Uji Kesukaan Aroma Uji Kesukaan Tekstur

sedikit substitusi tepung labu kuning dan penambahan gliserol monostearat GMS maka warna yang dihasilkan semakin terang yaitu kuning muda. Roti manis yang dihasilkan berwarna sangat kuning muda dan sangat kuning tua. Warna roti manis tersebut berasal dari bahan baku yang digunakan yaitu tepung labu kuning dan tepung terigu. Warna roti manis yang disukai panelis yaitu warna kuning muda di dalam dan warna kecoklatan bagian luar, sedangkan warna yang tidak disukai panelis yaitu kuning tua. Pewarnaan pada roti ini terjadi karena reaksi Maillard terutama bagian kulit luar. Pemanasan menyebabkan sisi aktif asam amino dalam protein tepung dan terjadi reaksi dengan gula reduksi yang akan berakhir dengan terbentuknya melanoidin yang berwarna coklat Winarno, 2004. Hal ini diduga rendah dan tingginya substitusi tepung labu kuning yang berarti juga kadar protein dalam adonan roti manis sehingga menghasilkan warna roti manis yang disukai yaitu coklat akibat reaksi Maillard, sedangkan penambahan gliserol monostearat GMS tidak mempengaruhi warna roti manis yang dihasilkan dikarenakan gliserol monostearat GMS merupakan produk bubuk dan berwarna putih.

3. Uji Kesukaan Aroma

Aroma merupakan parameter fisik pangan yang sangat penting. Penilaian konsumen terhadap produk pangan juga ditentukan oleh aroma. Berdasarkan analisis ragam Lampiran 3, menunjukkan bahwa perlakuan substitusi tepung labu kuning dan penambahan gliserol monostearat GMS berpengaruh nyata p ≤ 0,05 terhadap aroma roti manis. Nilai rata-rata uji organoleptik aroma roti manis dengan substitusi tepung labu kuning dan penambahan gliserol monostearat GMS dapat dilihat pada Tabel 15. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 15. Nilai rangking uji kesukaan aroma roti manis Perlakuan Jumlah Ranking Substitusi Tepung Labu Kuning bb Penambahan GMS bb 10 20 30 1 2 3 1 2 3 1 2 3 119 85 70 122 110 92 122 102.5 89,5 Keterangan : Semakin tinggi nilai maka semakin disukai Berdasarkan Tabel 15, dapat dilihat bahwa nilai ranking uji kesukaan aroma pada roti manis dengan perlakuan tepung labu kuning dan penambahan gliserol monostearat GMS berkisar antara 70-122. Nilai ranking tertinggi didapat pada roti manis dengan perlakuan substitusi tepung labu kuning 30 dan penambahan gliserol monostearat GMS 1 yaitu 122. Sedangkan roti manis dengan perlakuan substitusi tepung labu kuning 10 dan penambahan gliserol monostearat GMS 3 mempunyai nilai ranking paling rendah yaitu 70. Semakin banyak susbstitusi labu kuning yang dilakukan maka aroma roti manis semakin meningkat, hal ini disebabkan labu kuning memiliki aroma yang khas Hendrasty, 2003.

4. Uji Kesukaan Tekstur

Tekstur merupakan salah satu parameter fisik uji kesukaan konsumen terhadap produk pangan. Berdasarkan uji Friedman Lampiran 3 menunjukkan bahwa perlakuan substitusi tepung labu kuning dan penambahan gliserol monostearat GMS berpengaruh nyata p ≤ 0,05, terhadap tekstur roti manis yang dihasilkan. Jumlah ranking uji tekstur pada roti manis dengan perlakuan substitusi tepung labu kuning dan penambahan gliserol monostearat GMS dapat dilihat pada Tabel 16. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 16. Nilai rangking uji kesukaan tekstur roti manis Perlakuan Jumlah Ranking Substitusi Tepung Labu Kuning bb Penambahan GMS bb 10 20 30 1 2 3 1 2 3 1 2 3 99,5 59,5 74 105,5 117,5 125 132 89 90 Keterangan : Semakin tinggi nilai maka semakin disukai Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai ranking uji kesukaan tekstur pada roti manis dengan perlakuan substitusi tepung labu kuning dan penambahan gliserol monostearat GMS berkisar antara 59,5 – 132. Nilai ranking tertinggi didapat pada roti manis dengan perlakuan substitusi tepung labu kuning 30 dan penambahan gliserol monostearat GMS 1 yaitu 132. Sedangkan roti manis dengan perlakuan substitusi tepung labu kuning 10 dan penambahan gliserol monostearat GMS 2 mempunyai nilai ranking paling rendah yaitu 59,5. Semakin sedikit tepung labu kuning yang disubstitusikan dan semakin banyak gliserol monostearat GMS yang ditambahkan, maka tekstur roti manis yang dihasilkan semakin bagus dan disukai panelis. Peningkatan substitusi tepung labu kuning dapat mengurangi jumlah protein gluten yang terdapat dalam adonan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 17. Hasil Analisa Roti Manis Substitusi Tepung Labu Kuning Dengan Penambahan Gliserol Monostearat GMS Perlakuan Kadar Air Kadar Abu Kadar Protein Total Karoten Volume Pengemba ngan Jumlah Pori Uji Organolpetik TLK GMS Rasa Warna Aroma Tekstur 10 1 2 3s 28.55

28.61 28.91

2.78 2.71 2.21 9.33 8.09 7.99 6625.81 8297.38 8888.65 204.30 208.67 212.27 40.67 39.00 35.57 91.5 80 93 143.5 54 65 119 85 70 99.5 59.5 74 20 1 2 3 29.83 31.30 34.42 2.90 2.85 2.56 8.74 8.24 8.20 9535.20 10644.59 12237.95 127.00 128.80 172.03 35.00 30.83 26.30 114.5 99 98 129.5 113.5 100 122 110 92 105.5 117.5 125 30 1 2 3 34.85

35.69 36.75

2.83 2.68 2.47 8.53 8.23 8.03 13750.15 15337.22 18090.81 123.00 124.00 126.33 25.30 24.50 13.50 125 109.5 113.5 134.5 96.5 63.5 122 102.5 89.5 132 89 90 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

D. Analisis Keputusan