47 padi, jerami jagung dan kelopak kol yang sudah rusak Swastika 2009. Pada
umumnya variasi hasil produksi susu dibeberapa peternakan sapi perah disebabkan oleh perbedaan dalam faktor pakan dan tatalaksananya. Pemberian
pakan yang banyak pada sapi yang sedang kering kandang dapat meningkatkan produksi susu sebesar 10-30 persen. Pemberian air sangat penting untuk produksi
susu, karena 87 persen susu terdiri atas air dan 50 persen dari badan sapi terdiri atas air. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung pada produksi susu yang
dihasilkan sapi, suhu sekelilingnya, dan macam pakan yang diberikan Sudono 1999.
3 Umur Sapi
Sapi-sapi yang beranak pada umur yang tua tiga tahun akan menghasilkan susu yang lebih banyak dari pada sapi-sapi yang beranak pada umur
muda dua tahun. Produksi susu akan terus meningkat dengan tambahnya umur sapi sampai sapi itu berumur tujuh tahun atau delapan tahun, setelah umur tersebut
produksi susu akan menurun sedikit demi sedikit sampai sapi berumur 11-12 tahun. Meningkatnya hasil susu pada laktasi dari umur dua tahun sampai umur
tujuh tahun itu disebabkan bertambah besarnya sapi karena pertumbuhan. Turunnya hasil susu pada sapi yang tua disebabkan aktivitas-aktivitas kelenjar-
kelenjar ambing sudah berkurang. Kemampuan sapi dara untuk menghasilkan susu tak hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan badannya, tetapi juga pertumbuhan
ambingnya yang mencapai pertumbuhan yang maksimum pada laktasi ketiga atau keempat Sudono 1999.
4 Tenaga Kerja dalam Budidaya Sapi Perah
Menurut Sudono 1999, tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam usaha peternakan sapi perah. Tenaga kerja yang diperlukan harus terampil
dan berpengalaman dalam bidangnya agar penggunaan tenaga kerja jadi efisien, untuk mencapai penggunaan tenaga kerja yang efisien pada usaha peternakan sapi
perah di Indonesia sebaiknya seorang tenaga kerja dapat menangani enam sampai tujuh ekor sapi dewasa. Sedangkan menurut Mubyarto 1989, dalam usahatani
sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri dari suami sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani. Kebutuhan dan
48 pencurahan tenaga kerja sangat tergantung pada jenis pekerjaan dan komoditi
yang diusahakan Hernanto 1996.
2.3. Penelitian Terdahulu
Berbagai studi literatur berupa skripsi yang mengkaji topik terkait berguna sebagai bahan pembanding dalam penelitian ini. Adapun gambaran
umum mengenai penelitian-penelitian terdahulu antara lain Merina 2004 menganalisis tingkat pendapatan tunai, risiko, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko usaha peternakan ayam broiler pada Perusahaan X yang berlokasi di Jalan BOT Pondok Gede, Bekasi. Berdasarkn analisis pendapatan
tunai, besarnya nilai pendapatan tunai yang diterima Perusahaan X berfluktuasi pada setiap periodenya. Total pendapatan tunai selama tahun 2003 adalah
Rp 596.964.491,00. Pendapatan tersebut diperoleh dari selisih penerimaan tunai dengan biaya tunai, RC sebesar 1,12 menunjukkan usaha peternakan tersebut
cukup efisien. Hasil analisis risiko berdasarkan asumsi ceteris paribus, pendapatan tunai yang diharapkan
pada periode
mendatang adalah
Rp 49.747.040,92 dengan batas bawah pendapat tunai sebesar Rp 41.351.150,21 sedangkan risiko fluktuasi pendapatan tunai yang harus ditanggung dimasa datang
sebesar Rp 45.549.095,56. Analisis regresi menunjukkan bahwa risiko fluktuasi pendapatan tunai dipengaruhi oleh fluktuasi harga DOC per ekor, harga pakan per
kg, biaya obat per ekor, harga broiler per kg, waktu penjualan, dan jumlah mortalitas.
Wahyu 2004 dengan judul Optimalisasi Risiko Portofolio Pemasaran Produk Sari Mengkudu pada CV Morinda House Bogor mengkaji kebijakan
diversifikasi produk guna menganalisis kombinasi alokasi modal yang optimal tingkat keuntungan pada portofolio perusahaan. Model analisis yang digunakan
adalah Single Index Portofolio dengan hasil kombinasi masing-masing sebesar 10,61 untuk kelompok komoditas Rakos Nusaena, 32,44 persen untuk Morinda
Bogor, dan 29,3 persen untuk Morinda Kapsul. Rauf 2005 menganalisis aspek finansial dan risiko usaha ternak sapi
perah pada PT X di Kecamatan Bogor Selatan. Tujuan penelitiannya adalah untuk melakukan evaluasi finansial, mencari tingkat risiko yang dihadapi dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive
49 dengan alasan perusahaan tersebut letaknya cukup strategis terhadap daerah
pemasaran. Dalam mengevaluasi kelayakan finansial, penulis menggunakan alat analisis berupa kriteria investasi NPV yang menunjukkan nilai Rp 751.892.074,00
BCR sebesar 1,16 dan IRR sebesar 25,94 dengan kesimpulan bahwa usaha tersebut layak dilaksanakan secara finansial. Sedangkan dalam analisis risiko
menggunakan perhitungan hasil yang diharapkan E dengan hasil sebesar Rp 7.977.305,00 per bulan dan risiko usaha sebesar Rp 12.767.035,00 per bulan,
serta koefisien variasi CV sebesar 1,60 yang menunjukkan peluang kerugian per bulan pada periode berikutnya dengan batas bawah keuntungan L sebesar
Rp 4.789.740,00 per bulan. Berdasarkan hasil analisis regresi guna membahas faktor-faktor yang mempengaruhi risiko usaha didapat persamaan model PT X
yaitu Y = 0,602 X1 + 0,653 X2 + 1,676 X3 yang artinya setiap kenaikkan fluktuasi X1 peneriman susu, X2 penerimaan non susu, maupun X3 biaya
pakan akan meningkatkan risiko usaha sebesar nilai koefisiennya dengan asumsi faktor lain tetap atau ceteris paribus.
Hasil penelitian Sulistiyawati 2005 mengenai analisis pendapatan dan risiko diversifikasi usahatani sayur-sayuran pada Perusahaan Pacet Segar
Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyimpulkan bahwa usahatani komoditas daun bawang besar dan komoditas jagung acar lebih efisien dibanding
dengan komoditas lain karena nilai RC sebesar 1,50 dan 1,51. Terjadi kenaikkan alokasi modal sebesar 22 persen untuk komoditas sawi karena pada saat optimal
memiliki tingkat risiko yang meningkat dibandingkan pada saat aktual yang berpengaruh pada peningkatan biaya produksi dan distribusi. Sedangkan risiko
portofolio menurun sebesar 11 persen sehingga dapat dikatakan bahwa dengan adanya optimalisasi maka penerimaan akan mengalami peningkatan dan tingkat
risiko semakin kecil. Ringkasan mengenai gambaran umum penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 10.