Problematika Penerjemahan PENERJEMAHAN IDIOM DAN GAYA BAHASA (METAFORA, KIASAN, PERSONIFIKASI, DAN ALITERASI) DALAM NOVEL”TO KILL A MOCKINGBIRD” KARYA HARPER LEE DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA

commit to user 27

2. Problematika Penerjemahan

Problematika penerjemahan secara umum menyangkut dua hal penting yaitu kesulitan-kesulitan dalam penerjemahan dan kesilapan- kesilapan dalam penerjemahan.

a. Kesulitan-kesulitan dalam Penerjemahan

Soemarno 1988: 19-21 mengutarakan bahwa seorang penerjemah, di dalam tugasnya, akan menghadapi berbagai macam kesulitan, misalnya kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan makna, seperti makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual atau situasional, makna tekstual, dan makna sosio-kultural. Makna-makna itu sendiri ada yang secara mudah dapat diterjemahkan translatable dan ada yang sulit sekali bahkan mungkin tidak dapat diterjemahkan untranslatable. Makna-makna yang sulit diterjemahkan biasanya makna-makna yang berkaitan dengan sosio- kultural. Di samping kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan makna, penerjemah mungkin dihadapkan pula dengan kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan materi-materi yang diterjemahkan, misalnya materi-materi yang berhubungan dengan teks-teks sastra. Misalnya, kesulitan menerjemahkan lelucon, peribahasa, dan beberapa gaya bahasa figurative languages yang berkaitan dengan sosio-kultural tertentu. Sehingga tidak jarang, nilai dan rasa keindahan dalam Tsu itu hilang dalam Tsa atau paling tidak muncul rasa kaku dan hambar dalam hasil terjemahannya. commit to user 28

b. Kesilapan-kesilapan dalam Penerjemahan

Kesilapan error dapat dibedakan dengan kesalahan mistake. Menurut kamus umum elektronik Longman Active Study Dictionary 2002, ”Error is a mistake you made in something you are doing, that can cause problems.” Dari batasan di atas, kesilapan adalah kesalahan yang dibuat oleh seseorang tatkala ia sedang mengerjakan atau melakukan sesuatu, sehingga dari kecerobohannya itu menimbulkan masalah. Sedangkan menurut kamus umum elektronik Microsoft Encarta 2005, “Error is something unintentionally done wrong, for example, as a result of poor judgment or lack of care.” Dari definisi di atas dinyatakan bahwa kesilapan adalah sesuatu yang dikerjakan dengan salah secara tidak disadari atau tanpa di sengaja. Selanjutnya dalam kamus umum elektronik Longman Active Study Dictionary 2002, “Mistake is something that you do by accident, or is the result of a bad judgment.” Batasan tersebut menyatakan bahwa kesalahan atau kekeliruan adalah sesuatu yang dilakukan secara tidak sengaja atau sebagai akibat dari pertimbangan yang buruk atau salah. Sedangkan kamus umum elektronik Microsoft Encarta 2005, “Mistake is an incorrect, unwise, or unfortunate act or decision caused by bad judgment or a lack of information or care.” Kesalahan adalah suatu tindakan atau keputusan yang salah atau tidak bijaksana, yang disebabkan oleh pertimbangan yang buruk atau kurang informasi atau kurang teliti. commit to user 29 Bagaimana kesilapan atau kesalahan jika dikaitkan dengan penerjemahan? Yang akan diangkat dalam pembahasan ini lebih fokus pada konsep kesilapan errors. Menurut Corder dalam Soemarno, 1988: 61, kesilapan itu bersifat sistematik. Kesilapan ini dapat berwujud salah ucap dan salah tulis. Schumann dan Stension dalam Soemarno, ibid: 64 membagi kesilapan dalam penerjemahan ke dalam tiga kategori. 1 Kesilapan-kesilapan yang disebabkan oleh terjadinya kekurang- sempurnaan pemerolehan gramatikal Bsu dan Bsa. 2 Kesilapan-kesilapan yang dihubungkan dengan situasi mengajar dan belajar. 3 Kesilapan-kesilapan yang bersumber pada masalah kemampuan atau kinerja. Adapun Selinker dalam Soemarno, 1988: 64 menyebutkan bahwa ada lima proses yang dianggap sebagai sumber kesilapan, terutama bagi para pembelajar bahasa pertama L1 dan bahasa kedua L2 atau bahasa asing FL. 1 transfer kebahasaan 2 transfer pemberian latihan 3 strategi belajar L2FL 4 strategi untuk berkomunikasi dengan L2 5 pengovergeneralisasian materi linguistik Bsa. Berbeda dengan Schuman dan Stension, Brown dalam Soemarno, 1988:64-65 menyoroti kesilapan yang dilakukan oleh seorang penerjemah commit to user 30 itu adalah karena ia tidak menguasai teori-teori penerjemahan dan pengetahuan-pengetahuan penunjang lainnya seperti pengetahuan umum, sosiologi, kebudayaan, filsafat, dan pengetahuan tentang isi materi content yang sedang diterjemahkannya. Berkaitan dengan kesilapan errors, Melis dan Albir 2001: 281 mengemukakan bahwa kesilapan dalam penerjemahan translation errors dapat dibagi ke dalam empat tipologi kesilapan typology of errors: 1 Perbedaan antara kesilapan yang berkaitan dengan Tsu opposite sense, nonsense, addition, deletion dan kesilapan yang berkaitan dengan Tsa spelling, vocabulary, syntax, coherence, cohesion Kupsch-Losereit, 1985; Delisle, 1993; Melis dan Albir, 2001. 2 Perbedaan antara kesilapan fungsional functional errors dan kesilapan mutlak absolute errors. Kesilapan fungsional berkaitan dengan pelanggaran aspek-aspek fungsional kebahasaan dalam teks yang diterjemahkan, sedangkan kesilapan mutlak berkaitan dengan pelanggaran aturan-aturan linguistik atau kultural yang digunakan dalam teks terjemahan Gouadec, 1989; Nord, 1996. 3 Perbedaan antara kesilapan-kesilapan sistematik systematic errors yang terus berulang atau kumat dalam diri penerjemah dan kesilapan-kesilapan non-sistematik random errors yang diakibatkan oleh kondisi psikologis penerjemah Spilka, 1989. 4 Perbedaan antara kesilapan-kesilapan dalam produk terjemahan dan kesilapan-kesilapan dalam proses penerjemahan. commit to user 31 Selanjutnya Gile dalam Melis dan Albir, 2001:282 membedakan tiga buah penyebab kesilapan three causes of errors yang sering dimiliki oleh penerjemah adalah karena: 1 kurang pengetahuan lack of knowledge tentang ekstralinguistik dalam Tsu dan Tsa 2 kurang menguasai metodologi lack of methodology 3 kurang memiliki motivasi lack of motivation

3. Penilaian Kualitas Terjemahan