menggunakan metode harfiah dan teknik tidak langsung. Kenyataan ini didukung dengan temuan bahwa dalam menerjemahkan keempat gaya bahasa tersebut penerjemah telah berorientasi pada ideologi foreignisasi yang condong pada bahasa sumber. Hal tersebut banyak dibuktikan dengan temuan hasil wawancara yang menyatakan bahwa penerjemah TKM ini sering banyak metode kata-demi-kata dan harfiah, teknik literal dan peminjaman baik peminjaman murni maupun peminjaman alamiah. Selanjutnya dikaitkan dengan faktor afektif, yaitu respon pembaca, diketahui bahwa gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi diterjemahkan kurang akurat, kurang berterima, dan memiliki tingkat keterbacaan yang sedang. Ini bukti bahwa metode dan teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan keempat gaya bahasa tersebut adalah metode dan teknik yang kurang tepat. Semua kenyataan ini dapat dibuktikan secara logis dan empiris melalui hasil analisis kontrastif terhadap novel TKM dan terjemahannnya serta respon pembaca terhadap kualitas hasil terjemahannya berikut ini. commit to user 240

C. Hasil Terjemahan Novel TKM