Kriteria Penilaian PENERJEMAHAN IDIOM DAN GAYA BAHASA (METAFORA, KIASAN, PERSONIFIKASI, DAN ALITERASI) DALAM NOVEL”TO KILL A MOCKINGBIRD” KARYA HARPER LEE DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA

commit to user 46 Nababan, 2004a:48 mengatakan bahwa dengan uji performansi, penilai dapat menentukan kualitas teks terjemahan melalui pengujian performansi teknisi yang harus menggunakan teks terjemahan untuk memperbaiki atau menyetel bagian dari suatu peralatan. Uji performansi ini masih memiliki beberapa kelemahan- kelamahan. Diantaranya, pertama, uji performansi tidak mampu menilai kualitas terjemahan non-teknik misalnya teks sastra. Kedua, hasil terjemahannya tidak selalu mencerminkan pesan secara akurat. Ada kemungkinan bahwa terjemahan yang dibaca oleh teknisi yang bersangkutan sebenarnya tidak berkualitas, namun dia dapat memperbaiki suatu peralatan itu karena sebelumnya dia telah membaca teks terjemahan atau dia sudah mempunyai pengalaman untuk memperbaikinya.

6. Kriteria Penilaian

Berkaitan dengan kriteria penilaian hasil terjemahan, Molina dan Albir 2002: 283 mengusulkan empat prinsip dasar yang harus diperhatikan: 1. Penguji evaluator harus setia terhadap kriteria yang ditetapkan dan yang diuji evaluaee harus sadar terhadap kriteria yang ada. 2. Kriteria penilaian bergantung pada konteks jenis teks yang diterjemahkan dan fungsi penilaian jenis test yang digunakan, sehingga harus dipertimbangkan mengapa, untuk apa dan untuk siapa penilaian itu dilakukan. Objek penilaian apa yang sedang dinilai. Dalam hal ini commit to user 47 penilai juga seharusnya mempertimbangkan apa yang seharusnya dia evaluasi dan apa yang dapat dia evaluasi. 3. Penilai atau penguji hasil terjemahan seharusnya mempertimbangkan beberapa indikator agar dia mampu mengenali apakah yang diuji evaluee itu mempunyai kompetensi teruji. Di samping itu Nababan 2004b: 61-62 menambahkan bahwa ada dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan. Instrumen yang pertama adalah Accuracy-rating intsrument. Instrumen ini digunakan untuk menilai tingkat kesepadanan atau keakuratan suatu terjemahan, khususnya tataran kalimat. Berikut adalah skala penilaian hasil terjemahan untuk uji kesepadanan ini. Pembaca sebagai penilai rater dapat menggunakan skala penilaian tingkat kesepadanan yang dikemukakan oleh Nagao, Tsujii dan Nakamura 1988 dalam Nababan 2004a yang dimodifikasi oleh Silalahi 2009:119. Dalam instrumen tingkat kesepadanan ini, hasil terjemahan dinilai dengan skala 3 akurat, 2 kurang akurat, dan 1 tidak akurat. Tabel 2.1 Skala Penilaian Tingkat Kesepadanan Skala Indikator Kesimpulan 3 Makna kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi. Akurat 2 Sebagian besar makna kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna yang mengganggu keutuhan pesan. Kurang Akurat 1 Makna kata, frasa, klausa, dan kalimat bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran. Tidak Akurat commit to user 48 Instrumen penilaian yang kedua adalah Naturalness-rating instrument, yaitu instrumen yang digunakan untuk menilai tingkat keberterimaan atau kealamiahan teks terjemahan. Berikut adalah skala penilaian tingkat keberterimaan terjemahan yang dikemukakan oleh Nababan 2004a dalam Silalahi 2009: 119 yang telah dimodifikasi. Dalam instrumen tingkat keberterimaan ini, hasil terjemahan dinilai dengan skala 3 berterima, 2 kurang berterima, dan 1 tidak berterima. Tabel 2.2 Skala Penilaian Tingkat Keberterimaan Skala Indikator Kesimpulan 3 Terjemahan terasa alamiah; istilah yang digunakan lazim dan akrab bagi pembaca; kata, frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Berterima 2 Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah, namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah; terjadi sedikit kesalahan gramatikal. Kurang Berterima 1 Terjemahan tidak alamiah atau terasa janggal dan istilah yang digunakan tidak lazim; kata, frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Tidak berterima Instrumen penilaian yang ketiga adalah Readability-rating instrument, yaitu instrumen yang digunakan untuk menilai tingkat keterbacaan teks terjemahan. Berikut adalah skala penilaian tingkat keterbacaan terjemahan yang dikemukakan oleh Nababan 2004a dalam Silalahi 2009: 112 yang telah dimodifikasi. Dalam instrumen tingkat keterbacaan ini, hasil terjemahan dinilai dengan skala 3 tingkat keterbacaan tinggi, 2 tingkat keterbacaan sedang, dan 1 tingkat keterbacaan rendah. commit to user 49 Tabel 2.3 Skala Penilaian Tingkat Keterbacaan Skala Indikator Kesimpulan 3 Kata, frasa, klausa, dan kalimat terjemahan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Tingkat Keterbacaan Tinggi 2 Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh pembaca, namun ada bagian tertentu yang harus dibaca lebih dari satu kali untuk memahami terjemahannnya. Tingkat Keterbacaan Sedang 1 Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca. Tingkat Keterbacaan Rendah

7. Novel