40
D. Penelitian yang relevan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang relevan tentang penerapan PPR yaitu dari hasil penelitian Ignasia Tyas Aspraningrum
lulusan Program Studi PGSD dan Purnawan lulusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
1. Penelitian Ignasia Tyas Aspraningrum dengan judul Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan
Competence, Conscience, Compassion Peserta didik Kelas II.A SDK
Demangan Baru Semester II Tahun Ajaran 20102011. Hasilnya terjadi peningkatan competence dari keadaan awal 59,64 pada akhir siklus 1
menjadi 78,55 dan akhir siklus 2 menjadi 87,23. Conscience meningkat dari akhir siklus 1 87,60 menjadi 87,80 pada akhir siklus 2, dan compassion dari
akhi siklus 1 87,60 menjadi 97,40 pada akhir siklus 2. 2. Penelitian Purnawan dengan judul Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
dalam pembelajaran Materi Uang untuk Meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion
Siswa Kelas XI SMA Kolese De Britto. Hasilnya terjadi peningkatan competence dari awal siklus 1 sebesar 49,4
menjadi 74,2 pada akhir siklus 2. Peningkatan rata-rata conscience dari 3,75 menjadi 3,89 dan peningkatan rata-rata compassion sebesar 3,79 menjadi
4,07. E.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang bisa digunakan untuk penanaman nilai-nilai karakter dan nilai-nilai kemanusiaan pada
41 diri siswa. Sejarah merupakan mata pelajaran yang penuh makna dan kaya akan
nilai-nilai kehidupan yang bisa diterapkan dan dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari terutama nilai-nilai yang positif. Pembelajaran sejarah ini
dikembangkan dengan pola PPR melalui pemanfaatan multimedia. Dengan penerapan PPR siswa akan berkembang dalam berbagai hal, tidak hanya dalam
sisi pengetahuan tetapi dalam sisi yang lain seperti kekuatan suara hati dan bela rasa. Dengan penerapan PPR membantu guru maupun siswa dalam upaya
mengembangkan diri menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan juga mengajak siswa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di dalam kelas
dengan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemanfaatan multimedia, pembelajaran sejarah menjadi lebih
aktif, inovatif, dan kreatif sehingga makna-makna yang ada bisa secara mudah diterima oleh siswa dan menjadikan siswa lebih antusias. Multimedia menjadi
sarana untuk membantu dalam pelaksanaan PPR sehingga bisa lebih menarik dan bermakna. Penerapan PPR melalui pemanfaatan multimedia tersebut tentunya
akan mendukung dalam meningkatkan pengetahuanprestasi siswa, aspek suara hati dan belarasa siswa terhadap sesama. Kerangka berpikir dapat dilihat dalam
gambar berikut ini;
Pembelajaran Sejarah
kontekstual Melalui
Paradigma Pedagogi Reflektif PPR 1. Konteks
4. Aksi 2. Pengalaman
5. Evaluasi 3. Refleksi
Melalui Multimedia
pembelajaran Mencapai
Peningkatan competence, conscience,
dan compassion
Gambar II: Kerangka Berpikir
42
F. Hipotesis Penelitian