commit to user
235
BAB V PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Hasil Penulisan
Penerjemahan idiom dan gaya bahasa, khususnya gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi dalam novel
To Kill a Mockingbird dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia memiliki karakteristik
tersendiri. Hal tersebut telah dibuktikan melalui analisis data secara holistik terhadap tiga faktor sasaran penulisan, yaitu faktor objektif novel TKM dan
terjemahannya, faktor genetik penerjemah novel TKM, dan faktor afektif respon pembaca ahli dan awam tentang kualitas hasil terjemahan yang
meliputi tingkat kesepadanan, tingkat keberterimaan, dan keterbacaam. Sebagian kecil dari karakteristik tersebut telah memenuhi kriteria
dan prinsip penerjemahan novel. Pertama, dalam kasus ini, idiom diterjemahkan dengan menggunakan teknik tidak langsung
indirect translation technique, seperti menggunakan teknik transposisi, modulasi,
adaptasi, dan kesepadanan lazim Bosco, 2008. Teknik-teknik tersebut sudah tepat digunakan untuk menerjemahkan idiom. Kedua, idiom
diterjemahkan dengan menggunakan metode idiomatik. Metode tersebut telah sesuai dengan kriteria dan prinsip penerjemahan idiom yang
menyatakan bahwa idiom seharusnya diterjemahkan menjadi idiom Bassnett-MacGuire, 1991; Hoed, 2009; Wang, 2009. Berdasarkan teknik
dan metode terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerjemah condong pada ideologi domestikasi. Artinya bahwa dia telah berorientasi
commit to user
236
pada bahasa sasaran Bsa dalam menerjemahkan idiom tersebut. Ketiga, berdasarkan respon pembaca ahli pun diketahui bahwa dalam studi kasus ini
kualitas terjemahan idiom telah mencapai tingkat kesepadanan yang akurat sebesar 59,7 dan tingkat keberterimaan yang berterima sebesar 61,7,
sedangkan menurut respon pembaca awam bahwa kualitas terjemahan idiom sudah mencapai tingkat keterbacaan yang tinggi sebesar 48,9.
Sebaliknya, sebagian besar dari karakteristik hasil terjemahan novel TKM ini belum memenuhi prinsip dan kriteria penerjemahan novel yang
diharapkan. Hal ini terbukti bahwa sebagian besar gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi diterjemahkan dengan menggunakan
teknik dan metode penerjemahan yang kurang tepat, misalnya metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi diterjemahkan dengan teknik langsung.
Hal ini berseberangan dengan prinsip penerjemahan yang mensyaratkan bahwa metafora sebaiknya diterjemahkan ke dalam bentuk metafora
Newmark, 1988; Barańczak, 1990; Wang, 2009. Demikian pula kiasan sebaiknya menjadi kiasan, personifikasi menjadi personifikasi, dan aliterasi
menjadi aliterasi yang sesuai dengan sosiobudaya masyarakat pengguna bahasa sasaran Newmark, 1988; Larson, 1991; Xiaoshu dan Dongming,
2003; Retmono, 2009; Wang, 2009. Maka dari itu, kualitas terjemahannya belum cukup memuaskan, misalnya tingkat kesepadanan terjemahan
metafora kurang akurat 36, kiasan kurang akurat 75, personifikasi kurang akurat 54,7, dan aliterasi kurang akurat 65,6.
commit to user
237
Itulah gambaran umum hasil penulisan berdasarkan analisis data dari faktor objektif, faktor genetik, dan faktor afektif.
B. Hubungan antara Hasil Terjemahan, Penerjemah, dan Respon