Reformasi Perpajakan Landasan Teori

16 e. Batas Waktu Penyampaian SPT dan Penyetoran Pajak Batas penyampaian SPT yang tercantum dalam Undang- undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, pasal 3 ayat 3 adalah sebagai berikut: 1 SPT Masa, paling lama 20 dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak. 2 SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 tiga bulan setelah berakhirnya tahun pajak. 3 SPT Tahunan PPh Wajib Pajak badan, paling lama 4 empat bulan setelah akhir tahun pajak.

4. Reformasi Perpajakan

Direktorat Jenderal Pajak DJP selaku badan yang mengelola Perpajakan Indonesia, telah melakukan reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan merupakan perubahan mendasar yang dilakukan terhadap administrasi perpajakan, peraturan perpajakan, dan pengawasan perpajakan. Tujuan reformasi perpajakan yaitu untuk lebih menegakkan kemandirian masyarakat dalam membiayai pembangunan nasional. Reformasi perpajakan di Indonesia telah dilakukan pertama kali pada tahun 1983 yaitu diterapkannya sistem pemungutan pajak self assessment system untuk menggantikan official assessment system. Tujuan dari perubahan sistem ini yaitu untuk mengurangi kontak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 langsung antara aparat pajak dengan Wajib Pajak yang dikhawatirkan menimbulkan praktik-praktik ilegal. Selain hal di atas, pada tahun 2002 Direktorat Jenderal Pajak DJP telah melakukan modernisasi yang merupakan perwujudan dari reformasi perpajakan. Modernisasi perpajakan yang dilakukan yaitu dengan melakukan perubahan dalam sistem pelayanan, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM, dan penyempurnaan organisasi. Sebelum modernisasi pajak, struktur organisasi perpajakan bersifat ganda karena pelayanan dan pemeriksaan dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak KPP. Selain itu, KPP tidak melakukan pelayanan satu atap one stop service karena KPP dibagi berdasarkan jenis pajak. KPP dibentuk berdasarkan jenis pajaknya, antara lain KPP yang menangani Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Pertambahan Nilai PPN, KPP Bumi dan Bangunan KPP PBB dan Bea Perolehan Hak katas Tanah dab Bangunan BPHTB, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Karipka, serta Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP-4. Hal itu tidak memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Keadaan seperti itu mendorong Direktorat Jenderal Pajak DJP untuk melakukan modernisasi dengan membuat KPP Modern Rachmawati et al., 2014. 18 Untuk penyempurnaan organisasi, maka struktur organisasi Direktorat Jenderal Pajak DJP diubah, baik level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Untuk memudahkan Wajib Pajak maka Kantor Pelayanan Pajak KPP, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB, dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Karipka, dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak KPP Sari, 2013. Kantor Pelayanan Pajak Modern diawali dengan dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Large Taxpayer Office – LTO. Tahun 2003 dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Madya Medium Taxpayer Office – MTO. Kemudian dibentuk lagi Kantor Pelayanan Pajak Kecil Small Taxpayer Office – MTO yang lebih dikenal dengan sebutan KPP Pratama. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak DJP juga membentuk Account Representative AR di setiap Kantor Pelayanan Pajak yang telah mengimplementasikan organisasi modern.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh pelayanan konsultasi, dan pengawasan account representative terhadap kepatuhan wajib pajak : studi empiris pada kantor pelayanan pajak tangerang dan serpong

3 35 149

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kualitas Pelayanan Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

0 0 12

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan.

1 3 2

Analisis hubungan antara persepsi tax amnesty dan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi .Studi empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang.

3 35 120

Analisis hubungan persepsi pengetahuan pajak dan persepsi kualitas pelayanan dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi. (studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sorong Wilayah kerja kota dan Kabupaten Sorong).

1 0 2

Hubungan persepsi kualitas pelayanan aplikasi pajak online dengan persepsi kepuasan wajib pajak orang pribadi: studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara.

19 104 149

Hubungan persepsi Self Assessment System, persepsi sosialisasi perpajakan, persepsi tingkat pendidikan dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi (studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

0 0 133

Analisis hubungan persepsi pengetahuan pajak, persepsi kualitas pelayanan, persepsi konsultasi Account Representative (AR) dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Yogyakarta.

10 69 135

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi

0 9 145

Analisis hubungan antara persepsi tax amnesty dan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi .Studi empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang

1 1 118