commit to user
170
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. Desain Penulisan
Desain penulisan ini menggunakan metode penulisan kualitatif, yaitu penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik Moleong, 2000. Penulisan kualitatif
juga dapat dimaksudkan sebagai jenis penulisan yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya
Strauss Corbin dalam Samsuddin, 2006. Bentuk penulisannya adalah penulisan studi kasus terpancang
embedded case study, yaitu penulisan kualitatif yang sudah menentukan fokus penulisannya berupa variabel utama
yang akan dikaji berdasarkan tujuan dan minat penulisnya sebelum penulis masuk ke lapangan penulisan Yin, 2006. Pendekatan penulisannya adalah
pendekatan model kritik holistik, yaitu suatu sintesis dari model kritik historis, kritik formalistik, dan kritik emosional Sutopo, 2006.
Berdasarkan asumsi ontologisnya, realitas dalam penulisan kualitatif itu bersifat subjektif dan jamak, melekat dengan penulis,
sedangkan dalam penulisan kuantitatif itu objektif dan tunggal, terpisah dengan penulis. Berdasarkan asumsi epistimologisnya, dalam penulisan
kualitatif penulis berinteraksi dengan yang diteliti, sedangkan dalam penulisan kuantitatif penulis bebas dari yanag diteliti. Berdasarkaan asumsi
aksiologisnya, penulisan kualitatif itu tidak bebas nilai dan bias, sedangkan
commit to user
171
penulisan kuantitatif itu bebas nilai dan tidak bias. Berdasarkan asumsi retorik, penulisan kualitatif itu bersifat informal, keputusan berkembang,
personal, kata-kata kualitatif yang berterima, sedangkan penulisan kuantitatif bersifat formal, berdasarkan serangkaian definisi, impersonal,
menggunakan kata-kata kuantitatif yang berterima. Berdasarkan asumsi metodologis, penulisan kualitatif berproses induktif, factor-faktor saling
membentuk secara simultan, desain berkembang, kategori diidentifikasi selama proses penulisan, terikat konteks, teori dan pola dikembangkan
untuk pemahaman, akurat dan reliabel melalui verifikasi, sedangkan penulisan kuantitatif berproses deduktif, sebab akibat, desain statis, kategori
disiapkan sebelum studi, bebas konteks, generalisasi mengarahkan prediksi, penjelasan, dan pemahaman, akurat dan reliabel melalui validitas dan
reliabilitas Emzir, 2008. Semua asumsi di atas mengarah pada alasan mengapa penulisan
kualitatif ini dilakukan. Beberapa alasan yang melandasinya adalah bahwa penulisan kualitatif: 1 memaksa penulis untuk masuk ke dalam topik yang
mendeskripsikan apa yang terjadi atau apa yang sedang berlangsung, 2 memberi peluang waktu cukup lama, sehingga penulis dapat mengumpulkan
data dan informasi yang luas dari pihak yang diteliti melalui akses yang beragam, 3 melibatkan penulis dalam proses analisis data yang kompleks
dan cukup memakan waktu, memilah sejumlah data dan mereduksinya menjadi beberapa tema atau kategori untuk memperoleh temuan, gambaran
hasil penulisan, dan simpulan 4 mendorong penulis untuk mengeksplorasi
commit to user
172
topik penulisan, sehingga variabel-variabel penulisan dapat teridentifiksi, teori-teori pendukung yang dibutuhkan dapat dikembangkan, dan perilaku
partisipan dapat dijelaskan, 5 menghantarkan audien menerima penulisan kualitatif sebagai sarana saling tukar pengalaman untuk membangun
pengetahuan baru, 6 melatih penulis menjadi pembelajar aktif untuk menceritakan pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dari partisipan
Creswell dalam Ezmir, 2008. Selanjutnya,
dalam penulisan
ini pendekatan
penulisan kualitatifnya adalah pendekatan model kritik holistik. Pendekatan ini
berawal dari sintesis tiga kelompok model kritik, yaitu 1 kelompok kritik historisme, yang menekankan nilai dari faktor genetiknya latar
belakangnya, 2 kritik formalisme, merupakan pendekatan moderen yang menekankan nilai pada kondisi objektif yang bisa ditangkap dengan indera
kita, dan 3 kritik emosional, yang menekankan nilai pada makna yang ditangkap oleh sasaran.
Model kritik ini merupakan model yang paling lengkap untuk memperoleh informasi yang beragam dan menyeluruh karena memandang
kualitas suatu karya, program, atau peristiwa dan kondisi tertentu dari perspektif latar belakangnya faktor genetik, kondisi formal yang berupa
kenyataan objektifnya faktor objektif, dan dampaknya yang berupa persepsi orang yang berinteraksi dengan karya, program atau peristiwa yang
dievaluasi itu faktor afektif. Simpulan akhir dari model ini dilakukan dengan analisis yang menghasilkan sintesis dari informasi lengkap yang
commit to user
173
bersumber dari tiga faktor tersebut. Dalam hal ini tidak ada faktor yang paling dominan atau memiliki otoritas. Jadi penulis tidak memandang
kualitas suatu karya, program, peristiwa, dan kondisi tertentu itu hanya dari satu sudut pandang saja, tetapi dari keseluruhan kondisi secara holistik
Sutopo, 2006. Pendekatan model kritik holistik ini dipandang paling tepat dan
lengkap untuk memperoleh informasi yang beragam. Dalam model kritik holistik ada tiga faktor utama yang dikritisi, yaitu:
1 Faktor genetik latar belakang penerjemah novel, yang berupa segala hal yang berkaitan dan terjadi sebelum karya, konteks awalnya, sebelum
program terwujud, dan juga proses pembentukannya. 2 Faktor objektif kondisi objektif hasil terjemahan, yang berupa segala
hal yang terjadi dan bisa ditangkap dengan indera pada karya, peristiwa, atau program yang sedang dievaluasi.
3 Faktor afektif persepsi pembaca novel terjemahan, yang berupa
tanggapan beragam pengamat atau para pribadi yang terlibat dan juga manfaatnya.
Dalam penulisan ini, yang menjadi faktor objektif adalah semua tuturan yang mengandung idiom, metafora, kiasan, personifikasi dan
aliterasi dalam novel To Kill a Mockingbird yang diterjemahkan dari bahasa
Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Adapun faktor genetik adalah segala hal yang berkaitan dengan latar belakang pencipta karya, dalam hal ini
penerjemah novel To Kill a Mockingbird, sedangkan faktor afektif adalah
commit to user
174
dampak atau tanggapan pembaca ahli dan pembaca awam terhadap kualitas novel terjemahan tentang tingkat kesepadanan
accuracy level, tingkat keberterimaan
naturalness level, dan tingkat keterbacaan readability level.
B. Data dan Sumber Data