commit to user
294
BAB VI SOLUSI UNTUK PENERJEMAHAN NOVEL
Pada bab ini disajikan sebuah model penerjemahan dan prinsip- prinsip penerjemahan novel sebagai solusi untuk penerjemahan novel,
khususnya penerjemahan idiom dan gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi.
A. Tripartite Cycle Model on Novel Translation
Berdasarkan hasil penulisan, penulis merumuskan sebuah model penerjemahan novel yang disebut dengan
Tripartite Cycle Model on Novel Translation sebagai solusi dalam penerjemahan novel dari bahasa Inggris
ke bahasa Indonesia. Penamaan ini didasarkan pada temuan bahwa dalam proses penerjemahan novel terdapat tiga pihak yang saling terlibat. Tiga
pihak yang terlibat ini adalah penerjemah novel author of novel, penulis
novel novel translator dan pembaca novel terjemahan target readers.
Dalam proses penerjemahan, ketiga pihak tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Penerjemah bertanggung jawab atas novel yang dia
terjemahkan, penulis novel harus mengawasi apakah pesannya tersampaikan dalam novel, dan pembaca novel terjemahan memiliki hak untuk menilai
apakah novel terjemahan itu sesuai dengan novel aslinya. Jika tiga pihak ini melakukan hak dan tanggung jawabnya, maka terciptalah sebuah terjemahan
yang akurat, berterima dan memilikti tingkat keterbacaan yang tinggi.
commit to user
295
Gambar 6.1 Tripartite Cycle Model on Novel Translation
Novel Translator
Target Readers Author of
Novel Message
Reading
Original Novel
Reproducing
Translated Novel
Meaning
Connotative
Denotative
Translation Quality
Assessment
Readability Literary
Competence Translation
Competence
Naturalness Accuracy
Cultural Competence Linguistic Competence
Figurative Languages
Idioms
commit to user
296
Berdasarkan Gambar 6.1 tentang Model Siklus Tiga Pihak dalam Penerjemahan Novel
Tripartite Cycle Model on Novel Traanslation di atas, dapat dijelaskan bahwa penerjemah novel adalah pihak yang
menjembatani antara penulis novel author of novel dan pembaca novel
terjemahan target readers. Sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk
mentransfer pesan message dari teks sumber ke teks sasaran, dia harus
membekali dirinya dengan sejumlah kemampuan teoretis dan praktis. Kemampuan yang harus dia miliki di antaranya adalah kemampuan
linguistik linguistic competence, kemampuan sastra literary competence,
kemampuan budaya
cultural competence,
dan kemampuan
menerjemahkan translation competence.
Kompetensi linguistik mencakup kemampuan dalam bidang semantik, tata bahasa, tata kalimat, morfologi, dan mekanisme penulisan
bahasa sumber dan bahasa sasaran. Kompetensi sastra meliputi kemampuan memahami anatomi novel dan gaya bahasa. Kompetensi budaya mencakup
kemampuan memahami istilah dan artefak dalam dua budaya yang berbeda, yaitu budaya fisik dan mental pada masyarakat pengguna bahasa sumber
dan bahasa sasaran. Kompetensi menerjemahkan meliputi kemampuan memahami teori dan praktek menerjemahkan teks sumber ke teks sasaran
dengan teknik, metode, dan ideologi yang tepat. Dengan bekal kompetensi tersebut, penerjemah dapat mereproduksi teks asli
original text menjadi teks terjemahan
translated text yang berkualitas. Inilah modal dasar yang
commit to user
297
harus dimiliki oleh seorang penerjemah novel khususnya sebelum dia mereproduksi novel asli ke novel terjemahan.
Pada dasarnya menerjemahkan itu sendiri adalah aktivitas membaca teks asli
original text, dalam hal ini novel asli original novel, kemudian mereproduksinya ke dalam bentuk teks terjemahan
translated text, dalam hal ini novel terjemahan. Novel asli mengandung makna yang
merupakan pesan yang dimiliki oleh penulis novel author of novel. Pesan
yang disampaikan oleh penulis novel itu mengandung makna konotatif dan denotatif. Makna konotatif lebih menonjol dan banyak digunakan oleh
penulis novel untuk membalut pesannya agar lebih tampak estetis dan puitis. Idiom dan gaya bahasa tersebut merupakan beberapa bentuk yang
membungkus makna agar tampak indah dan sebagai alat untuk menyampaikan pesan yang tinggi dan dalam. Maka dari itu penerjemah
novel harus mampu menangkap pesan tinggi dan dalam itu dengan sebaik- baiknya dan menerjemahkannya ke dalam bahasa sasaran. Di sinilah
bedanya antara menerjemahkan teks biasa ordinary text dan
menerjemahkan teks sastra literary text.
Selanjutnya pembaca novel terjemahan target readers memiliki
hak untuk menilai qualitas hasil terjemahan translation quality assessment
novel tersebut berdasarkan tingkat kesepadanan accuracy, tingkat
keberterimaan naturalness, dan tingkat keterbacaan readability.
Penilaian kualitas terjemahan itu sendiri adalah sebagai alat untuk mengukur apakah novel terjemahan itu sudah mampu mengusung pesan penulis novel
commit to user
298
atau belum. Terjemahan yang baik dan benar adalah ekuivalensi dari pesan penulis asli. Dengan demikian pembaca sasaran adalah pemantau pesan
penulis asli, dan penulis asli adalah pengawas padanan makna yang digunakan oleh penerjemah, karena penerjemah adalah jembatan
penghubung antara penulis asli dan pembaca sasaran. Inilah siklus tiga pihak yang tidak boleh terputus jika kita menginginkan hasil terjemahan
yang berkualitas.
B. Prinsip-prinsip Penerjemahan Novel