1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan  sangat  penting  bagi  generasi  muda,  tanpa  adanya  suatu pendidikan  bangsa  Indonesia  tidak  akan  pernah  maju  dan  berkembang.
Pendidikan  bisa  dilakukan  di  mana  saja,  tetapi  pendidikan  yang  dianggap  baik untuk mengembangkan semua aspek adalah pendidikan di sekolah. Pendidikan di
sekolah merupakan pendidikan yang dilakukan dengan terjadinya interaksi antara guru dan siswa, serta antara siswa dengan siswa lain yang biasanya terjadi dalam
proses pembelajaran. Pada hakekatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi  atau  hubungan  timbal  balik  antara  guru  dan  siswa  dalam  satuan
pembelajaran.  Guru  memegang  peran  yang  sangat  penting  dalam  proses  belajar mengajar  di  sekolah.  Guru  bukan  hanya  sekedar  penyampai  materi  saja,  tetapi
lebih  dari  itu  peran  guru  juga  untuk  mendidik,  terutama  untuk  mendidik  secara kreatif  sehingga  yang  diterima  siswa  bukan  hanya  materi  saja  tetapi
pengembangan  aspek  yang  lain  juga  sangat  diperlukan  seperti  pengembangan karakter diri.
Pengembangan karakter  diri ini didukung dengan penyampaian nilai-nilai kemanusian  dan  karaker  di  dalam  kelas,  tetapi  yang  terjadi  adalah  penyampaian
nilai-nilai  yang  dilakukan  oleh  guru  belum  maksimal.  Dari  faktor  siswa  juga diketahui  bahwa  walaupun  guru  sudah  menyampaikan  nilai-nilai  karakter
tersebut,  siswa belum bisa memperhatikan dan  menerapkannya dalam  kehidupan
2 sehari-hari, nilai-nilai kemanusiaan dan karakter tersebut hanya didengar saja dan
tidak  diaplikasikannya.
1
Hal  ini  menyebabkan  pendidikan  nilai  dalam  diri  anak menjadi  sangat  kurang  sehingga  perkembangan  karakter  siswa  juga  tidak
maksimal.  Banyak  fakta  terlihat  bahwa  sekarang  telah  terjadi  banyak  korupsi, tawuran  antar  pelajar  atau  antar  organisasi,  perusakan  lingkungan,  kurangnya
kepedulian sosial dan lain sebagainya sebagai  contoh merosotnya moral  manusia jaman sekarang. Hal semacam ini bisa terjadi karena kurangnya penanaman nilai-
nilai  karakter  dan  kemanusiaan  di  sekolah.  Supaya  hal-hal  negatif  tersebut  tidak terjadi maka diperlukan adanya pendidikan nilai di sekolah dan mengembangkan
karakter  diri  pada  siswa  meliputi  aspek  competence  pengetahuan,  keterampilan dan sikap, aspek conscience suara hati dan aspek compassion bela rasa.
2
Pendidikan  nilai  di  sekolah  salah  satu  caranya  bisa  diterapkan  melalui mata  pelajaran  sejarah,  karena  sejarah  merupakan  mata  pelajaran  yang  penuh
dengan  nilai-nilai  kehidupan  terutama  nilai-nilai  karakter  dan  kemanusiaan.  Jadi mata  pelajaran  sejarah  itu  sarat  dengan  nilai-nilai  positif.  Mata  pelajaran  sejarah
sangat  sarat  dengan  nilai-nilai  karena  sejarah  itu  mempelajari  tentang  segala peristiwa  yang  sudah  terjadi  sehingga  bisa  diambil  makna  dan  nilai-nilainya
kemudian  bisa  direfleksikan  dan  nilai-nilai  yang  baik  itu  kemudian  diterapkan pada  kehidupan  sehari-hari  di  masa  sekarang.  Hal-hal  positif  yang  sudah  terjadi
pada masa lalu bisa diambil dan dijadikan pedoman untuk melakukan kegiatan di masa sekarang, sehingga hasilnyapun juga akan  baik.  Sedangkan nilai-nilai  yang
1
Data diambil pada observasi dan menyebar kuesioner yang dilakukan pada tanggal 12 April 2013 di kelas XI IPS 2 SMA N 2 Ngaglik.
2
Kuntoro Adi, dkk, Model Pendidikan Karakter, Yogyakarta,  USD, 2010, hlm. 18-19.
3 negatif  bisa  disingkirkan  dan  diperbaiki  supaya  bisa  berguna  bagi  masa  kini  dan
masa mendatang. Nilai-nilai  mata  pelajaran  sejarah  yang  dapat  dikembangkan  dalam
pembelajaran sejarah yaitu nilai kemanusiaan, kerja keras, semangat, kedisiplinan, percaya diri, kerjasama, nasionalisme, kepedulian, moral, tanggungjawab dan lain
sebagainya. Tetapi sayangnya kebanyakan siswa masih belum bisa menyadari dan memahami  pentingnya  nilai-nilai  tersebut.  Selain  itu,  mata  pelajaran  sejarah
sendiri  yang  masih  kurang  diminati  oleh  kebanyakan  siswa  karena  berbagai alasan,  misalnya  persepsi  tentang  mata  pelajaran  sejarah  yang  penuh  dengan
hafalan,  mata  pelajaran  sejarah  yang  tidak  di  UN  kan,  sejarah  tidak  membuat orang  menjadi  kaya  dan  cara  guru  mengajar  yang  kurang  menarik  berakibat
penanaman nilai-nilai karakter dan kemanusiaan pada pelajaran sejarah sulit untuk disampaikan.
Berdasarkan  observasi  yang  dilakukan  di  kelas  XI  IPS  2  SMA  N  2 Ngaglik,  dengan  melakukan  pengamatan  dan  penyebaran  kuisioner  tentang
pandangan siswa terhadap mata pelajaran sejarah hasilnya adalah sebagaian besar siswa menganggap penting dan suka pada pelajaran sejarah, tetapi juga tergantung
materi  dan  cara  guru  mengajar.  Tentang  keaktifan  dan  antusias  siswa  dalam pelajaran sejarah hasilnya adalah beberapa siswa aktif dalam pembelajaran sejarah
dan  sebagaian  besar  siswa  kadang-kadang  aktif  tergantung  dari  cara  mengajar guru. Tentang cara mengajar guru 80 siswa mengatakan guru hanya berceramah
dan  bercerita,  kadang-kadang  dengan  diskusi  dan  presentasi,  sehingga  membuat siswa  bosan  dalam  mengikuti  pembelajaran  sejarah.  Hal  ini  menyebabkan  siswa
4 tidak  minat  dan  malas  pada  pelajaran  sejarah.  Siswa  juga  mengatakan  yang
menarik  bagi  siswa  yaitu  dengan  metode  yang  lain  seperti  diskusi,  presentasi, video,  permainan,  dan  multimedia.
3
Mengenai  keadaan  prestasi  siswa  bisa dikatakan  dalam  keadaan  cukup  karena  berdasarkan  nilai  ulangan  harian  sebesar
60,71 siswa sudah tuntas dengan KKM 75 dan rata-rata nilai siswa yaitu 72,2. Berdasarkan  data-data  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  sebenarnya  siswa-
siswa  tersebut  senang  dan  menyukai  pelajaran  sejarah  karena  bisa  mempelajari masa  lalu.  Mereka  juga  mengatakan  bahwa  sebenarnya  pelajaran  sejarah  itu
sangat  penting  bagi  kehidupan  mereka,  hanya  saja  mereka  belum  terlalu  paham seberapa  penting  sejarah  itu.  Tetapi,  mereka  kadang  menjadi  tidak  berminat  dan
malas belajar sejarah dikarenakan guru mata pelajaran yang belum menggunakan metode  yang  bervariasi,  guru  hanya  sering  berceramah  dan  bercerita.  Hal  ini
membuat  para  siswa  cenderung  jenuh  terhadap  pelajaran  sejarah  karena  mereka merasa bosan mendengar guru berceramah di depan kelas. Keadaan semacam itu
menyebabkan  siswa  tidak  memperhatikan  saat  pelajaran  sejarah,  sehingga kegunaan  sejarah  untuk  menanamkan  nilai  kehidupan  sulit  untuk  dilakukan  dan
prestasi siswa menjadi kurang memuaskan. Supaya pembelajaran sejarah bisa berhasil dengan baik guna menanamkan
nilai-nilai  karakter  dan  kemanusiaan,  maka  diperlukan  suatu  pembelajaran  yang mampu  digunakan  untuk  membangun  ingatan  historis  dan  ingatan  emosional
siswa.  Ingatan  historis  merupakan  ingatan  tentang  fakta-fakta  sejarah  yang  ada sedangkan  ingatan  emosional  adalah  ingatan  yang  terbentuk  dengan  melibatkan
3
Data diambil pada observasi dan menyebar kuesioner yang dilakukan pada tanggal 12 April 2013 di kelas XI IPS 2 SMA N 2 Ngaglik.
5 emosi  sehingga  bisa  menumbuhkan  kesadaran  dan  minat  dalam  diri  siswa  untuk
memahami  dan  memaknai  berbagai  peristiwa  sejarah.
4
Setelah  siswa  minat  pada sejarah  dan  sadar  akan  makna  penting  dari  peristiwa  sejarah,  maka  siswa  bisa
mengambil  nilai-nilai  karakter  dan  kemanusiaan  yang  berguna  bagi  kehidupan. Berdasarkan  hal  tersebut  maka  diperlukan  pembelajaran  yang  mendukung  yaitu
salah satunya dengan melaksanakan Paradigma Pedagogi Reflektif yang disingkat
PPR melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran. PPR  merupakan  pola  pikir  dalam  menumbuhkembangkan  pribadi  siswa
menjadi pribadi yang kritis dan memiliki  nilai kemanusiaan. Dalam pelaksanaan PPR  ini  ada  tahapan  yang  dilakukan  secara  terus  menerus  yaitu  konteks,
pengalaman,  refleksi,  aksi  dan  evaluasi.  Siswa  diajak  untuk  memahami  konteks dalam  kehidupan  sehari-hari  terutama  untuk  memahami  nilai-nilai  kehidupan,
kemudian dalam pembelajaran sejarah siswa akan mengalami sendiri secara nyata pentingnya  proses  dalam  kehidupan,  sehingga  pengalaman  itu  muncul  dengan
sendirinya  melalui  proses  pembelajaran  di  kelas  dan  juga  tindakan  nyata  dalam kehidupan.  Setelah  itu  berdasarkan  pengalaman  yang  ada  siswa  melakukan
refleksi  untuk  menemukan  nilai-nilai  yang  berguna  dalam  kehidupannya, kemudian  refleksi  itu  akan  dituangkan  dalam  aksi  nyata  pada  kehidupan  sehari-
harinya.  Evaluasi  dilakukan  untuk  mengetahui  seberapa  jauh  peningkatan  yang sudah  terjadi  dan  sudah  dilakukan  siswa.  Dalam  pembelajaran  sejarah  yang
berbasis  PPR  ini  akan  mengarahkan  siswa  untuk  bisa  meningkatkan  karakter mereka  terutama  dalam  hal  pengetahuan,  keterampilan  dan  sikap  atau  aspek
4
Wijaya Kusumah  Dedi Dwitagama,  Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,  2010,  hlm. 118.
6 competence
,  mengembangkan  hati  nuranisuara  hati  atau  aspek  conscience,  dan mengembangkan bela rasa terhadap sesama atau aspek compassion  3C .
Supaya  penerapan  pembelajaran  sejarah  berbasis  PPR  ini  bisa  lebih menarik  maka  diperlukan  suatu  alat  pendukung.  Dalam  hal  ini  peneliti
menggunakan  alat  pendukung  berupa  multimedia  pembelajaran  sehingga  dalam menyampaikan  pelajaran  sejarah,  metode  yang  digunakan  guru  tidak
konvensional.  Siswa  pasti  menjadi  lebih  tertarik  dan  antusias  untuk  mengikuti pelajaran  sejarah  karena  metode  untuk  penyampaian  materi  lebih  menarik,
sehingga  minat  siswa  pada  mata  pelajaran  sejarah  akan  bertambah.  Multimedia juga  membantu  siswa  untuk  memahami  materi  dan  dapat  menangkap  nilai-nilai
yang diperjuangkan dalam materi sejarah yang diajarkan sehingga mata pelajaran sejarah  yang  sangat  sarat  dengan  nilai-nilai  karakter  dan  kemanusiaan  dapat
dimengerti  siswa  dan  nantinya  dapat  diterapkan  dalam  kehidupan  sehari-hari. Berdasarkan  observasi,  siswa  banyak  mengatakan  bahwa  pelajaran  sejarah  akan
menarik  jika  metode  yang  digunakan  bervariasi  misalnya  dengan  menggunakan multimedia  sehingga  siswa  menjadi  tidak  bosan,  tidak  malas  dan  bisa  aktif  serta
antusias  dalam  mengikuti  pembelajaran  sejarah.  Dengan  seperti  itu  maka  dapat menunjang  dalam  penanaman  nilai-nilai  karakter  dan  kemanusiaan  yang  sangat
banyak terkandung dalam pelajaran sejarah. Berdasarkan  atas  permasalahan  yang  telah  diuraikan,  maka  peneliti  akan
melakukan penelitian di SMA N 2 Ngaglik kelas XI IPS 2 dengan penerapan PPR melalui  pemanfaatan  multimedia  pembelajaran  pada  mata  pelajaran  sejarah.
Peneliti memilih SMA N 2 Ngaglik  karena merupakan sekolah milik pemerintah
7 atau  sekolah  Negeri  yang  belum  pernah  menerapkan  PPR.  Di  sekolah  ini
penyampaian  nilai-nilai  karakter  terutama  tentang  3C  juga  belum  maksimal khususnya  pada  mata  pelajaran  sejarah.  Walaupun  sudah  mulai  di  sampaikan
nilai-nilai  karakter  dan  kemanusiaan,  tetapi  siswa-siswa  belum  memperhatikan dan  memahami  akan  pentingnya  nilai-nilai  tersebut  sehingga  siswa  juga  belum
menerapkan  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Penelitian  ini  diharapkan  akan meningkatkan  aspek  competence  pengetahuan,  keterampilan  dan  sikap,  aspek
conscience suara hati dan aspek compassion bela rasa  dalam diri siswa.
B. Identifikasi Masalah